Part 27

16.9K 1.8K 903
                                    

Untuk ketiga kalinya, aku ulang tahun di wp guysss

Yang mau kasih kado dm ajaa ya hahhaha

Kasih tip buat aku juga bisa, lewat apk karya karsa

1. Kalian lahir tahun berapa?

2. Lahir bulan apa?

3. Lahir tanggal berapa?

4. Umur kalian sekarang?

5. Kegiatan kalian sekarang?

@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Bantu promosiin GMTH dan TBP dongg!!

•••••

Detik itu jika Luna menitihkan air matanya, seraya menyesali semua hal yang terjadi dalam hidupnya.

"Gam plasee kita sama-sama pernah punya salah, tolong kamu jangan menaruh dendam apapun sama aku." ujar Luna memohon.

Sungguh Luna sangat menginginkan jika ia dan Gama bisa berdamai dan merawat Raden bersama-sama.

Walaupun status mereka sudah berbeda, tetapi setidaknya mereka bisa manjadi orang tua yang baik demi Raden.

Gama tertawa, entah sudah berapa kali Luna mengajaknya untuk berdamai. Namun, jujur saja hatinya masih tidak terima dengan kehidupannya saat ini.

Gama malu, menerima takdirnya sendiri, jika ia adalah mantan narapidana.

Bagaimana nanti jika ia menikah lagi dan orang tua dari pihak perempuan tidak menerimanya sebagai calon menantu karena ia seorang napi?

Pasti mereka akan menyuruh putrinya untuk menikah dengan orang yang lebih baik daripada dirinya.

Apalagi latar kehidupannya yang sejak kecil sudah tidak mempunyai orang tua.

Kedua mata Gama memerah, menhan sakit yang tiba-tiba mengerogoti hatinya. "Lo ngomong kaya gini gampang banget ya, Lun!"

"Mungkin kalo lo nggak balik lagi sama dia gue bakal ngerti lo pisah sama gue pasti karena malu punya suami narapidana, tapi nyatanya lo lebih memilih harta dari pada nunggu gue keluar dari penjara. Dan yang paling bikin gue sakit lo, ninggalin Raden lun."

Sebagai seorang ayah, Gama jelas sangat sakit hati. Apalagi tak berselang lama setelah ia dan Luna bercerai, Gama mendapatkan kabar dari Arka jika, Luna sudah kembali menikah dengan Batra.

Hancur sudah hidup Gama saat itu.

Disaat ia masih mendekam di penjara, Luna malah hidup bahagia dengan mantan kekasihnya.

"Dunia emang nggak adil sama gue!"

"Aku minta maaf." ucap Luna menundukkan kepalanya.

"Basi kontol!" umpat Gama dengan kedua tangan yang mengepal kuat dengan urat-urat yang berada di lehernya menonjol.

Luna memejamkan matanya sejenak, Gama sangat mudah emosi, bahkan lelaki itu masih menyebut alamat kelaminnya sendiri ketika sedang marah padanya.

Apakah dia tidak malu?

"Kenapa si Gam, kamu selalu bersikap seolah-seolah jadi orang yang paling tersakiti?" tanya Luna mulai tersulit emosi.

"Kamu juga harus ingat, dulu kamu perlakukan aku seperti apa. Kamu mukul aku, kamu bentak-bentak aku. Bahkan kamu juga pernah berselingkuh!" lanjutnya seraya menahan rasa sakit yang luar biasa.

THE BEST PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang