Part 31

18K 1.2K 817
                                    

Guysss apaa kabarr?

Ada yang tau aku akhir update bulan apa?

Gimana nih puasaa h2 nya?

Udah berapa bulan ini aku nggak update

Semoga kalian masih nungguin cerita Gama ya, yang lupa alur bisa baca ulang!

Pertanyaan random

1. Tim yang halangan Minggu ini?

2. Menurut kalian vibes puasa 2024 itu gimana?

3. Kalian buka puasa pake apa nih

4. Berapa persen rasa kangen kalian ke cerita TBP ?

Jangan lupa follow ig mereka

@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Bantu promosiin GMTH dan TBP dongg!!

Jangan lupa baca JOVAN : BAD HUSBAND yaaa....

Jangan lupa juga baca cerita Gama : My Toxic Husband (S1)

Ini belum aku revisi, pasti banyak typo jadii kalian tandai dulu yaa!

•••••

Setelah mendapatkan bujukan dan rayuan maut dari sang ayah, akhirnya Raden memaafkan Luna.

Kini balita itu sudah bertingkah manja kepada ibunya, Luna  tersenyum tipis saat Raden kini berada di dalam pelukannya, tangannya yang lembut mengusap hangat rambut Raden .

Luna menoleh ke arah mantan suaminya yang kini menatapnya tak berekspresi.

Tatapan maut Gama membuat Luna tak berkedip.

Gama yang menyadari hal itu pun langsung memutuskan kontak mata mereka dengan menoleh ke arah putranya.

"Makasi Gam," ucap Luna dengan suara pelan namun masih terdengar oleh Gama.

Lelaki itu pun menganggukkan kepalanya, tak bersuara.

"Anti malam mama halus bobo cini lagi." paksa Raden saat pelukan mereka terlepas.

Raden menyesal karena semalam ia tidak jadi tidur dengan Luna. Melainkan tidur bersama Ayu dan teman dekat papanya. Padahal ia suka berharap Luna lah yang menemaninya.

Luna menggaruk lehernya yang tak gatal. Ia bingung harus menjawab permintaan putranya. Takut jika dirinya kembali salah dan Raden kembali marah.

Sejujur hari ini ia harus kembali ke rumah dan tidak bisa menginap di rumah ini.

Luna meraup wajah putranya dengan penuh kasih sayang mencoba untuk memberikan pengertian. "Sayang, nanti sore mama harus pulang. Maaf ya nggak bisa nemenin kamu tidur." ucapnya ragu.

Kedua alis balita itu mengerut tak suka mendengar penolakan itu. "Kalo mama ndak bobo si Aden ndak mau ketemu mama agi." sahut Raden memalingkan wajahnya.

"Kalo mama kamu nggak bisa, nggak usah di paksa." tegur Gama seraya menyentil pelan dahi putranya.

Gama pun tau jika Luna tidak akan betah berada di rumahnya yang sempet ini. Ditambah Luna yang sudah mempunyai suami, tentu saja perempuan itu akan lebih milih pulang dan bersenang-senang di rumah yang mewah itu.

THE BEST PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang