Part 24

15.9K 1.8K 589
                                    

Terimakasih atas antusias kalian guyss!

Pertanyaan random.

1. Lebih suka cerita anak sekolah/kuliah/perkantoran?

2. Lebih suka cerita humor atau sedih?

3. Lebih suka Gama atau Raden?

4. Lebih suka part panjang atau pendek?

Jangan lupa follow ig wpesjeruk
@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Komen di setiap paragraf!

••••

"Pih, Anna mau beli mainan." ucap Anna dengan nada manja.

Kini balita itu berada di pangkuan Batra.

Luna yang baru saja datang pun langusng menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Yang kemarin kan masih bagus, sayang." ujar Luna menasehati agar Anna tidak menjadi anak yang boros.

"Ish mau yang balu, mama." sahut Anna cemberut dengan bibir yang mengerucut dan kedua tangan di lipat di depan dada.

Anna sudah merasa bosan dengan mainannya yang sekarang.

"Ajak mama dong. Papa kalo pergi sendiri nggak mau." ujar Batra seraya melirik ke arah Luna yang duduk di sofa yang berbeda dari mereka.

Mendengar hal itu Luna langsung diam dan tidak berbicara lagi.

Kini Anna turun dari pangkuan Batra dan berjalan menuju ke arah Luna. "Ayo mama, cekalian beli buat teman aku." ajaknya bersemangat.

"Temen baru? Siapa namanya?" tanya Batra penasaran.

Anna terdiam lalu melirik ke arah Luna yang menatapnya bingung.

"Em Tian." jawab Anna sepontan.

Teman baru yang di maksud oleh Anna adalah adiknya, Raden Narko Sebastian, hanya saja Anna tidak mau jujur ke pada Batra, karena waktu itu Luna pernah melarangnya untuk bercerita kepada siapapun jika adiknya sudah berada didekat mereka.

"Wah, kapan-kapan ajak papih bertemu dengan sama teman baru kamu ya." ucap Batra dengan kedua mata berbinar.

Anna tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalnya. "Tapi papih jangan sibuk telus. Jangan pelgi-pelgi lagi." ujarnya memohon.

Batra sangat jarang berada di rumah ini, entah apa alasannya, Anna tidak tau. Yang jelas pria itu, sering pergi ke luar ngeri untuk mengurus pekerjaan. 

"Sampai kapan kamu di indo mas?" tanya Luna kembali memulai percakapan.

"Cuma 3 hari, Lun. Itu pun waktunya mempet banget." jawab Batra jujur.

Ia tidak ada waktu di sini. Pekerjanya di Singapura sangat lah banyak, ia hanya pulang untuk mengurus ataupun menghadiri meeting penting yang berada di Indonesia.

"Ishh, papi pelgi-pelgi terus, Anna nggak suka!" ucap Anna sedikit berteriak karena kesal.

"Sayang, kamu kan sudah ada mama, nak. Papa pergi buat cari uang buat beli mainan kamu."  ucap Luna menasehati.

"Papi ndak sayang aku!" teriak Anna lalu berlari ke arah kamar.

"Biar aku yang jelasin ke Anna." ucap Luna saat melihat raut wajah Batra yang kembali murung.

"Aku pergi dulu. Kalo Anna udah nggak marah lagi kabarin aku ya." pamit Batra kepada Luna.

"Hati-hati mas." jawab Luna lalu menyusul putrinya.

THE BEST PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang