Part 14

17.7K 2.1K 372
                                    

Marhaban ya ramadhan

Pertanyaan random

1. Pernah diam-diam buka puasa di tempat umum ataupun di rumah?

2. Puasa 1 dan 2 masih aman?

3. Pernah lupa makan padahal puasa?

4. Masih punya utang, puasa kemarin?

Jangan lupa follow ig wpesjeruk
@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Komen di setiap paragraf

••••

Gama termenung di depan rumahnya, entah mengapa malam ini perasaanya kembali kacau, apalagi mengingat putranya selalu merengek bertemu Luna.

Rasanya Gama ingin menangis disaat itu juga, akan tetapi ia selalu menahannya. Tidak mungkin laki-laki gagah dan tampan seperti dirinya menangis dihadapan anaknya.

Hari sudah semakin larut, namun baru saja ia akan menyalakan rokok untuk ketiga kalinya, seorang balita berjalan ke arahnya sembari menangis.

"Papa, aden autt." (Papa, Raden takut) rengeknya dengan mata yang sudah berair.

Gama merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan hangat dari sang putra.

"Ke bangun ya?" tanya Gama seraya mengusap punggung putranya dengan lembut, berusaha menenangkan.

Balita itu mengangguk lemah dengan kepala yang menyender di bahu Gama.

Gama berdiri lalu membawa masuk balita itu ke dalam dan membaringkannya di kasur. "Bobo lagi ya." suruh Gama seraya menepuk-nepuk pantat Raden.

Akan tetapi Raden menolak,

"Mau jalan-jalan malem?" tawar Gama karena sejak ia tinggal bersama Raden lelaki itu belum pernah mengajak Raden pergi pada malam hari.

Gama rasa Raden jika perlu melihat dunia di malam hari.

"Sekalang?" tanya Raden terkejut.

Gama mengangguk sembari tersenyum. "Kalo Raden mau."

Kedua bola matanya langsung berbinar. "Auuu." jawab Raden antusias.

Gama pun tersenyum, ia berjalan ke arah lemari, mengambilkan jaket tebal untuk Raden. Karena sudah dipastikan jika udara malam cukup dingin.

"Mau pake sendiri atau papa yang pakaiin?" tanya Gama seraya menunjukan jaket yang ia ambil.

"Papa." sahutnya seraya menunjukan gigi kelincinya.

••••••

Angin malam begitu kencang dan dingin akan tetapi keduanya sangat menikmati. Dengan bermodal motor beat hitam serta uang 50 ribu Gama melajukan motornya mengelilingi kota.

Kini keduanya Melawati pusat jajanan yang sangat ramai. Dapat dilihat dari kaca spion balita ia sangat menginginkan jajan disini.

"Mau makan apa?" tanya Gama disaat motornya masih melaju pelan.

Walaupun uangnya sudah tipis karena akhir bulan, akan tetapi hal itu tidak membuat Gama membiarkan Raden ikut merasakannya. Ia mau menuruti permintaan sang putra

"Em, Aden au hihang hoheng." jawab Raden semangat seraya menunjuk ke arah gerobak penjual pisang goreng.

Padahal jika Gama tidak menawari Raden tidak mau meminta, karena ia takut.

THE BEST PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang