Ini masih mau lanjut kan?
Kalo masih mau lanjut komen dong, yang belum komen di part 20 juga wajib komen ya!
Pertanyaan random
1. Mau sampai part berapa?
2. Mau happy ending/ sad ending / enggak usah ending?
3. Menurut kalian alur cerita ini gimana?
4. Masih mau nunggu Gama sampai ending?
5. Tim part dibawah 50 atau di atas 50?
Absen dulu ya ❤️
Jangan lupa follow ig wpesjeruk
@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaranKomen di setiap paragraf!
Tolong pada komen, hiii!!!
•••••"Adek, budhe Ayu kenapa nggak nganter kamu ke sekolah?" tanya Luna seraya menyisir rambut putranya. Untung saja Luna membawa sisir yang selalu di simpan di dalam tasnya.
Sebenarnya rambut Raden sudah disisir oleh Gama, hanya saja masih berantakan sehingga Luna merapihkannya, agar Raden terlihat semakin tampan.
"Udhe Cakit." (Budhe sakit) jawab Raden jujur.
Luna menganggukkan kepalanya, paham. "Pantesan kamu cuma sama papa aja."
Setelah selesai menyisir rambut Raden, kini Luna memangku balita itu lalu menciumnya dengan penuh kasih sayang. Sedangkan Anna duduk di sampingnya.
"Kamu udah sarapan?" tanya Luna perhatian.
Raden membuka tasnya, lalu mengeluarkan kotak makan berwarna biru dengan gambar superhero.
"Ni, calapan Laden." (Ini, sarapan Raden) jawab Raden tersenyum lebar saat menunjukan bekalnya kepada Luna dan Anna.
"Papa yang masak ya?" tanya Luna ikut tersenyum.
Raden menganggukkan kepalnya. "Ehem."
Mendengar hal itu, membuat Anna tergoda dengan masakan Gama. "Anna mau makan masakan papa Gama, ma." ujarnya memohon.
"Raden mau tukeran bekal sama kakak Anna?" tanya Luna memastikan.
Jika Raden tidak menginginkan ia tidak akan memaksanya. Lagi pula Anna juga membawa bekal sendiri.
"Auuu." jawab Raden bersorak semanggat. Ia juga ingin memakan masakan Luna.
"Yey." sorak bahagia Anna.
Ibu dua anak itu tersenyum lebar, melihat kedua anaknya akur. Ada rasa takut, jika nantinya mereka tau masa lalunya dan tau jika ayah mereka berbeda, Luna belum siap apabila kedua anaknya bertengkar.
"Siapa yang mau sarapan duluan?" tanya Luna seraya mengangkat kedua bekal itu.
"Aden anti dulu." jawab Raden karena pagi ini ia sudah meminum susu dan roti tawar sesuai coklat yang dibuatkan oleh papa tercintanya.
"Berarti kakak dulu ya." ujar Luna lalu membuka bekal yang putranya bawa.
Suapan pertama, Anna langung memuji masakan Gama. "Enak banget, Anna suka masakan papa." ucapnya seraya menikmati makan itu.
"Mama coba ya." suruh Anna.
Luna terdiam, ada rasa takut untuk mencoba makanan itu. Ia takut mengingat momen bersama dengan Gama lagi. Namun, Anna terus memaksanya sehingga mau tak mau Luna juga ikut mencoba makanan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEST PAPA
Teen FictionGama Sebastian laki-laki yang kini menyandang status duda muda dengan wajah yang semakin rupawan. Akan tetapi dirinya bukan lah seorang duda kaya raya, melainkan duda miskin yang sudah mempunyai anak.