19. Selembar Kertas?

262 25 6
                                    

Pukul delapan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul delapan malam. Jungwon, sudah kembali ke rumah nya. Eksistensi nya kini tengah termenung di bibir kasur miliknya.

Dirinya telah berpikir,

apakah ... Dia akan tetap hidup setelah memberikan tetesan darah nya untuk ayah sang sahabat? Ah, Jungwon saja tidak yakin.

Tapi inikan demi Heeseung, Jake dan satu box es cream...

Ada ada saja. Kira kira, kalau dia tidak selamat, yang membayar hutang di warung kopi mbak Inah siapa ya?

Aduh! Makin ngawur! Jangan pikirin itu!yang Jungwon pikirkan kini agak serius... Apakah semudah itu untuk memberikan darah kepada Raja?! Karena yang Jungwon tonton di Film adalah kemungkinan nya rumit. Apalagi yang Jungwon tonton, Vampir nya melawan Manusia Serigala.

Kalau sampai perang juga, Jungwon yakin pasti dia jadi pahlawan di antara nya.

Sedang enak enak nya memikirkan itu, pandangan nya beralih kepada selembar kertas yang tiba-tiba saja terbang ke arah kamar nya.

Jungwon memang ceroboh karena tidak menutup jendela, tapi ... Kertas apa itu?

"Kertas apaan nih? Jelek banget!"

Jungwon jadi penasaran. Kalau di lihat-lihat, kertas ini kuno sekali, berdebu, dan bekas robekan.

Dia mengambil dan membaca kertas yang bertuliskan..

ada masalah besar pada kerajaan yang telah lama dikenal. Raja menderita, rakyat kekurangan. Raja telah menderita sakit yang begitu lama, akibat sang serigala yang serakah. Hanya satu cara yang dapat berlaku, cara itu adalah seseorang dengan liquid darah yang suci. Sesuci salju yang turun di bulan lahir nya. Namun, akan ada bahaya yang melanda jika pemilik darah suci di temukan, Seseorang akan berkorban demi nya dan merelakan nyawa untuk menolongnya, dia adalah pejuang sekaligus–

"Anjir! Malah robek, tapi gak penting juga sih nih kertas buat gue! Guna nya apaan coba?!" Gerutu nya.

Jungwon melirik kearah kalimat terakhir yang hampir ikut sobek, hasrat nya ingin menebak apa selanjutnya dari kalimat itu.

Batin nya menyuruh Jungwon untuk tidak mencari tau kalimat selanjutnya. Ah, bagaimana ini?

Dirinya bingung...

"Kalau dilihat lihat lagi ya! Ini motif kertas nya hampir sama kayak kertas di perpus sekul gue." Gumam Jungwon. "Apa gue cari aja ya? Penasaran juga sih,"

"Ah! Cari aja deh! Semoga beneran ada di perpus gue,"






































Kita percepat. Istirahat pertama, Jungwon putuskan untuk mencari tahu asal usul kertas semalam.

Netra nya menelisik semua buku di perpustakaan, dia tahu ini pasti akan rumit. Karena, perpustakaan tidak sekecil itu ferguso. Tapi, dia tidak boleh menyerah.

Kalaupun kertas itu bukan dari perpustakaan sekolah maupun perpustakaan di dunia nya, ya... Dia akan terus mencari sampai ke ujung duniapun!

"Di mana sih?!"

"Apa gue harus baca satu persatu buku?" Tanya nya.

Saat Jungwon tengah memperhatikan satu persatu buku, diri nya menoleh karena tepukan di bahunya.

"Won,"

Astaga, ternyata itu Jake. Dasar, pemuda ini. Bisa sekali mengagetkan nya.

"Eh, kak Jake!" Kejut nya.

"Hehe... Kok lo tumben banget disini? biasanya di warung mbak inah," tanya Jake.

"Ada hal yang harus gue cari tau." Jawab Jungwon.

"Ceilah, bahasanya. Kayak, serius nyari tau aja lo!" Goda Jake dia ini paling tau bagaimana sifat adik kelasnya.

"Ck, kepo deh lo! Btw, lo ngapain di sini." Jungwon bertanya.

"Kan setiap istirahat pertama gue selalu di sini." Jawab Jake, Jungwon hanya tersenyum kecut.

Biasa, orang pinter mah beda.

"Kak Hee, mana? Biasanya, dia selalu antar lo kesini."

"Lagi di hukum, karena telat masuk. Biasalah, begadang karena tugas tapi gurunya gak mengasihani." Balas Jake.

"Oh, ya udahlah! Gue mau lanjut cari,"Jawab Jungwon. Jake jadi penasaran apa yang Jungwon cari, tumben sekali dia seperti ini. "Mainnya rahasiaan nih, apa sih yang lo cari dari tadi. Bolak-balik mulu,"

Karena malas menjelaskan kepada Jake, Jungwon hanya menyodorkan lipatan kertas malam itu kepada Jake.

"Apaan nih?! Surat cinta?"

"Yakali, gue kasih lo surat cinta, kak. Gak sudi." Jawab Jungwon, Jake hanya mengerling kan matanya.

Di bukalah kertas itu...
Jungwon melihat raut wajah Jake yang terlihat begitu terkejut, apa masalahnya? Itukan hanya teks biasa.

Bahkan, Jungwon mengira itu adalah sobekan dari novel.

"Ini... Lo dapet ini dari mana? Kapan? Dimana?" Tanya Jake bertubi-tubi Jungwon jadi makin bingung.

"Semalem kertas itu terbang ke kemar gue, pukul delapan. Dan gue baca ternyata itu sobekan, gue ngira itu sobekan novel. Jadinya, gue cari di perpus ini."

"Won..." Panggil Jake sedikit berbisik untungnya Jungwon masih bisa mendengar.

"Ya?"

"Ini... Bukan sobekan dari novel. Tapi, dari sobekan buku ramalan dua ratus tahun yang lalu, dan buku ramalan itu bukan di dunia ini."

"Maksudnya?"

"Lo baca kata ini kan? Sang serigala mereka ada di dunia gue jangan lupa satu fakta gue Dhampir."

"Jadi.. lo tau lanjutan kertas ini?"

"Err... Sayangnya gue udah lupa!" Jawab Jake. "Tapi lanjutan dari kalimat ini adalah





































Perang!"

Perang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Holy Blood | ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang