28. Epilog

520 24 7
                                    

Fajar menyingsing di tengah gelap nya istana, sorak porak poranda terdengar riuh. Ratusan pengawal berjejer di penjuru istana mengencangkan pengamanan agar tidak ada penyusup yang masuk.

Padahal matahari belum sepenuh nya menampakan diri, tapi semua penjuru kerajaan sudah menanti dengan senyum bahagia mereka.

Namun sayangnya, tidak bagi seorang wanita berumur ratusan tahun yang terduduk meringis di atas menara yang kumuh.

Tangan lentik nya mengepal, matanya memandang tajam pintu besar kerajaan.

"Akh! Sial, Sulit sekali meyakinkan wanita keparat itu."

"Huft! Tenang, Sowon kau harus tenang. Bukankah aku sudah mengirim sinyal ke pada Nouise?! Kenapa dia belum sampai juga!"

Sedangkan jauh dari menara Jungwon sudah rapih dengan berpakaian khas kerajaan sebenarnya dia risih berpakaian tebal seperti ini, tapi apa boleh buat?

Rambut nya tertata rapih memantulkan pesona tampan nya di depan cermin, kedua tangan nya di beri sarung tangan hitam hingga batas pergelangan.

Oh ya, dengan jubah hitam juga yang sudah dia pakai.

Fyi; Bagian depan jubah ke buka ya!

Udah cocok jadi pangeran beneran nih, pikir nya.

"Wih gila! Ganteng banget gue, iyalah Jungwon gitu loh!"Narsis Jungwon.

Senyuman nya tak henti henti memudar sampai Sunoo masuk kedalam ruangan nya.

Jungwon menoleh kepada Sunoo yang tak kalah tampan. "Jungwon, ayo ikut aku. Kita ke paviliun menjenguk ayah!"

Jungwon mengangguk, sepanjang jalanan koridor menuju paviliun dia terus di lihat banyak orang, seperti: dayang, bangsawan, panglima, prajurit dan lainnya.

Seperti aktris yang berjalan di red carpet saja.

Ya.. gak salah sih,

Telah Jungwon lihat di dalam paviliun pertama sudah berada Heeseung dan Ibu dari vampir bermuka datar alias Sunghoon di sana, lengkap dengan setelan bangsawan yang terkesan tertutup.

"Jungwon... Kemarilah!"

Panggilan dari Irene mengejutkan pemuda berwajah kucing itu, dia menuruti perintah wanita bergincu merah dan mata berwarna merah gelap itu.

"Ramalan itu benar, dan kami benar benar ada. Bukan hanya imajinasi atau dongeng, ku harap kau mengerti. Karena kami menghilang karena suatu alasan, Manusia selalu menuduh kami keji dan tidak berperasaan. Jungwon, jaga lah dirimu setelah ini. Jaga suci darah mu, hati dan jiwa mu. Kembali lah kedunia mu, nanti. Ini bukan terjadi hanya sekedar mimpi mu, ingat lah mimpi mu nyata adanya."

"Aku harap kau rela memberi tiga tetes sari kehidupan mu, karena itu adalah separuh nyawa kami. Dan dirimu nanti akan abadi, selamanya!"























































Srekk-

Tes..

Tes..

Tes...

Bukan lemas atau pusing yang kini dirasakan Jungwon melainkan Jiwa nya yang terasa hilang entah kenapa dan kemana.

Darah itu mengalir di seluruh tubuh raja, dapat Jungwon lihat jika darah nya berwarna merah pekat, semerbak harus dan agak kental.

Manik gelap nya juga dapat melihat bahwa Jake, Jay, Sunghoon, Sunoo dan Niki menutup hidung nya.

Namun, Heeseung tidak mengapa?!

Holy Blood | ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang