Bab 38

25.5K 1.4K 3
                                    

Kurang lebih sudah 2,5 tahun berlalu sejak kejadian itu. Lidya kembali ke rutinitas biasanya sebagai mahasiswa kedokteran setelah libur panjangnya.

Semester terakhir, semester yang paling di takuti oleh semua mahasiswa. Stres, tangis, marah, kecewa, semuanya bergabung menjadi satu di semester ini.

***

Di tengah asiknya menikmati pulau kapuk, masih dengan mata yang tertutup rapat, samar-samar Lidya mendengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya.

Tapi karena rasa kantuknya masih mau menguasai kesadarannya, tangan Lidya terulur untuk mengambil bantal dan menutup kedua telinganya menggunakan itu.

Tok

Tok

Tok

"Lidya! Lidya bangun, Sayang. Udah jam berapa ini astaga, kamu mau terlambat lagi hah?" teriak Ayana dari luar kamarnya.

"...."

Hening, tidak ada jawaban sama sekali dari Lidya. Hal itu membuat Ayana semakin geram dengan kebiasaan buruk anak gadisnya itu. Dari dulu sampai sekarang tetap saja kebiasaannya tidak berubah-berubah.

Entah sudah berapa kali surat panggilan orang tua ia terima. Semua itu hanya karena Lidya yang selalu telat dan membuat dosen-dosennya murka karena hal itu.

Jika bukan karena keluarga mereka adalah pemilik kampus tersebut, sudah pasti sejak dari lama Lidya akan dikeluarkan dari kampus tersebut.

Karena geram tidak ada tanggapan sama sekali dari pemilik kamar, Ayana harus mengambil kunci cadangan dan membuka pintu kamar anaknya menggunakan kunci tersebut.

Ceklek

"Ya Allah, anak gadis orang kok kelakuannya kayak begini. Kamar berantakan, buku dimana-mana, sampah berserakan. Mau jadi istri macam apa kamu nanti kalau kelakuanmu seperti ini, Lidya!!" marah Ayana melihat kamar Lidya seperti kapal pecah.

"Bangun gak! Asya bangun! Udah mau wisuda juga kelakuannya masih sama. Jam segini masih enak-enaknya tidur, kamu ini niat mau jadi dokter atau tidak sih!" cercah Ayana sambil membuka tirai kamar Lidya.

Seketika cahaya ilahi masuk menembus mata indah Lidya yang masih tertutup.

"Adu, Bund, silau banget. Masih pagi banget ini, tutup lagi gordennya, bund...." pinta Lidya yang berusaha menutup wajahnya menggunakan selimutnya.

"Ckckck" decak ayana sambil berkacak pinggang.

"Liat? Kamu liat sendiri kan? Mana ada pagi yang mataharinya udah silau kek gini?" Tanya Ayana tajam.

Ayana menarik selimut yang dikenakan Lidya untuk menutup seluruh tubuhnya.

Mata Lidya disilaukan kembali oleh cahaya matahari. Alhasil terjadilah drama tarik menarik selimut antara ibu dan anak itu.

"Asya!! Mandi sekarang atau Bunda sita mobil kamu selama sebulan? Biar kamu tahu rasa jalan kaki itu capeknya kayak apa!" ancam Ayana.

"Hmm .... nanti Asya perginya sama abang gojek aja gpp ...." gumam Lidya tak minat.

Ayana geram mendengar jawaban Lidya. Setiap berdebat, pasti ada saja balasan dari sang anak yang membuatnya tak bisa berkutik lagi.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang