Bab 69

24.1K 1.2K 22
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Mas."

"Na'am, Sayang?"

"Mas, g cape apa peluk aku kayak gini terus?" Tanya Lidya. Ia memainkan rambut suaminya yang ada di atas dadanya. Fatir sedari tadi memeluknya dari atas dan dirinya yang disuruh baring terlentang.

"Enggak sama sekali, Sayang. Soalnya kamu udah bikin mas kecanduan." jawab pria itu. Ia memejamkan mata menikmati sapuan sang istri di kepalanya.

"Huf, tapi aku yang tersiksa mas! Badan aku rasanya mau patah di tindih mas dari tadi kek gini." keluh Lidya tak terima.

Fatir mendengar itu langsung terduduk. "Hah? Masa sih, Yang? Astaghfirullah, maaf yah, mas jadi egois banget sama kamu." lirihnya menyesal. Ia memandang iba pada sang istri.

"Pffftttt ... Bwahahahha. Mas, kalau lagi kek gini, ekspresinya lucu banget. Kayak gini nih ... Hunggg ..." Lidya memperagakan ekspresi Fatir sekarang seperti apa. Tapi ia lebih-lebihkan jadi terlihat sangat lebay.

Fatir memicingkan matanya pada sang istri. Ia bersiap untuk membalas dendam.

"Aaaaa, hahahaha mas hahaha, geliiiii mass huaahahaha ...." Lidya yang di serang bertubi-tubi oleh suaminya langsung bangkit dan buru-buru ingin kabur.

Hap!

"Aaaa!!" teriak Lidya saking terkejutnya.

Percuma usahanya tadi, ternyata Fatir lebih dulu menarik tangannya dan menindihnya di kasur.

"Dapat! Kamu g bisa kabur kemana-mana. Sekarang kamu jadi tawanan, mas." kata Fatir. Posisinya sekarang ada di atas Lidya. Tangannya mengurung tubuh sang istri di kanan kiri.

Glup

Bukannya takut. Lidya malah memerah. Suaminya tampan sekali jika di lihat dari bawah. Ia pun memalingkan wajahnya ke samping karena malu dilihat seperti itu.

Glup

Fatir meneguk air liurnya susah payah saat melihat leher mulus dan jenjang sang istri. Dari atas, ia dapat melihat betapa cantiknya setiap pahatan Tuhan pada wajah istrinya.

Bruk

Fatir tak kuasa menahan bobot tubuhnya. Ia terjatuh dan bibirnya langsung mengenai tulang bahu sang istri yang terbuka.

"Mas! Mas, ngapain??" tanya Lidya. Ia merasa lehernya seperti di hisap. Ia takut kalau tiba-tiba suaminya mengeluarkan taring dan ternyata ia adalah vampir penghisap darah.

Lidya terus mencoba menghentikan Fatir. Ia berusaha keras mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya. Tapi percuma, tenaganya tidak sekuat itu.

"Hiiikkk!!!" Ia pun pasrah, menutup matanya rapat-rapat dan bersiap merasakan gigitan vampir yang menyakitkan.

"Hihi, kenapa ekspresinya kayak gitu, Sayang?" tanya Fatir. Sekarang ia yang tertawa melihat ekspresi ketakutan sang istri.

Lidya membuka matanya satu, "Udah, mas?" tanyanya.

"Apanya yang udah?" tanya Fatir bingung.

"Nancapin taringnya. Kok g sakit?" tanya Lidya yang keheranan.

"Hahaha, kamu ini ada-ada aja deh. Mas g punya taring, Sayang. Makanya jangan kebanyakan baca wattpad." ejek Fatir. Ia tertawa terbahak-bahak sampai sakit perutnya.

"Ya trus ngapain tadi ngisepin Asya? Kan cuma Vampir yang kayak gitu." sewot Lidya tak terima di tertawakan.

"Jadi, kamu tadi ngiranya mas vampir gitu? Ya Allah, Sayang. Di dunia ini tuh mana ada yang namanya vampir. Tuh kan, kamu kebanyak halu sih." ejek Fatir lagi, membuat Lidya cemberut dan mengerucutkan bibirnya lucu.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang