Sekretariat BTFK
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatu." Jawab semua orang.
"Baiklah adik-adik, sebelumnya terimakasih untuk semuanya yang sudah menyempatkan waktu untuk mengikuti rapat hari ini. Kakak-kakak tidak punya banyak waktu juga, karena setelah ini kami harus lanjut koas lagi di rumah sakit. Jadi langsung saja, ada beberapa hal yang kami ingin sampaikan. Ini terkait kegiatan halal bihalal yang In Sya Allah akan di adakan pada hari Jumat."
Semua orang menyimak baik-baik apa saja yang dijelaskan oleh ketua BTFK. Termasuk Lidya, pasalnya ia memegang peran yang cukup penting dalam acara itu.
***
Rapat pun selesai, dan semua anggota BTFK sudah diperbolehkan untuk kembali ke kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.
Sekretariat BTFK letaknya setelah masjid kampus, lumayan butuh tenaga untuk berjalan ke situ. Tapi masjid kampus letaknya pas di samping fakultas mereka, jadi dengan berjalan kaki pun tak masalah.
"Lidya!"
Lidya yang merasa di panggil pun berbalik. Ternyata ketua BTFK yang memanggilnya. Lidya yang tadinya ingin ke kelas, sekarang terhenti dan dihampiri oleh pria tersebut.
"Hai! Apa kabar?" tanya pria itu. Ia mensejajarkan langkahnya dengan Lidya. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya. Sejak rapat dimulai dan sampai sekarang, ia memang selalu memerhatikan Lidya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya pria tersebut menyukai Lidya. Entah sejak kapan itu terjadi, yang jelas ia selalu berusaha untuk mendekati wanita pujaannya.
"Baik, kak. Kak Rayyan sendiri apa kabar?" tanya Lidya basa-basi.
"Alhamdulillah, baik. Tapi selama koas rasanya kek capek banget, kadang g tidur 3 hari karena jagain pasien. Makan juga g teratur saking padatnya jadwal," keluh Rayyan.
"Oh gitu yah kak. Maklum sih, jadi koas emang sibuk banget." ucap Lidya seolah biasa-biasa saja.
"Ya Allah, dek. Kamu ini kapan pekanya sih? Capek lo kakak di giniin terus." batin Rayyan sedih. Ia haus akan perhatian dari Lidya, tapi wanita itu selalu saja cuek menanggapinya.
"Oh iya kak, Lidya pengen ngomong sesuatu."
Rayyan yang awalnya lesuh, sekarang jadi antusias lagi. Mungkin saja Lidya ingin menyatakan sesuatu padanya. Suka mungkin?
"Sebenarnya udah dari lama sih kak, Lidya pengen ngomong ini. Tapi timingnya belum pernah ketemu. Jadi karena kebetulan kita bisa ngobrol berdua kek gini, saya pengen ngomong ini sekarang." Ucap Lidya. Ia menatap Rayyan penuh keseriusan.
Deg deg deg deg
Jantung Rayyan makin deg-degan. Ia sudah menunggu momen ini dari lama.
"Kebetulan sekali, kakak juga pengen ngomong sesuatu sama kamu." kata Rayyan. Ia jadi salting sendiri.
"Ya udah kak, kita sambil jalan aja yah. Soalnya Lidya udah mau masuk kayaknya." Lidya melihat jam tangannya yang tinggal 10 menit lagi jam 1.
"Boleh, kakak juga kebetulan parkirin mobil di halaman Fakultas."
Mereka berdua pun berjalan berdua seperti yang di katakan. Tapi Lidya dan Rayyan tetap menjaga jarak. Bagaimanapun mereka juga tahu batasan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dan tidak ada ikatan halal di antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Arrogant!! (TAMAT)
Spiritual[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] ✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!] Peringatan!!! Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat, sudah banyak yang menyerah karena alurnya berat!!! "Oke Lidya setuju. Jadi selama kalian ke luar ne...