Hai semuanya, enggak kerasa yah, novel kisah Lidya dan Fatir sudah sampai bab ini. Padahal baru 2 minggu yang lalu loh kalian marah-marah sama sama Fatir. Gimana masih marah?
Wkwk tunggu aja, kita akan lihat, setelah seluruh kebenarannya terungkap 🙈
Buat kalian yang setia menunggu kelanjutan cerita mereka selama ini, author ucapkan terimakasih banyak🤧
Novel ini tidak akan berkembang sejauh ini tanpa dukungan dari kalian semua. Kalianlah yang memotivasi author untuk terus melanjutkan kisah ini.
Enggak banyak yang bisa author bilang, tapi semoga kalian suka sama endingnya apapun yang terjadi.
Happy reading ❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
Lidya sedang makan siang di salah satu restoran terkenal dan yang pastinya cukup mahal. Ia memesan banyak makanan untuk memuaskan nafsu makannya.
"Asya? Ini Asya kan?"
Lidya merasa terpanggil. Ia pun mendongak dan melihat siapa yang berdiri di depannya saat ini.
"Loh, Mas Akmal?" Lidya langsung berdiri dan menyapa pria itu. Ingat, kan? Anak pak karyo yang ikut mengantar Lidya ke pesantren waktu itu?
"Ternyata beneran kamu toh. Apa kabar kamu?" tanya Akmal. Ia sangat senang akhirnya bertemu lagi dengan wanita itu.
"Baik, mas. Mas juga apa kabar?" tanyanya. Akmal mengulurkan tangan untuk menjabat tangannya, tapi dengan segera Lidya menelungkupkan tangannya. Hal itu membuat Akmal jadi merasa malu sendiri.
"B-baik juga. K-kamu sendirian aja di sini? Suami kamu mana?" tanya pria itu. Ia tahu kalau Lidya sudah menikah. Dan sekarang ia juga sudah tidak berharap cinta pada wanita itu.
"Lagi kerja dianya, mas. Oh iya duduk dulu. Enggak baik ngobrol sambil berdiri seperti ini." Lidya mempersilahkan pria itu duduk di kursinya.
"Terimakasih, tapi saya kesini bersama istri dan anak saya. Sayang, sini!" Akmal memanggil seseorang yang tak jauh darinya. Wanita itu menggendong seorang bayi dalam pelukannya.
"Kenalin, ini Asya yang pernah mas ceritakan. Asya, ini istri saya, Ilona. Lalu ini putri kami, Kanaya." Akmal memperkenalkan keduanya pada Lidya dan sebaliknya.
"Halo, mbak. Salam kenal, saya Ilona, istrinya mas Akmal." Wanita itu mengulurkan tangannya pada Lidya. Tentu saja Lidya dengan senang hati menjabat tangannya.
"Salam kenal juga, mbak Ilona. Saya Asya. Senang bertemu dengan kalian bertiga. Ayo silahkan duduk dulu." Lidya mempersilahkan mereka berdua untuk duduk kursusnya dnegan sangat ramah.
"Masya Allah, mbak Asya ini memang sangat cantik. Sama seperti yang sudah pernah diceritakan." Ilona menatap suaminya yang sedang menatapnya heran. Begitupun Lidya. Wanita itu sedang kebingungan dengan omongannya.
"M-maksudnya apa yah mbak?" tanyanya.
"Loh, mbak Asya enggak tahu? Suami saya ini pernah suka loh sama mbak. Katanya mbak Asya cinta pertama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Arrogant!! (TAMAT)
Espiritual[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] ✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!] Peringatan!!! Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat, sudah banyak yang menyerah karena alurnya berat!!! "Oke Lidya setuju. Jadi selama kalian ke luar ne...