PERINGATAN!!!
⚠️⚠️⚠️⚠️TIDAK BAIK UNTUK ANAK KECIL!!! MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. APALAGI UNTUK PARA JOMBLO!!
HAL INI DI LAKUKAN OLEH PASANGAN YANG HALAL SAJA!!
JANGAN MENIRU ADEGAN DALAM CHAPTER INI KEPADA PACAR, SAHABAT, APALAGi SUAMI/ISTRI ORANG!!
JANGAN PERNAH!!!!!PRAKTIKKAN INI KEPADA SUAMI/ISTRI KALIAN SAJA!! YANG BELUM PUNYA, TUNGGU SAJA, NANTI JUGA ADA WAKTUNYA!!!
"Terimakasih, Sayang. Mas enggak tahu lagi mau berbuat apa kalau enggak ada kamu."
Cup
Fatir mengecup lama pundak istrinya yang terbuka. Ia masih setia memeluk Lidya dari samping dengan posesif, tanpa ada niat untuk melepaskannya. Kapan lagi bukan, ia mendapatkan jackpot seperti ini.
"Hmm." Jawab Lidya singkat. Ia masih marah pada pria itu. Entah sampai kapan dirinya seperti itu. Memaafkan Fatir sangat sulit setelah semua yang ia lakukan terhadapnya dulu.
"Ck, udah lepasin! Suhu tubuh lo udah normal. Jangan kira kalau gue enggak tahu ya, lo cuma ambil kesempatan dalam kesempitan dari tadi." kesalnya.
Fatir terkekeh. "Sebentar lagi, Sayang." Pintanya. Ia kembali memeluk istrinya dengan Sayang. Lidya memutar bola matanya malas.
"Ck!." Decaknya menatap sisnis. Biarlah Lidya untuk saat ini menuruti permintaan pria itu. Tapi besok, tunggu saja, pembalasannya belum selesai.
***
Sesuai dengan yang Lidya katakan tadi, Fatir benar-benar menepati janjinya sekarang. Pria itu sudah melepaskan pelukan mereka. Meskipun sebenarnya Fatir benar-benar merasa kehilangan, tapi apa boleh buat.
"Sayang, badannya di tutup lagi yah. Mas takut khilaf," ucapannya. Pria itu memakaikan selimut pada istrinya. Dan Lidya hanya diam saja menerima semua perlakuan Fatir padanya.
Mereka berdua sekarang hanya menatap ke arah langit-langit. Fatir meraba ke samping, ia mencari tangan Lidya untuk digenggamnya.
Cup
Ia mencium tangan itu setelah mendapatkannya. Fatir meletakkan tangan Lidya di dadanya. Tak mau sama sekali untuk melepaskannya. Lagi-lagi Lidya hanya terdiam.
"Em-"
"Sa-"
"Lo aja dulu." Suruh Lidya. Ia dan Fatir sama-sama ingin bersuara tadi, tapi langsung terhenti satu sama lain.
Fatir tersenyum senang. Akhirnya istrinya mau berbicara sedikit lembut kepadanya.
"Sayang, mas seneng banget akhirnya bisa sedekat ini lagi sama kamu. Tidur di kasur yang sama, di bawah selimut yang sama, dan menggenggam tangan kamu seperti ini lagi."
Cup
Lagi-lagi pria itu mencium punggung tangan istrinya dengan penuh cinta. Kali ini bahkan lebih lama.
"Kenapa badan lo penuh luka kayak gitu?" Tanya Lidya. Sedari tadi, pertanyaan itu terus menghantui pikirannya.
Fatir langsung menegang. "Perlukah mas menjawabnya??" tanya Fatir gugup, ia hanya ingin memastikan.
"Hmm." Gumam Lidya malas. Ia memincingkan matanya sipit ke arah pria itu.
Fatir menghela nafasnya pasrah. "Ini semua karena kamu, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Arrogant!! (TAMAT)
Spiritual[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] ✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!] Peringatan!!! Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat, sudah banyak yang menyerah karena alurnya berat!!! "Oke Lidya setuju. Jadi selama kalian ke luar ne...