"Hufff ..." Lidya terduduk lesu di depan koridor rumah sakit. Ia memegang kepalanya pusing. Mungkin benar kata ayahnya, ia seharusnya tidak usah terlalu keras berusaha menjadi dokter. Keluarganya bisa membuatkan rumah sakit seperti ini untuknya jika ia mau.
Tak perlu bersusah payah untuk menjaga pasien dan mendengarkan ocehan para dokter, ia bisa menggaji bahkan sampai 1000 dokter sekalipun.Tapi ia berpikir bahwa sesuatu yang di dapat atas hasil kerja keras sendiri itu jauh lebih membahagiakan daripada yang di dapat secara instan.
"Dr. Lidya!"
"I-iya, Sust?" Lidya terperanjat kaget setelah mendengar panggilan seseorang kepadanya. Ternyata seorang perawat yang berasal dari bagian anak dan kandungan lah yang memanggilnya dari kejauhan.
"Dr. Janet mencari Anda dan disuruh ke ruangan pasien VVIP 1 sekarang juga." ucap perawat tersebut.
"Baik, saya akan segera ke sana. Terimakasih, Suster." balasannya dan segera bergegas memenuhi panggilan dokter pembimbingnya tersebut.
***
Tok tok tok
"Silahkan masuk!"
Lidya menarik nafas panjang sebelum menemui pasien barunya. Ia senam bibir terlebih dahulu agar tidak kaku dan selalu tersenyum ramah menghadapi pasiennya di dalam sana.
Ceklek
"Selamat, siang, Bu, Pak. Saya dr. Lidya selaku asisten dari dokter Janet, mulai hari ini saya di tugaskan untuk mengecek kondisi ibu selalu sebelum menjalani operasi caesar minggu depan." jelas Lidya dengan ramah kepada pasiennya yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Lidya melihat wanita itu sedang makan di suapi oleh sang suami.
"Hua romantis sekali. Kalau mas Fatir ada, pasti aku juga akan disuapi seperti itu ketika sakit." Batinnya iri.
Meskipun sedang sakit, wanita itu tetap saja masih terlihat cantik secara alami. Hanya ada kerutan halus di bagian mata dan dahi, serta bibirnya yang sedikit pucat. Itu pun tak bisa melunturkan aura kecantikannya sama sekali.
Sepertinya umur mereka juga tidak jauh berbeda. Meskipun memang Lidya jauh lebih muda sebenarnya, ia baru 25 tahun dan tulisan data pasien menunjukkan kalau wanita itu berusia 29 tahun.
Wanita itu balik tersenyum ramah kepada Lidya. "Selamat siang juga dr. Lidya. Perkenalkan saya Flora, dan ini suami saya, mas Adam."
Lidya menatap punggung laki-laki yang di tunjuk Flora kepadanya. Pria itu lagi membelakanginya.
"Mas, itu ada dokter mau kenalan." tanya Flora kepada sang suami.
"Iya, Sayang. Ini makan dulu."
Deg
"Ke-kenapa suaranya seperti ...." Lidya membatin kaget. Suara pria itu benar-benar sama persis seperti suara seseorang yang ia kenal.
Setelah pria itu menyuapi istrinya, ia pun berbalik dan detik berikutnya mata mereka berdua langsung saling bertemu satu sama lain.
Deg deg deg deg
"Ma-mas Fatir?" ucap Lidya tercengang.
Jantungnya seperti ingin copot dari tempatnya. Wajah itu, wajah pria itu sama persis dengan wajah suaminya, Gus Fatir. Betapa Lidya rindu ingin bertemu sang suami, tapi sekarang ia malah dipertemukan dengan pria lain yang mirip dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Arrogant!! (TAMAT)
Spiritual[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] ✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!] Peringatan!!! Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat, sudah banyak yang menyerah karena alurnya berat!!! "Oke Lidya setuju. Jadi selama kalian ke luar ne...