Chapter 5

429 273 32
                                    

Setibanya Velix di kantor, ia langsung di beritahukan oleh sang sekretarisnya bahwa dokter Maria menolak menjadi dokter pribadinya Calvin.

Karena mendapatkan penolakan tersebut, Velix pun menyuruh sang sekretaris untuk kembali ke ruangan nya. Setelah itu....

"Baiklah kalau kau tak bisa diajak kerja sama dengan baik, maka biar aku saja yang langsung turun tangan" batinnya.

Velix pun langsung kembali ke meja kerja nya dan ia membuka laptopnya dan menuliskan pesan nya untuk ia kirim kan kepada Maria.

Saat Velix tengah menuliskan pesan nya itu, tanpa ia sadari sang adik datang ke perusahaan nya dan...

"Yahh, lihatlah betapa buruknya kalimat yang kau buat ini ka" ucapnya

Velix yang baru menyadari kehadiran sang adik lantas menatapnya dengan dingin dan tak mengatakan apapun juga, kemudian....

"-lihatlah betapa formal dan kaku nya pesan yang akan kau kirimkan ini" lanjutnya

Velix yang mendengarnya hanya menatapnya dingin dan sinis, tak lupa ia mengangkat salah satu alisnya.

Melihat sang kakak tak juga mengerti dengan maksudnya, lantas Avrian langsung mengambil alih laptop sang kakak kemudian dengan tingkah yang absurd ia langsung mengirimkan foto-foto milik sang kakak pada Maria. Avrian melakukan hal tersebut karena ia yakin bahwa di zaman sekarang wanita mana yang tak akan tertarik dengan wajah tampan sang kakak, tentunya juga bukan hanya uang nya saja.

Velix yang melihat tingkah absurd dari sang adik lantas dengan segera merebut kembali laptopnya dan...

"Apa kau gila!?, Sampai harus melakukan hal sekonyol ini?" Ketusnya pada sang adik

Avrian yang mendengarnya hanya menghela nafasnya dan...

"Aku sudah melakukan nya dengan benar ka, gunakan saja wajahmu untuk membuatnya setuju. Dan wanita mana yang bisa menolak wajah tampan milikmu?" Godanya pada sang kakak sambil tersenyum

Velix yang mendengarnya hanya memutarkan bola mata nya dengan malas dan menghela nafasnya setelah itu ia mengambil laptopnya dari sang adik, namun terlambat saat Velix mengambil laptopnya. Karena semua foto-foto yang Avrian pilih sudah terlanjur terkirim kepada Maria.

Saat ia melihat foto-foto selfie nya sudah terkirim kepada Maria....

"Dasar adik tak tau malu, sudah tau dirinya suka tak beres masih saja mengajak orang untuk malu bersama dengan dirinya" batinnya sambil memandangi semua foto-foto selfie nya yang sudah terlanjur terekspor kepada Maria.

●●●

Di lain tempat, Maria yang menerima pesan singkat dari Velix lantas membuka nya dan...

"Yah lihatlah Pria ini..." Gerutunya pada layar ponselnya

Vina yang saat itu ada di kamar, lantas menghampiri Maria dan....

"Ada apa Mar?" Tanya nya yang penasaran

Maria lantas memberikan ponselnya untuk Vina lihat, saat Vina melihatnya....

"Wahh... Wajah tampan siapa ini Mar?" Timbalnya yang penasaran

Seperti yang diharapkan oleh Maria bahwa sang sahabat akan merespon hal seperti itu, kemudian Maria mengambil kembali ponselnya dan...

"Kau memang tak pernah bisa diharapkan Vin, kalau pasal soal pria" Gerutunya

Vina yang mendengarnya hanya terkekeh kecil lalu tersenyum, dan...

"Baiklah, baik. Aku tadi hanya sekedar bergurau pada mu Mar" Ucapnya dan duduk di samping Maria

Unusual Love ||『END』✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang