Chapter 2

605 330 108
                                    

Saat Velix keluar dari ruangan tersebut, ia mendapatkan sebuah panggilan dan segera ia mengangkat panggilan tersebut.
"Pak kita hari ini ada kunjungan ke Rs. Healthy Care, untuk membacakan dan memberikan sebuah penghargaan disana" ucap sang asisten

"Hm.. baiklah kau aturkan saja" timbal nya dan langsung mematikan panggilan tersebut.

Velix pun bergegas keluar dan turun ke lantai dasar untuk pergi ke pertemuan selanjutnya.

•••

Saat Velix tiba, ia secara tak sengaja melihat Maria bertemu dengan Chris. Namun saat pertemuan yang ia lihat, Chris justru menggandeng tangan seorang gadis di depan hadapan Maria. Ya gadis yang Chris gandeng saat itu adalah pacar barunya, Chris menggandeng tangan kekasihnya bermaksud untuk memamerkan kemesraan mereka pada Maria, namun Maria sudah tak perduli dengan Chris dan berjalan berlalu begitu saja melewati nya.

•••

Saat tiba di acara pemberian penghargaan, Velix pun naik ke atas panggung untuk membacakan pemenang penghargaan. Chris yang sudah menunggu untuk dirinya naik ke panggung dan menerima penghargaan dari Velix lantas mempersiapkan dirinya.

Ketika Velix sudah diatas panggung, ia teringat pada apa yang Maria katakan.

Kemudian tanpa basa basi, Velix langsung mencoret nama Chris di kertas yang sudah diberikan padanya. Kemudian....
"Pemenang untuk penghargaan hari ini..." Ucapnya

Semua orang yang berada di ruangan tersebut menanti-nantikan jawaban yang diberikan oleh Velix.
"-tidak ada. Sekian terimakasih" lanjutnya dan setelah itu ia turun dari atas panggung tersebut.

Semua orang yang hadir saat itu heran pada apa yang dikatakan oleh Velix, karena pasalnya sebagian dari orang yang bekerja di Rs. Health Care sudah tau bahwa Chris lah yang akan menerima penghargaan tersebut. Namun ketika hari yang sudah Chris nantikan justru tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Setelah pembacaan penghargaan tersebut, Velix pun bergegas pulang ke rumah.

Velix Rahendra, tak hanya CEO dari Perusahaan Tiens Group, ia juga memiliki kerja sama yang kuat dengan Rs. Health Care, dimana terlebih dahulu mendiang sang Kakek sangat berjasa dalam bidang kesehatan di rumah sakit tersebut, sehingga Penerus dari rumah sakit itu tak melupakan jasa yang sudah diberikan oleh Tuan Tiens Rahendra kala itu.

•••

Saat tiba di rumah, Velix langsung membersihkan rambut Maria yang masih menempel di Bros dasi milik nya.

Setelah itu ia membersihkan dirinya, ia pergi ke ruang kerjanya dan melihat resume dokter untuk sang putra.

Begitu banyak resume yang ia terima, namun tak satu pun yang ia sukai, ia membuang dan meremas-remas resume tersebut kemudian membuangnya ke tempat sampah yang terdapat di ruang kerjanya.

Diantara resume yang ia lihat, ada satu resume yang menarik hati nya, dan ia menarik resume tersebut dan saat ia membukanya ternyata resume tersebut milik Maria Barbara.

Ia membaca resume tersebut dan setelah ia membaca resume milik Maria, ia pun segera melakukan hal yang sama dengan resume-resume sebelumnya.

Karena tak kunjung mendapatkan sesuai dengan yang ia inginkan, Velix memutuskan untuk mendatangi Calvin di kamarnya.

Saat Velix tiba di kamar sang putra, ia mendapati bahwa sang putra masih belum tidur.

Calvin saat itu tengah bermain tablet dan ditemani oleh saputangan dan juga labu pemberian dari Maria saat itu.

Velix akhirnya menyuruh Calvin untuk tidur, namun Calvin menolak dan pada akhirnya Velix mengambil tablet milik sang putra dan menyuruhnya kembali untuk segera tidur.

Hal tersebut dilakukan oleh Velix karena Calvin memiliki IQ jauh lebih tinggi dari anak seusianya.

Setelah itu dengan terpaksa Calvin pun menguburkan dirinya di bawah selimut bersama-sama dengan saputangan dan juga labu pemberian dari Maria.

Velix pun yang melihatnya pun tersenyum dan ia segera keluar dari kamar Calvin, tak lupa Velix mematikan lampu di kamar Calvin agar ia benar-benar tidur.

Setelah Velix pergi, Calvin mengeluarkan kepalanya dari bawah selimut dan Calvin tak benar-benar tidur saat Velix keluar dari kamarnya.

Calvin mengeluarkan saputangan dan juga labu yang diberikan oleh Maria, karena sedari tadi saputangan dan juga labu itu ia sembunyikan di samping bawah selimut milik nya agar sang papa tak mengetahuinya.

Calvin mencium saputangan dan juga labu tersebut untuk mengingat aroma Maria saat menyelamatkannya.

•••

Disatu sisi, Velix yang sedang tertidur tiba-tiba saja bermimpi buruk. Ia kembali teringat pada masa lalu nya dimana ia mengalami sebuah kecelakaan saat itu. Dan di saat kecelakaan tersebut, mobil yang ia gunakan terbalik dan di dalam sana ada seorang anak bayi yang tak lain dan tak bukan adalah Calvin.

Malam yang sunyi di sertai turunnya hujan membuatnya suasana semakin tegang dan juga menakutkan.

Saat mobil mereka terbalik, seorang wanita datang dan menggendong anak bayi tersebut dan membawanya pergi.

Velix yang saat itu terluka parah memanggilnya dan memintanya untuk jangan pergi sebelum polisi datang, namun wanita itu tak mengindahkan nya.

Hingga akhirnya Velix terbangun dari tidurnya, ia kemudian membuat kopi dan bekerja di ruang kerjanya.

Avrian Rahendra datang, ia menghampiri sang kakak yang tengah enak meminum kopi dan...
"Sudah larut malam, dan kau masih saja bekerja?" Ucapnya

Velix hanya melihatnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"-jangan katakan kau memimpikan hal yang sama berulang kali" lanjutnya dan mencoba meminum kopi milik sang kakak.

Velix menatapnya dan...
"Apa kau tak ada kerjaan selain meminum kopi miliku?" Ketusnya

Avrian hanya terkekeh kecil mendengarnya dan...
"Maaf, aku hanya mencicipinya sedikit" timbal Avrian

Dan saat ditengah-tengah tawa tersebut...
"Aku kagum padamu kak, belum beberapa hari kau menepis berita pasal kehidupan mu dan juga Calvin, kau sudah memiliki seorang kekasih" ucap

Velix yang mendengarnya terkejut dan menatap kearah Avrian.

Avrian yang melihat lantas mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan berita yang tengah hangat hari ini, dan ya benar sesuai dengan apa yang Avrian katakan berita tersebut berkaitan dengan dirinya.

Velix yang melihat nya hanya menatap dingin pada sang adik dan...
"Oh, anggap saja angin berlalu" timbal nya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Avrian hanya menghela nafasnya, seperti yang ia harapkan. Sang kakak pasti akan memberikan respon seperti itu, dan itu sudah menjadi hal wajar bagi dirinya saat Velix memberikan respon seperti itu.

Saat Velix tengah sibuk dengan pekerjaannya, Avrian yang tak sengaja melihat resume milik Maria kala itu...
"Siapa gadis itu ka?" Ucapnya dan mengambil resume tersebut dari tempat sampah

"Ntah, aku tak mengenalnya" timbal Velix yang masih berfokus pada pekerjaannya

"Cantik ka, aku rasa dia akan cocok dengan ku" ucapnya sambil terkekeh

Pandangan Velix pun tergoyahkan dan ia menatap kearah Avrian, kemudian...
"Sudah cukup banyak wanita yang kau kencani bodoh" Ketusnya dengan tatapan yang dingin

Avrian hanya terkekeh kecil dan...
"Aku hanya bercanda ka" ucapnya kemudian membuka resume milik Maria

Saat Avrian membuka resume milik Maria...
"Ka, aku rasa ia akan cocok dengan Tuan Muda Rahendra kita" ucap spontan Avrian

Velix yang mendengarnya lantas mengalihkan pandangannya dan mengambil resume yang Avrian liat, saat ia membaca nya...
"Oh... Sama saja dengan yang sebelumnya" Ketusnya dan meletakkan kembali resume tersebut di atas meja.

Unusual Love ||『END』✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang