Author POV
Seminggu berlalu setelah kejadian jam makan siang waktu itu.
Fani dan Via saling diam dan tak saling sapa satu sama lain,walaupun mereka setiap hari bertemu ditempat kerja,tapi tak salah satu dari mereka yang mau menegur lebih dulu.mereka memilih saling mengacuhkan.pegawai-pegawai lain jadi heran melihat kerenggangan mereka.Fani yang merasa bersalah sangat tidak nyaman dengan keadaan semacam itu.
Saat jam makan siang tiba Fani berencana untuk menjelaskan semuanya kepada sahabatnya itu.Fani POV
Aku sungguh merasa tidak nyaman dengan keadaan ini,aku nggak nyaman dengan sikap Via terhadapku.
Sudah seminggu ini Via nggak mau bicara denganku,bahkan Via bersikap seolah tak pernah mengenalku,padahal kita setiap hari bertemu.
Argghh semua ini memang salahku,seandainya saja waktu itu aku tak menerima cinta kak Rendi,pasti aku dan Via akan tetap baik-baik saja"gumamku dalam hati penuh penyesalan.Jam makan siang tiba,aku bergegas menemui Via untuk menjelaskan semuanya.
Ku cari dia di sekitar tempat kerja, tapi aku tak menemukanya.
Otakku mulai berpikir,mengingat-ingat dimana dia sering menghabiskan jam makan siangnya seminggu ini.
Iya,ditaman!!"pekikku dalam hati.Aku langsung berlari-lari kecil menuju taman dekat tempat kerjaku.
Mataku menjelajah seluruh taman,dan berhenti di sebuah kursi kecil yang berada tepat dibawah pohon dan didepanya terdapat kolam kecil. Ya disitu lah Via,dia sedang duduk melamun seorang diri.
Aku berjalan sangat hati-hati mendekatinya."Vi,boleh gue duduk disini??"tanyaku hati-hati.
Sepertinya Via kaget mendapatiku sudah berdiri disampingnya.Dia hanya menoleh dan langsung akan beranjak saat aku memegang tanganya untuk menahanya."Vi please,kasih gue kesempatan buat ngejelasin semuanya ke elo"pintaku dengan wajah memelas.
Via langsung menepis tanganku dengan kasar.
"nggak usah pegang-pegang gue,dan nggak usah lagi bicara sama gue.gue nggak butuh penjelasan apapun dari pengkhianat seperti elo Fan!!"bentaknya sambil nunjuk-nunjuk mukaku.
"Vi gue nggak bermaksud mengkhianati elo,gue cuma.."sahutku terhenti karena aku nggak tau harus memulai darimana.
"cuma apa ha??cuma mau ngrebut kak Rendi dari gue gitu??,oh apa jangan-jangan dari dulu loe udah suka sama kak Rendi,makanya dulu loe nggak suka liat gue deket sama kak Rendi?loe iri kan sama gue?karena biarpun gue punya pacar,gue juga bisa deket sama kak Rendi.sedangkan loe nggak punya siapa-siapa selain pacar loe yang sering banget nyakitin loe waktu itu.makanya pas loe tau hubungan gue sama kak Rendi sedang merenggang,loe sengaja nyari perhatian kak Rendi supaya kak Rendi bisa suka sama loe!!.hmh dasar licik loe Fan!!"cecarnya terus menerus sambil memasang wajah benci-nya ke arahku.
"nggak Vi,gue nggak bermaksud ngrebut kak Rendi dari loe.gue tau loe deket sama kak Rendi waktu itu,tapi kan loe juga udah punya pacar.dan tiba-tiba kemarin kak Rendi bilang cinta ke gue,apa gue salah kalau gue mencoba membuka hati gue buat kak Rendi??.dan jujur Vi,bukanya gue nggak suka loe deket sama kak Rendi,tapi gue sedikit nggak terima aja loe terus PHP'in kak Rendi.kak Rendi coba bangkit dari ketidak pastian loe,dan sekarang kak Rendi memilih gue dan membiarkan loe bahagia bersama cinta loe,apa itu salah Vi?"jelasku.
"tapi kenapa kemarin loe nggak ngomong ke gue kalo loe pacaran sama kak Rendi??"sahut Via lagi.
"gue cuma menunggu waktu"jawabku sambil tertunduk.Via hanya terdiam sebentar lalu meninggalkanku yang masih tertunduk lesu.
Sebenarnya aku sendiri juga masih belum tau tentang perasaanku ke kak Rendi.
Sejak pertemuan pertamaku dengan Febryan,rasanya aku jadi dilema.aku nggak bisa sedetikpun nggak memikirkanya,sementara hatiku sudah dimiliki kak Rendi.Author POV
Setelah memberi sedikit penjelasan kepada Via,Fani sedikit merasa lega.walaupun Via masih belum mau bicara kepadanya selama jam kerja berlangsung.
Pulang kerja,Fani langsung pulang ke rumah,dia langsung menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.nampaknya gadis itu sangat lelah dan tak mau ada yang mengganggunya.
Ibunya yang merasa aneh dengan sikap anak gadisnya itu langsung mencoba menemuinya.
Tok tok tok"Fan,kamu ada apa??"tanya ibunya sambil mengetuk pintu.
Tapi tak ada jawaban.
"Fan,kamu masa tidur secepat itu sih"??tanyanya lagi.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka."taraaa,hehe ada apa?kangen ya sama anak ibu yang unyu ini??"cibir Fani pada ibunya.
Ibunya menatap Fani heran,"perasaan tadi pas pulang kerja muka kamu kayak ditekuk gitu dech,kenapa sekarang mendadak ceria gini?"selidik ibunya.
"emang kertas ditekuk-tekuk??"sungut Fani.
"hach kayaknya aku harus mandi dulu dech bu,ibu tolong siapin makan ya buat aku sembari aku mandi,emmuach"sahut Fani lagi sambil mencium pipi ibunya.
Ibunya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang aneh itu.Via POV
Setelah perbincanganku dengan Fani ditaman tadi,aku jadi sadar kalo aku sangat egois.
Kalau aku tetap pada sikapku yang seperti ini,pasti sungguh nggak adil buat Fani maupun kak Rendi.
Fani benar,kak Rendi berhak dapatkan cinta yang sungguh-sungguh mencintainya.Sore itu aku mengendarai motorku menuju rumah Fani.
Aku ingin minta maaf atas sikapku yang kekanak-kanakan ini."permisi" sapaku pada wanita paruh baya yang sedang menyiram tanaman didepan rumah Fani.
"iya neng,cari siapa ya?"tanya wanita itu.
"apa benar ini rumah Fani bu?"tanyaku.
"oh iya,neng ini temanya Fani ya?"tanyanya lagi sambil meletakkan sesuatu yang sedang dipegangnya.
"iya bu"jawabku dengan tersenyum.Lalu wanita itu mempersilahkan aku masuk.
Didalam samar-samar aku mendengar wanita yang tak lain ibunya Fani itu memanggil anak gadisnya.Tak lama Fani pun menemuiku,kelihatanya dia sedikit kaget kalau ternyata aku yang datang kerumahnya.
"Via??"pekiknya kaget.
"iya Fan,gue kesini mau minta maaf sama loe,gue egois Fan.nggak seharusnya gue bersikap kekanak-kanakan kayak gitu"kataku penuh penyesalan.
Fani memegang tanganku."Vi,loe sama sekali nggak salah.gue yang harusnya minta maaf,karena gue nggak bilang sama loe dari awal"ucapnya dengan tulus.
Aku langsung memeluk Fani."nggak Fan,gue yang egois,gue udah nuduh elo pengkhianat,padahal gue tau loe nggak sejahat itu.gue yang egois Fan,gue yang nggak tau diri"isak ku masih sambil memeluknya.
"iya Vi,gue udah maafin loe,dan gue juga minta maaf udah buat loe kecewa.udah loe jangan nangis kayak gini"sahutnya sambil melepas pelukanya dan menghapus air mata dipipiku.
"makasih ya Fan,loe emang sahabat gue yang paling baik"ucapku sambil tersenyum dan memeluknya sekali lagi.Saking asyiknya bercandaan lagi sama Fani,aku sampe nggak sadar kalau hari mulai petang,akupun berpamitan pulang kepada Fani dan ibunya.
Ach aku sudah merasa sangat lega.Author POV
Kesalah pahaman antara dua sahabat itu akhirnya kelar juga.
Mereka sudah mulai tertawa bercanda lagi seperti sebelumnya.Persahabatan itu memang bagai kepompong,yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu (nyanyi kelez) :-D.
Hoamm ngantuk..
Segitu aja dech untuk part ini,ni mata udah nggak bisa diajak promosi,ech ralat kompromi maksudnya..
Makasih yang udah mau baca,ditunggu vote dan comentnya lagi ya :-D
Good night reader