Hari ini keluarga Fani sedang sibuk mempersiapkan acara nanti malam.
Ada ibu,ayah,kakak,sepupu-sepupu dan yang lainya.mereka nampak sibuk dan bersemangat.tapi tidak dengan Fani yang sedang duduk melamun disebuah kursi panjang dihalaman belakang rumahnya."kamu kenapa sih dek? Kak Fara perhatiin dari tadi kamu melamun terus??" suara seseorang yang tak lain adalah kakak Fani itu membuat Fani tersadar dalam lamunanya.
"nggak papa kok Kak." jawab Fani singkat.
"kakak tau kamu dari kamu kecil dek,kamu nggak bisa bohongi kakak." sahut Fara menghampiri adik semata wayangnya.
"apa kamu nggak bahagia dengan pertunangan ini? Trus kenapa 2minggu yang lalu kamu terima lamaranya?".Fani masih saja dengan tatapan nanarnya.
Fara membalikkan tubuh Fani untuk menghadapnya.
Fara menatap Fani dalam-dalam."kamu bicara sama kakak,atau kakak bilang sama ayah untuk membatalkan pertunangan ini?" ancam Fara.
"jangan kak.iya Fani akan jujur sama kakak.tapi kita jangan bicara disini." cegah Fani.Fara mengangguk tanda mengerti,lalu mengikuti langkah Fani menuju kamarnya.
Fani POV
Mungkin aku terlalu pecundang.
Aku nggak bisa menolak lamaran itu,sedangkan aku sendiri masih ragu dengan perasaanku.
Apalagi akhir-akhir ini aku lebih sering merindukan Febryan,sepertinya aku mencintai Febryan,hanya saja aku terlalu pesimis dengan cinta ini.
Aku hanya berharap ini keputusan yang terbaik.semoga Kak Rendi memang benar-benar Cinta terakhir dalam hidupku.Aku sedang duduk termenung ketika tiba-tiba suara kak Fara membuyarkan lamunanku.
Sepertinya dia tau sesuatu sedang terjadi pada diriku saat ini.
Aku mengajaknya kekamarku untuk membicarakan semuanya."ayo bicara sama kakak sekarang." kata kak Fara setelah mengunci pintu kamarku.
"aku bukanya nggak bahagia dengan pertunangan ini kak.aku cuma masih ragu aja dengan perasaanku ke Kak Rendi. " tanpa terasa air mataku pun mengalir.
Kak Fara menghampiriku yang duduk diranjang lalu memelukku tulus."aku seperti mencintai orang lain tapi aku pesimis.rasanya nggak mungkin banget orang itu akan membalas cintaku kak." ucapku masih terisak.kak Fara mengelus punggungku pelan lalu melepas pelukanya dan menghapus air mataku.aku menarik nafas panjang.
"tapi aku harap keputusanku ini benar kak,semoga seiring berjalanya waktu aku bisa mencintai kak Rendi sepenuhnya.semoga kak Rendi memang benar-benar cinta terakhirku." ucapku sedikit tenang.
"lagian nggak ada alasan buatku menolak lamaran itu kak,karena aku sama kak Rendi tu pacaran.aku takut ngecewain kak Rendi dan keluarganya." sambungku lagi.
"iya dek,kakak mengerti dengan perasaan kamu saat ini.kakak do'akan semoga semuanya akan selalu baik-baik saja".ujar kak Fara lau memelukku singkat dan meninggalkan aku dikamar.
Aku sedikit lega karena sedikit uneg-uneg ini bisa tercurah.Ya paling tidak,bisa mengurangi sedikit beban dihatiku.
__________
Fani nampak cantik dengan gaun berwarna putih,tatanan rambut yang simple tapi elegan pun semakin menambah kecantikanya.
Sedangkan Rendi nampak gagah dengan kemeja hitam dan celana casualnya.
Acara pertunangan mereka sangat sederhana.
keluarga Fani hanya menghidangkan makanan sederhana untuk menjamu tamu-tamunya.
Tapi walaupun begitu mereka kelihatan sangat bahagia."kamu cantik sekali malam ini?" kata Rendi menggoda Fani yang berdiri didepanya.Fani hanya tersenyum malu.
"ayo Ren,sekarang pakaikan cincinya dijari Fani." ujar seorang pria yang tak lain adalah papanya Rendi.
Rendi langsung memegang tangan Fani dan menyematkan sebuah cincin dijari manis Fani dengan lembut.begitupun sebaliknya.
Ada tulisan nama Rendi Pradipta dicincin yang dipakai oleh Fani,dan ada nana Gladis Tifani Putri dicincin yang dipakai oleh Rendi.Semua orang yang ada diacara itu tersenyum melihat adegan romantis tersebut.
Setelah acara selesai,para tamu meninggalkan rumah Fani.
______
Fani kelihatan lelah,dia masuk kamar dan langsung merebahkan tubuhnya diranjang.saat mata Fani sedikit demi sedikit mulai terpejam tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada sms masuk.
0815808xxxxx:
Kamu pasti kelihatan sangat cantik dengan gaun itu.miss you more.Fani:
Ini siapa?Tapi tak ada jawaban dari nomor itu.
Fani penasaran dan mencoba menelfonya,tapi hanya ocean operator yang dia dapat."siapa sih ini nggak jelas banget,ganggu orang tidur aja.akh mungkin kak Rendi yang iseng" gumam Fani dalam hati.
Fani langsung bergegas tidur dan mengabaikan sms nggak jelas itu.
Rendi POV
Acara Pertunanganku dengan gadisku berjalan dengan lancar.aku cukup bahagia.
Walaupun sebenarnya aku masih belum siap menikahinya.tapi setidaknya ini adalah satu-satunya alasan agar aku bisa tetap disini dan menyelesaikan semua masalahku sebelum akhirnya aku akan pulang ke kota kelahiranku."Feb,liat apa yang gue pake?" seru ku sambil memamerkan cincin tunanganku.
"iya gue udah tau semalam loe tunangan sama Fani."sahut Febryan cuek.
Pagi ini aku dan Febryan sedang nonton tv dikamar kostku,kebetulan hari minggu jadi libur kerja."loe kayaknya nggak seneng gitu sih liat temen loe seneng?" sungutku.
"terus gue musti teriak-teriak sambil bilang wow gitu?" sahutnya lalu terkekeh.aku berdecih pelan.
aku merasa ada yang aneh dari Febryan akhir-akhir ini.Ya mungkin dia sedang ada konflik dengan pacarg-pacarnya,secara dia kan playboy kawakan.
Aku meninggalkan Febryan yang sedang asyik nonton Tv.
Aku menghampiri teman-temanku yang sedang bercanda-canda diteras,akupun ikut bergabung dengan mereka.
Ya,intinya hari ini aku merasa sangat lega dan bahagia.
nggak jelas bgt nggak sih ceritanya?? :-D
Lagi nggak ada bahan ni,jadi nulisnya dikit doang.
Maaf ya kalau ada atau bahkan banyak typo. :-D