you're not alone

75 3 2
                                    

Tiga bulan berlalu setelah kejadian didepan warung makan itu.
Selama itu pula sebisa mungkin Fani selalu menghindari Rendy.dia tidak ingin bertemu lagi dengan laki-laki yang menurutnya telah sangat menyakitinya itu.Fani berharap pertunanganya memang sudah benar-benar berakhir.tapi lain hal nya dengan Rendy yang terus berusaha meyakinkan Fani supaya bersedia menerimanya kembali.

Sore itu seperti biasa Fani tengah membenahi lokernya sebelum pulang mengingat besoknya gadis itu akan libur bekerja.tiba-tiba ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.terlihat nama Rendy dilayar ponselnya.Fani hanya melihatnya sebentar dan kembali berkutat dengan aktifitasnya tanpa berniat menjawab panggilan tersebut.ponselnya terus berdering berkali-kali,tapi Fani tetap tidak bergeming dan sengaja mengacuhkanya.

"loe budeg atau gimana sih?" protes Via yang sedang bermake up disamping Fani merasa terganggu.

"kalau loe ngerasa terganggu loe boleh pergi." jawab Fani datar tanpa menatap Via.

"apa susahnya sih ja..."

"dilarang PROTES." tegas Fani penuh penekanan memotong ucapan Via.
Via mendengus kesal.

Lagi-lagi ponsel Fani berdering,tapi kali ini bukan ada panggilan masuk melainkan ada sms yang masuk.Fani nampak malas-malas membukanya.

Kak Rendy: please jawab telponku,atau temui aku dipantai sekarang.aku janji ini pertemuan kita yang terakhir.ada yang harus aku omongin sama kamu.

Fani tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya membalas pesan dari Rendy.
Fani memasukkan barang-barangnya kedalam tasnya dan segera bergegas.

"Vi gue balik duluan ya." ucap Fani kepada Via yang kini juga sudah bersiap untuk pulang.

"loh,loe gak bareng gue?"

"gue harus menemui seseorang". Sahut Fani tersenyum lalu segera pergi dari hadapan Via.

"ck loe selalu aneh Fan." gumam Via pelan.

Setiba dipantai Fani langsung menghampiri Rendy yang sedang duduk termenung diatas pasir.
Suasana pantai cukup menyenangkan disore hari karena tidak terlalu panas.

"maaf sudah menunggu lama." ucap Fani lalu mengambil posisi duduk disebelah Rendy.Rendy sedikit kaget dengan kedatangan Fani yang tiba-tiba.

"akhirnya kamu datang Fan." ucap Rendy dengan senyum tulusnya.
Fani memandang lurus kedepan.

"aku harap ini benar-benar pertemuan terakhir kita." Fani berujar dengan tenang tapi ucapanya berhasil membuat jantung Rendy berhenti berdetak untuk sekejap.

"apa kita sungguh sudah gak bisa untuk baik-baik saja." tanya Rendy dengan tatapan sendu.

"buat gue kita sudah cukup baik-baik saja.apa gue harus menunda waktu pulang hanya untuk ini?"

Rendy mencoba meraih tangan Fani,tapi gadis itu menepisnya dengan kasar.

"gue sudah berbaik hati untuk menemuimu.jadi bicarakan apa yang mau loe bicarakan." ketus Fani.

"oke.aku tau semua ini salahku.aku yang membuat kamu membenciku.aku yang memulainya.dan aku minta maaf untuk semua itu.tapi terlepas dari itu semua aku berani bersumpah kalau gak ada wanita lain yang aku cintai selain kamu.aku nggak bermaksud sama sekali untuk mengkhianati kamu Fan." ucap Rendy penuh penyesalan.Fani hanya terdiam dan tetap pada posisinya.

"aku coba mengerti atas kemarahanmu.tapi yang gak bisa aku terima adalah kamu jalan sama Febryan setelah kamu memutuskan pertunangan kita.semudah itukah kamu berpaling?dan kenapa harus Febryan?dia sahabat aku Fan.bahkan aku sudah menganggap Febryan seperti saudaraku sendiri." kali ini Rendy sedikit emosi.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang