Moment

39 2 0
                                    

Ditemani hembusan angin yang sepoi dan suara deburan ombak,Fani tengah asyik menikmati segarnya sebutir kelapa muda disebuah gazebo dipinggir pantai.sesekali tanganya merapikan rambut panjangnya yg tergerai.gadis itu terlihat anggun dengan dress putih motif bunga-bunga dan flatshoes hitamnya.dan tak jauh darinya nampak seorang laki-laki memakai celana pendek berwarna putih dan T-shirt dengan warna senada dibalut kemeja biru muda sedang serius membuat sesuatu diatas pasir-pasir pantai.ya laki-laki itu adalah Febryan.
Entah apa yang mereka berdua lakukan,mereka sering kali pergi berdua,merasa rindu dan khawatir saat tidak bertemu,tapi tak pernah ada ucapan cinta sekalipun dari bibir mereka.

"Fan kemarilah".seru Febryan meminta Fani mendekatinya.
Fani menggelengkan kepalanya tanda menolak.

Tak ingin penolakan dari Fani, Febryan pun menghampiri Fani dan tanpa meminta langsung menggenggam tangan Fani dan membawanya kearah sesuatuu yang telah dibuatnya.sepertinya Febryan ingin menunjukkan sesuatu.sayangnya saat mereka telah sampai,sesuatu itu telah hilang terhapus oleh ombak.

"yaaah,tu kan ilang dimakan ombak,loe sih dari tadi gue panggil masih aja diam ditempat." ucap Febryan penuh penyesalan dan menyalahkan Fani.

"loohh kok gue sih??gue kan nggak ngerti loe mau ngapain,lagian gue juga lagi males basah-basahan,makanya gue milih diem disana." timpal Fani mencari alasan.

"ahh ya sudahlah." sahut Febryan lesu lalu duduk menekuk lutut diatas pasir yang diikuti Fani.
Fani jadi merasa bersalah melihat raut wajah Febryan yang nampak sedih dan kecewa.

"loe marah?".Fani mencoba bertanya dengan lembut.

"gak".jawab Febryan singkat dan tetap pada pandangan kedepan tanpa menoleh kearah Fani.

Fani memegang tangan Febryan berharap laki-laki itu mau melihatnya dan mengerti akan rasa bersalahnya.tapi tidak,Febryan tetap pada posisinya.

"gue minta maaf.gue nggak tau kalau loe mau nunjukin sesuatu.harusnya gue kesini dari tadi.please ya maafin gue."ucap Fani memohon.tapi Febryan tetap tidak bergeming.

"apa gue harus menggantinya?apa yang tadi loe bikin?gue akan bikinin lagi buat loe.loe bisa kasih tau gue bentuknya?gambarnya?atau mungkin caranya?". Cecar Fani antusias yang berdiri dari duduknya sambil mencari-cari berharap menemukan sesuatu untuk menggantikan apa yang telah dibuat Febryan tadi.

"nggak perlu." sergah Febryan datar dan membuat Fani semakin merasa bersalah.
Fani pun kembali duduk disamping Febryan.mereka diam,cukup lama,sesekali Fani menoleh kearah Febryan berharap wajah dingin Febryan kembali hangat.

Tiba-tiba tanpa babibu Febryan menyeret Fani ketengah ombak yang bergelombang dan "byuurrr" deburan ombak mengguyur tubuh mereka sehingga berhasil membuat Fani berteriak dan memeluk tubuh Febryan erat-erat karena takut terseret ombak.

"hahaha udah nggak takut basah lagi kan?" ucap Febryan dengan tawa penuh kemenangan.

"iiihh dasar tengil!!" sungut Fani lalu mencubit lengan laki-laki yang membuatnya basah kuyup itu.
Febryan ingin membalas cubitan Fani tapi gadis itu segera berlari untuk menghindari tangan jail Febryan.alhasil mereka berdua berlari saling kejar-kejaran dipinggir pantai kayak film-film india (hehe).

Setelah beberama menit mereka saling berlari dan tertawa,tiba-tiba saja Febryan menghentikan langkahnya dan memegangi kepalanya dengan kedua tanganya,sepertinya dia merasakan sakit yang sangat hebat dikepalanya.
Fani yang panik segera menghampiri Febryan.

"Feb loe kenapa?loe baik-saja?" tanya Fani khawatir,kedua tanganya menangkup wajah Febryan.

Febryan menggenggam kedua tangan Fani lalu tersenyum tulus.
"gue baik-baik saja,paling cuma kecapekan aja dari tadi lari-larian." jawabnya lembut.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang