Fani POV
Hari-hari berlalu setelah malam dibukit itu.Aku dan Febryan menjalani aktifitas seperti biasa setiap harinya,banyak waktu kita habiskan bersama.seperti nonton,makan dan mengunjungi tempat-tempat yang indah.tapi entah kenapa hatiku selalu merasa khawatir sejak malam itu.apalagi beberapa minggu ini Febryan sudah jarang lagi menemuiku atau mengajakku pergi walau sekedar cari makan.biasanya dia yang paling rajin ngajakin aku berburu makanan tiap malam.telponku gak pernah dijawab,pesanku pun jarang dibalas.sekali aku memberitahu kalau aku ingin menemuinya pasti dia menolak,dengan alasan dia sibuklah,apalah.huft dasar laki-laki gak jelas!
Tiba-tiba ponselku berdering,ada nama laki-laki gak jelas itu dilayar ponselku.entah aku harus seneng atau bete.
"yaa".ucapku kesal.
"hey,kenapa gitu jawabnya?gak sopan banget." jawabnya cekikikan.
"tumben telpon.biasanya ngilang kayak ditelan bumi." cibirku masih kesal.
Dia tertawa kecil "iya sory.jangan ngambek.besok kita ketemu ya ditempat biasa jam4 sore.ini bukan permintaan,jadi gue gak terima penolakan.oke?daa." cecarnya langsung menutup telpon tanpa menunggu jawaban dariku.
Ihh emang bener-bener tu cowok!!
____
Hari ini aku akan ketemu dengan cowok tengil itu,setelah cukup lama dia menghilang tanpa kabar dan selalu bikin aku khawatir tapi juga sedikit kesal.
Aku sengaja mengulur waktuku untuk bertemu denganya.biar saja dia menunggu,itu nggak lebih membosankan dari ditinggal pergi tanpa kabar.Kutarik ujung kemejaku yang mulai lusuh dan kurapikan kembali rambut kuncir kudaku yang sedikit berantakan.
tidak jauh dari hadapanku sekarang seorang laki-laki sedang duduk menekuk lututnya membelakangiku,dia nampak sedang menunggu seseorang.ya tentu saja aku lah orang yang sedang ditunggunya.Kulangkahkan kaki kearahnya dan berhenti tepat disampingnya.dia terlonjak kaget lalu menatapku kesal.
"jam berapa ini,kenapa baru datang ha?" tanyanya kesal.
Aku tersenyum masam "kayaknya loe tadi kaget deh lihat gue udah disini,segitu dalamnya lamunan loe sampe loe nggak sadar dari tadi gue perhatiin loe dari jauh."
Febryan nampak salting dengan ucapanku "udah dech jangan mengalihkan pembicaraan.loe udah telat 2 jam." ujarnya sambil menjitak ringan kepalaku.
"2 jam darimana?ini kan baru jam5." sergahku tak terima lalu memperlihatkan jam tanganku.
"ach intinya loe telat". Tegasnya.
"gue emang sengaja."
Febryan sontak menatapku bingung.
"maksud loe?"
Aku hanya mengendikkan bahu.Aku mengambil posisi duduk diatas rerumputan yang diikuti oleh Febryan.
Aku menatap pemandangan indah dihadapanku sekarang,hari yang mulai gelap dan satu demi satu lampu-lampu kota mulai terlihat berkelip dibawah sana.
Bukit ini memang selalu terlihat indah,menakjubkan dan nyaman.mungkin sampai tua nanti aku masih akan sering ketempat ini bersama.....ahh entah masih bersama Febryan atau mungkin bersama orang lain.kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi dihari esok bukan??"apa kabar?" Febryan mulai bicara setelah beberapa menit kita hanya diam dan larut dalam pikiran masing-masing,nada bicaranya terdengar lembut.
"seperti yang loe lihat." jawabku cuek.Febryan tersenyum simpul lalu menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Aku menatapnya,mengamati inci demi inci raut wajahnya,dia nampak pucat,tubuhnya lebih kurus dari biasanya.tiba-tiba perasaan khawatir akan dirinya kembali menghinggapiku.
Dia menoleh kearahku lalu tersenyum.sepertinya dia tau aku sedang memperhatikanya.