Fani memberikan helm kepada Febryan,ya mereka berdua telah sampai dirumah Fani.
"Sebaiknya loe langsung balik ke kos'an,ganti baju loe biar nggak sakit." ujar Fani.
"apa gue boleh pinjem baju loe?" ucap Febryan lalu mendaratkan pantatnya disebuah bangku yang ada diteras rumah Fani.
"haaa??maksud loe?"
"gue masih pengen disini"
"ya terserah kalau loe ingin masuk angin." ketus Fani lalu ngeloyor masuk ke dalam rumah.
Setelah mengganti pakaianya Fani kembali menghampiri Febryan.
"tuh ganti kaosmu,lumayan biar nggak kedinginan" ucap Fani sambil melemparkan kaos ke Febryan.
"Thanks nona,gue tau loe nggak akan membiarkan pangeran tampanmu ini mati kedinginan".sahut Febryan penuh percaya diri.
Fani memutar bola matanya jengah.Mereka berdua tengah asyik menikmati secangkir kopi panas dan kue kering yang disuguhkan ibu Fani di teras rumah.
"kenapa loe nggak nanya Bella itu siapa." Febryan membuka pembicaraan.
"emang apa pentingnya buat gue?"
"gue tau ini nggak penting buat loe,tapi gue nggak mau loe salah paham." sahut Febryan serius.
"kenapa juga gue harus salah paham?udah lah setiap orang punya privasi.dan nggak semua tentang loe harus gue ketahui kan?" ujar Fani.
"iya,loe benar.tapi gue ingin loe tau kalau Bella itu adalah mantan gue.dia cinta pertama gue."
Fani tersedak kue kering yang sedang dikunyahnya demi mendengar pernyataan Febryan."astaga Fan,hati-hati dong.udah kayak bayi aja ngunyah kue aja sampai batuk-batuk gitu.nih minum." cecar Febryan sambil menyodorkan minuman ke arah Fani.
"bilang aja loe kaget pas loe tau kalau Bella itu First Love gue" cibir Febryan.
"please ya,hentikan ke PD'an loe ini,gue eneg tau nggak dengernya!!" teriak Fani sambil melotot ke arah Febryan.Febryan cuma nyengir-nyengir nggak jelas.
"loe mau lanjut ngomong atau mau gue tinggal?"ketus Fani.
"iya iya kali ini gue serius.janji."
Fani hanya memasang ekspresi cuek.Febryan menghela nafas lalu melanjutkan ceritanya.
"dulu waktu gue masih pacaran sama Bella,gue ngerasa setiap hari adalah hari special buat gue.pasalnya karena Bella lah gue tau rasanya pacaran.hampir tiap hari kita sama-sama.sampai gue berjanji pada diri gue sendiri kalau Bella yang akan jadi pertama dan terakhir dalam hidup gue.karna bagi gue saat itu cinta itu sakral dan hanya sekali seumur hidup.makanya gue berniat untuk tidak pernah melepasnya apapun yang terjadi." cecar Febryan.matanya mulai menerawang dengan pandangan kosong.
Fani mendengarkanya dengan seksama."terus kenapa loe putus?" tanya Fani penasaran.
"sebenernya gue sama Bella belum ada kata putus.hari itu,hari yang nggak akan pernah gue lupain seumur hidup gue,saat nyokap meninggal,saat gue butuh seseorang disamping gue,saat gue butuh Bella untuk menumpahkan segala kesedihan gue,justru dia malah pergi nggak ada kabar.dan sebulan setelahnya gue denger dari teman-teman kalau dia udah tunangan dengan laki-laki pilihan orang tuanya.laki-laki kaya dan bisa menjamin masa depanya.saat itu untuk pertama kalinya gue bilang cinta itu bulsh*t.untuk pertama kalinya gue benci wanita,karena setelah mereka bilang cinta ke gue,pada akhirnya mereka juga yang ninggalin gue.
Sejak saat itu hidup gue hancur.dan semakin berantakan sejak keluarga gue terpecah belah.hingga akhirnya gue pergi dari rumah dan sampai di tempat ini." tutur Febryan.ekspresinya dingin,rahangnya mengeras.dan tanganya mengepal.sepertinya dia sangat membenci masa lalunya itu."loe tau kan apa yang gue lakukan ke banyak cewek waktu itu sampai-sampai gue juga pernah pacaran sama tante-tante nggak jelas,itu semua karena gue pengen tau apakah gue bisa ngerasa senyaman seperti saat gue sama Bella dulu?tapi ternyata semua sama,perasaan itu nggak pernah kembali.tapi....." pernyataan Febryan terhenti.
"tapi apa?" tanya Fani ingin tau.
Febryan menghela nafas."tapi bersama loe gue ngerasa beda,gue bahkan merasa lebih nyaman dari yang pernah gue rasakan.makasih ya,loe mampu jadi segalanya buat gue.dan gue harap gue akan selalu jadi apapun dalam hidup loe.thanks for all Fan." ucap Febryan lalu memeluk erat tubuh Fani.Fani melotot kaget,tapi gadis itu berusaha membalas pelukan Febryan.
"kenapa loe jadi drama gini sih?dikit-dikit peluk." ucap Fani masih dalam pelukan Febryan.
Febryan tersenyum."gue juga nggak tau,rasanya gue kangen terus sama loe.nyaman aja kalau kayak gini terus."
Fani sontak melepaskan pelukanya."what??terus??ogah gue.bau asem tau nggak badan loe." sungut Fani.
Febryan menangkup wajah Fani dengan kedua tanganya.
"ini nih yang selalu bikin gue kangen,ke jaim'an loe.ngambeknya loe.gemesnya loe."
Fani mengerucutkan bibirnya karena tingkah Febryan."lepasin ach." sungut Fani memalingkan wajahnya.
"loe mau janji sesuatu nggak sama gue?" pinta Febryan sambil mengaitkan kelingkingnya.
Fani menatap Febryan bingung."loe harus janji kalau loe akan selalu baik-baik saja.loe tetap kuat,loe harus tetep jalan kedepan apapun yang terjadi.loe raih cita-cita loe.loe gapai bintang yang loe suka.karena gue akan selalu ada sama loe."
"beneran loe akan selalu ada buat gue?"
Febryan mengangguk."percayalah gue akan selalu hidup buat loe Fan." Fani tersenyum.dimatanya tersirat kebahagiaan.
Tiba-tiba Febryan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.sebuah kalung berliontin huruf "F".lalu dia memakaikanya dileher Fani.
"apa ini?" tanya Fani.
"anggap aja hadiah dari gue."
"tapi gue kan nggak ulang tahun."
"emang kalau mau ngasih hadiah harus nunggu ulang tahun dulu?"
Fani cuma nyengir."thanks dech kalau gitu.eh tapi btw kena huruf "F"?? Tanya Fani penasaran.
"karena gue berharap kita untuk selamanya.Fani,Febryan,Forever".
"ich lebay loe".kemudian tawa mereka pun pecah.
Febryan memeluk Fani sekali lagi,mencium keningnya,kedua pipinya dan mengecup bibirnya sekilas tapi sukses membuat jantung Fani berhenti berdetak dan merinding diseluruh tubuh.
"jaga diri loe baik-baik ya" ucap Febryan sambil mengacak pelan rambut Fani lalu pergi meninggalkan Fani yang masih berdiri mematung.
***
Sudah hampir satu bulan Febryan tidak kelihatan batang hidungnya.entah kemana dia menghilang.
Fani yang penasaran sekaligus merasa rindu bergegas menuju kos'an Febryan setelah jam kerja selesai.
Fani mencari di kamar Febryan tapi laki-laki itu tidak ada.
Akhirnya Fani bertanya kepada salah satu teman kos Febryan,dan betapa terkejutnya Fani setelah mendengar bahwa sudah sekitar tiga minggu Febryan keluar dari kos dan kemungkinan dia sudah pindah karena dia pun keluar dari tempatnya bekerja.Gadis itu berjalan menyusuri kota dengan putus asa.
"gue nggak ngerti apa sebenernya maksud loe.loe permainin perasaan gue.loe datang dan pergi sesuka hati.gue cemas sama loe,gue khawatirin loe.dan sekarang gue benci sama loe Febryan Permana Putra!!" hati Fani berteriak,sepertinya gadis itu benar-benar telah putus asa.
Yaelah kemana lagi tuh si Febryan?PHP banget.udah bikin cewek baper,tapi malah ditinggalin.
Hayow siapa yang udah baper tp ditinggalin??heheheTapi penulis nggak bakal ninggalin kok.tetep bakal diselesein,gak mau PHP.walaupun agak lama updatenya,tapi yg pnting kan kelar masalahnya.
.kira-kira enaknya sad ending ato happy ending ya??
Yach tergantung tangan aja dech mau menuntun kemana.hahaOke happy reading.sory for typo.
Voment'nya tetep ditunggu ya :-*