05

469 52 4
                                    

Bite (Versi MileApo)

 

Pairing : MileApo and other

 

Warning : Yaoi. OOC. OC. Lime. Lemon. Bahasa kasar. GS (untuk beberapa cast). Death Chara.

 

Rating : M

 

Summary : Apo terpaksa menyamar menjadi kakak perempuannya yang baru saja meninggal untuk mendapatkan dana asuransi kesehatan yang dimiliki kakaknya. Bagaimana hari-hari yang dilalui Apo selama masa penyamaranya? /MileApo/and other pair.

/N : Fic ini milik Phi AnonymousTrick aka AnakKirimanSore Selaku author original-nya, Nai hanya mengubah castnya dan sedikit meng-edit aja dan Nai sudah mendapatkan izin untuk me-republish fic yang berjudul Bite ini ke Versinya MileApo jadi bagi Readers yang mugkin sudah pernah baca fic ‘Bite’ yang aslinya, Nai tegaskan ini bukan Plagiat na ^^.

 

Chapter 5

MILE POV

“Betapa bangganya Pho dan Mae memiliki putra-putra yang berbakat seperti kakakmu dan kamu, Mile.” Sosok itu tersenyum.

“Menjadi seorang kakak itu tidak mudah, kau harus menjadi tembok yang cukup pantas untuk dipanuti oleh adikmu. Tapi.. selama itu untukmu, Mile, kakak akan melakukan yang terbaik.” Sosok itu juga tersenyum.

Namun sesaat kemudian, semua sosok itu penuh dengan darah dan terkulai tak bernyawa.

“Kyaa, tampan sekali… aku berani taruhan dia pasti orang kaya. Hihi.. ayo kita kenalan dengan dia..!” sosok itu tersipu malu dan mendekat.

“Mau kutemani makan malam,tampan..? Hem..?” sosok itu merayu.

Dan dalam waktu singkat sosok-sosok itu juga bersimbah darah, tapi hanya sedikit.. karena sisanya untukku.

Aku kelelahan.. terus berjalan sejauh yang aku bisa. Sudah berapa lama aku bergerak? Sepuluh tahun? Satu abad? Dunia terasa berubah begitu cepat. Sejauh yang kuingat orang-orang seharusnya berpergian dengan tunggangan mereka.. lalu benda kotak berasap apa yang orang-orang di jalan itu naiki sekarang?

Rupanya waktu sudah berlalu begitu lama.. Aku sampai begitu bosan untuk hidup.

Lalu kemudian sebuah desa yang hangat kutemui di akhir sisa tenagaku.

Rumah itu besar.. tapi kenapa tidak ada suara dari dalam? Apa penghuninya sendirian?

Hm.. aroma mawar di depan rumah ini begitu menyengat.. tapi aku sudah nyaris tidak dapat menikmatinya karena aku begitu kelelahan. Aku butuh.. darah.

BRAKK

“KYAA..!” suara teriakan itu.. wanita? Dia benar-benar sendirian di rumah sebesar ini? Betapa beruntungnya aku. Sekarang aku bisa beristirahat sejenak di rumah ini sampai aku punya semangat lagi untuk hidup. Tapi sebelum itu, aku harus memberi makan tubuhku.

“Tidak! Jangan! Aku mohon!” ia terlihat ketakutan. Tapi memang seperti itulah ekspresi yang seharusnya. Meski begitu, raut wajah memohon itu sudah tidak berpengaruh lagi untukku. Aku sudah lebih dari sangat sering melihatnya.. menghapusnya.

“NONA WATTA! ADA APA?!” seorang pria tua yang kebetulan lewat mendengar teriakan si gadis Tan ini. Betapa merepotkannya.. aku harus mengurusnya dulu. “Dasar monster..!”

BITE [MILEAPO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang