//Mine : 18//

2.1K 234 5
                                    

©Masashi Kishimoto

.

.

.

Lagi-lagi, sama seperti hari kemarin, Sakura masih terus-menerus menundukkan kepalanya. Rasanya gadis dengan mahkota merah muda itu terlalu malu untuk memperlihatkan wajahnya pada semua orang. Bahkan ketika pelajaran sedang berlangsung sekalipun.

Bukannya Sakura tak ingin melawan tatapan benci orang-orang itu. Dia hanya, tidak ingin keluarga terseret dalam masalah ini. Akan panjang urusannya jika ia melawan, jadi alangkah lebih baik jika Sakura mengalah dan tidak membuat keributan. Setidaknya begitulah menurutnya.

Sudah cukup telinganya terpenuhi oleh gunjingan orang-orang yang tak menyukai hubungannya dengan Sasuke, tidak dengan keluarganya. Akan tetapi, langkah Sakura terhenti begitu saja ketika mendengar celetukan salah seorang siswi yang lewat.

"Menurutmu, apa yang Haruno itu berikan untuk Sasuke-kun?" Tanya seorang siswi pada temannya.

"Kau masih bertanya?" Si Siswi satunya kembali bertanya dengan tangan mengibas-ngibas di depan wajahnya, "Sudah pasti kan dia membuka selangkangannya untuk si Uchiha."

"Apakah menurutmu begitu?"

Sang lawan bicara itu berhenti berjalan, nampaknya dia bukan bagian dari fans Sasuke di liat dari cara bicaranya. "Mungkin si Uchiha itu memang dingin. Tapi kita tidak pernah tahu apa isi kepalanya."

"Tidak mungkin! Aku yakin Sasuke-kun bukan pria seperti itu." Siswi yang dapat kita duga sebagai salah satu dari fans Sasuke itu melipat tangannya di depan dada. "Aku sangat yakin pasti si Pingky itu yang melakukan sesuatu pada Sasuke-kun."

"Maksudmu?"

"Semacam memberikan tubuhnya setiap malam, mungkin. Memang menurutmu apalagi yang lebih pantas di dapatkan Sasuke-kun? Jika dia hanya menginginkan Oppai yang lebih besar aku bisa memberikan tubuhku. Sayangnya aku terlalu berharga jika di bandingkan dengan jalang Pinky itu."

"Ya, terserah kau saja."

Sakura yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari mereka hanya diam dengan kepala tertunduk. Surai merah mudanya itu jatuh menutupi wajahnya, ah lebih tepatnya menutupi matanya yang perlahan mulai berkaca-kaca.

Tangannya yang terkepal di samping tubuhnya, memperlihatkan seberapa keras dirinya menahan gejolak amarah di dalam tubuhnya. Ingin rasanya ia memukul mulut-mulut tidak bermoral itu. Tapi Sakura harus menahannya. Sekuat yang ia bisa.

Terdiam selama beberapa saat, Sakura pun menengadahkan wajahnya ke langit. Berpikir jika hembusan angin dari orang-orang yang lewat dapat mengeringkan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Hey!"

Sakura sedikit tersentak ketika merasakan pundaknya di pegang oleh seseorang. Gadis dengan helaian senada bunga musim semi itu menoleh. Matanya sedikit melebar melihat sosok yang tengah berdiri dibelakangnya dengan wajah yang tersirat akan kekhawatiran.

"Are you okay?"

Masih dalam keterkejutannya, butuh waktu bagi Sakura untuk memproses pertanyaan tersebut. "I-I'm okay." Jawabnya ragu-ragu disertai dengan senyuman canggung yang di paksakan.

Pria yang wajahnya sangat familiar bagi Sakura itu hanya mengerutkan keningnya sedikit, seolah tidak mempercayai ucapan Sakura. "Really?" Katanya lagi.

"Aa..." Entahlah, Sakura bingung harus menjawab apa. Biarpun ia mengatakan baik-baik saja, tapi seperti nya wajah serta ucapannya tidak sinkron sehingga sulit baginya untuk mengelabui sosok di hadapannya.

MINE [Sasusaku]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang