Masashi Kishimoto
Pair : U. Sasuke & H. Sakura.
.
.
.
Sepulang sekolah Naruto tidak langsung pergi ke rumahnya, pria dengan rambut pirang jabrik itu mampir ke kediaman Uchiha. Wajahnya yang biasanya terlihat ceria dengan tawa riang yang menghiasinya, kini nampak tertekuk lesu. Padahal, biasanya Naruto selalu semangat untuk mengganggu Sasuke. Entah kemana hilangnya gairah hidup si pecinta ramen itu.
Hal itu tidak luput dari tatapan penuh tanya yang ditunjukan oleh nenek Chiyo yang menyambutnya. Namun Naruto mengabaikan tatapan nenek Chiyo tersebut dan segera menaiki undakan tangga menuju lantai dua, tempat dimana kamar tidur Sasuke berada.
Sebelum benar-benar menghilang dibalik tangga, Naruto sempat menghentikan langkahnya, menoleh sebentar dan memanggil nenek Chiyo. "Tolong buatkan aku ramen dengan porsi besar, nek. Jangan lupa tambahkan banyak narutomaki pada ramenku."
Nenek Chiyo—Ketua pelayan keluarga Uchiha—mengangguk pelan mengiringi Naruto yang kembali melangkahkan kakinya menaiki undakan tangga dan kemudian hilang dari pandangan.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Naruto menerobos masuk ke dalam kamar sahabat kulkasnya. Sasuke yang sedang terdiam dengan mata yang terfokus pada langit-langit kamarnya sedikit melirik melalui ekor matanya ketika mendengar suara pintu di buka dengan kasar. Sebenarnya, tanpa harus melirik pun Sasuke sudah bisa menebak siapa pelakunya. Hanya saja, tubuhnya merespon dengan refleks ketika mendengar pintu di buka.
Sasuke membenarkan posisinya menjadi duduk diatas ranjang King Size nya. Jujur saja ia malas mengubah posisi nyamannya, hanya saja, bocah dengan model rambut pantat ayam itu terlalu penasaran dengan cerita kencan sahabat kuningnya yang saat ini menampilkan wajahnya yang nampak lesu dengan mata birunya yang menatap Sasuke tajam.
"Jadi, bagaimana?" Tanya Sasuke santai, mengabaikan tatapan tajam Naruto. Dia tidak merasa terintimidasi sama sekali.
Naruto berdecih mendengarnya. Sahabat emo nya ini sudah menjadikannya tumbal, tetapi dengan santainya dia bertanya seperti itu? Cih, sungguh tidak berperasaan. Naruto tampaknya terlalu mengharapkan reaksi berlebihan dari seorang Uchiha Sasuke.
"Dobe..." Panggil Sasuke lagi karena tidak kunjung mendapat jawaban dari si pirang.
Kursi meja belajar Sasuke yang tengah di duduki oleh Naruto itu berputar. Kini Sasuke dan Naruto duduk saling berhadapan.
"Diamlah, Teme! Aku sedang tidak ingin bercerita. Kau hanya membuat hariku yang buruk menjadi semakin buruk." Ujar Naruto ketus. Dia terlihat malas menanggapi Sasuke.
Kali ini Sasuke memilih diam. Bukan, bukan berarti Sasuke akan membiarkan Naruto diam dengan bisu dan tidak menceritakan apa-apa padanya. Kalian ingat julukan Naruto? Naruto si mulut ember. Hanya perlu untuk sedikit memancingnya, maka si kuning itu akan dengan mudah menumpahkan segala ceritanya dengan blak-blakan. Karena itulah, Naruto dianggap sebagai salah satu tempat tertidak aman di dunia untuk menyimpan rahasia. Seperti sekarang contohnya, hanya memancing sedikit, tapi si kuning sudah mulai menceritakan mengenai harinya yang sangat buruk dengan sukarela.
"Kau benar-benar berhutang banyak padaku, Teme. Karena kau menyuruhku untuk mendekati penyihir pirang itu, sepanjang hari aku benar-benar merasa sangat tertekan dengan sikapnya yang terus-menerus menempel padaku seperti lintah. Jika saja ini bukan untuk Sakura-chan, demi Tuhan, aku tidak akan sudi melakukan hal gila semacam ini. Ddattebayo!" Ucap Naruto dengan panjang kali lebar sambil mengacak-acak rambut kuningnya frustasi. Nampaknya Naruto benar-benar frustasi dengan hari yang dilaluinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285894751-288-k324297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [Sasusaku]✔️
Fiksi PenggemarDisaat gadis lain berusaha menampilkan sisi terbaik dalam dirinya di hadapan pria yang disukainya, Haruno Sakura justru menampilkan sisi terburuk dari dirinya. Sakura menyukai Sasuke , namun dia selalu nampak bodoh dan konyol bila berada dekat denga...