Tiga puluh delapan

2.4K 118 9
                                    

"Phi, bisa tidak kita pulang ke thailand?"

"By, sekarang belum waktunya liburan, nata dan paw juga masih harus sekolah sayang."

"Tapi aku sangat merindukan putra ku, hikss..kau tidak akan mengerti karna kau bukan diriku."

Jujur saja mew merasa sedikit frustasi saat menghadapi istrinya seperti ini, gulf akan menjadi mudah marah dan tidak mau makan apa pun, jika mew di suruh untuk memilih tentu saja mew akan memilih gulf hamil karna dengan begitu walaupun marah dia akan tetap makan.

Selama satu mingu ini istrinya merengek minta  pulang ke thailand karna merindukan putranya yang jauh disana, bukanya mew tidak mau menurutinya tapi pekerjaanya tidak bisa dia tingal begitu saja, perusahaan mew sudah mengalami peningkatan selama sepuluh terakhir, benar kata orang banyak anak banyak rezeki.

"Aku berangkat dulu na, kau tidak perlu menjemput nata dan pawat biar aku saja yang menjemput mereka."

Gulf tidak bergeming dia masih menangis sesengukan di dalam selimut tebalnya.

"Jika kau lapar aku sudah masak, kau tingal hangatkan saja."

Cup.

Setelah itu mew berangkat karna hari ini dia akan ada meeting pagi, walau pun sibuk mew tetap akan menyempatkan membuat sarapan untuk istrinya karna bi sam sudah tidak lagi bekerja denganya, bi sam pulang ke thailand karna saat itu suaminya sakit keras jadi mau tidak mau mew memulangkan bi sam walau dengan begitu mew masih selalu mengirimi uang untuk bi sam untuk kebutuhan sehari-harinya.

Saat mew sudah berangkat gulf membuka selimut yang menutupi tubuhnya, dan dia akan menghubungi putranya itu karna jika mew masih di rumah gulf akan mendapat omelah karna setiap menitnya gulf selalu mengangu rain.

Setelah puas melakukan pangilan video call gulf bergegas mandi karna waktu sudah menujukan pukul dua belas siang.

"Pantas saja aku sangat lapar, ternyata sudah siang."

Gulf melirik ke semua arah dan ternyata semua sangat rapih, mew benar-benar suami yang sangat baik tapi lihatlah dirinya nampak sebagai istri yang tak bertangung jawab.

"Apa sikap ku keterlaluan, aku sudah mengabaikan anak dan suamiku, tuhan maafkan lah aku."

Tidak lama mew datang bersama nata dan pawat, gulf segera berlari menghampiri mereka.

"Papa.!

"Phi, aku duluan yang peluk papa."

"Apaan sih paw, udah jelas aku duluan yang ada di depan papa."

"Tapi aku mau peluk duluan"

Karna jengah dengan pertengkaran anak-anak nya akhirnya gulf berjalan ke arah mew dan memeluknya sangat erat.

"Maaf.!

"Mau di ulangi lagi tidak?"

Gulf mengeleng dan mencebikan bibirnya membuat mew gemas dan ingin mengigitnya.

"Ayo paw kita pindah karna disini ada bau-bau bucin."

Nata dan paw pergi dari hadapan dady dan papa nya, karna memang benar bau-bau bucin sudah sangat jelas.

"Phi, berikan padaku pizza nya."

"Sabar paw, dan kau harus mencuci tangan mu dulu, jika tidak kau mau di marahi papa?"

Pawat pergi untuk mencuci tangan sedangkan nata sibuk menyiapkan makananya, gulf memang selalu mengajarkan anak-anak nya untuk mandiri.

"Dady papa, makanan udah siap ayo kita makan."

Broken Promise (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang