Eomma

98 15 0
                                    

flashback^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^Mingi twelve year old
.
.
.
.

.
Brakk....!

Tengah malam ini Donny kehausan dan berniat mengambil minum di dapur, tapi Donny di kejutkan oleh suara bantingan pintu kamar Eomma nya dan Mingi tengah tertunduk lesu di depan pintu tersebut

Sang Eomma memang wanita yang tegas dan baru ini Donny melihat Eomma nya marah pada Mingi yang kalem dan tidak pernah melakukan kesalahan

Donny mendekati Mingi yang tengah berjalan pelan menuju kamarnya sendiri, Donny memiting leher sang adik hingga Mingi terkejut lalu Donny tersenyum lembut pada Mingi
"Hey... Kau menangis?"

"Tidak...!"jawab Mingi sambil mengusap pipinya dengan siku

"Laki laki tidak boleh cengeng... Malu dengan piala piala mu di sana, jangan sedih adik .... Ada aku disini, coba cerita..ada apa?!"
Mingi tetap diam membisu
Donny melihat nya hanya menggeleng geleng kan kepalanya

Setelah sampai di kamar sang adik Donny melihat Mingi nyelonong ke arah jendela kaca kamarnya dan mulai menatap langit malam yang bertabur bintang
"Hyung ... Aku merindukan Ayah dan Papa ku, aku ingin mengunjungi makam mereka di Korea tapi Eomma selalu menolak permintaan ku, Eomma akan marah jika mendengar kata Korea..!"
"Kau sendiri bagaimana Hyung... Bagaimana jika kau membantuku membujuk Eomma, kau pasti juga merindukan orang tua mu di sana juga kan Hyung?"
Donny tersenyum dan merangkul sang adik
"Jika berkunjung makam bisa mengobati rasa rindu mu...aku akan usaha kan adik ...!"
Mingi terdiam
"Kau tahu adik .. kenapa Eomma bersikap seperti itu..?"
Mingi mengangguk dan membuat Donny mengangkat alisnya
"Eomma takut nenek kakek dari masing-masing pihak Ayah dan Papa ku akan mengambil ku darinya... Padahal sudah aku jelaskan berkali kali pada Eomma bahwa aku tidak akan meninggalkan nya, aku tidak akan mau ikut kakek nenek ku Hyung, aku hanya ingin memberitahu bahwa aku masih hidup dan mereka pasti akan merasa sangat bahagia!"

"Kau benar tapi Eomma juga tidak salah Mingi, kau dan Eomma tidak ada hubungan darah dan keluarga mu di sana lebih memiliki hak!"
"Jika kau dan Eomma memberontak maka Eomma akan terjerat hukum pidana Mingi... Kau tidak mau itu terjadi kan?"
Mingi terkejut dan menggeleng kan kepalanya
"Sudah ayo tidur lah.. selamat malam adik kecil...!"





Mingi dengan lihai menggerakkan jemarinya di tuts piano miliknya, menggemakan nada nada indah ke seluruh rumahnya

Piano adalah hal paling erat dengan kenangan kedua orang tua nya, Mingi selalu merasakan kehadiran Ayah dan Papa nya seolah olah mereka duduk di masing masing tubuhnya saat ia memainkan main pianonya, seperti masa ia kecil dulu, sungguh masa masa indah, jika bisa.. Mingi ingin mengulang kembali, karena itu pula Mingi lebih sering memejamkan matanya saat bermain piano dan itu juga membuat dirinya menjadi maestro musik muda berbakat, di ruangan musik milik Mingi ini terhias banyak sekali piala piala penghargaan musik dan kejuaraan olahraga beladiri Kendo yang di dapat nya sedari kecil, ruangan ini Mingi namai dengan JENIUS LAB dan di depan pintu masuk Nya terdapat keset bergambar kucing dengan wajah menyebalkan mengacungkan jari tengah nya dan terdapat tulisan go away

Saat asyik memainkan piano tiba tiba Mingi terkejut tubuhnya di peluk erat dari belakang dan pelakunya tidak lain adalah sang Eomma
"Maaf kan Eomma sayang.... Maaf!"

"Tidak apa Eomma... Mingi sudah faham, Donny Hyung menjelaskan nya kemarin, Mingi yang salah, Eomma Mingi minta maaf!"
"Eomma sangat takut Mingi akan berpisah dengan Eomma dan Donny Hyung...!"
"Mingi anak Eomma Mingi tidak boleh meninggalkan Eomma, Mingi milik Eomma!"
Mingi Diam

Nana menyerahkan sebuah album foto tebal kepada Mingi dan membuat Mingi terpaku saat membukanya

Mingi meneteskan air matanya, bergegas Nana menghapus nya dan tidak melepaskan pelukannya pada tubuh Mingi dari belakang
"Sudah bertahun-tahun lamanya Eomma mengumpulkan ini, tidak mudah memang.. tapi asal kan Mingi bahagia, Eomma akan melakukan apapun!"
"Dan maaf, Eomma hanya menemukan foto masa kecil Mingi atau foto kalian bertiga tidak banyak, karena kebakaran waktu itu menghanguskan semuanya!"

Mingi menyedot ingusnya
"Mingi sayang Eomma... Mingi cinta Eomma..!"
"Sama sama sayangnya Eomma!"

"Astaga...!Mingi kau mirip sekali dengan Ayahmu, kalian kembar.... !"
"Coba kau warnai rambut mu dengan warna coklat nanti jika kau telah usia legal, pasti nenek kakek mu akan mengira bahwa anaknya masih hidup.. luar biasa.... Dan Papa mu itu sangat cantik tapi sayang nya kau tidak mirip sama sekali dengan nya, hanya warna saja!"

Itu suara Donny entah dari mana dan sejak kapan dia sudah ada di samping Mingi dan Nana sambil melongok ke album keluarga Park, tentu saja Mingi dan Nana terkejut, Donny memang pandai mengendap endap seperti maling

"Bagaimana adik... Merasa lebih baik?"
Mingi mengangguk dan kembali memandangi album itu lagi

Donny mendekat lalu berbisik pada Nana
"Apakah Mingi tersenyum tadi Eomma?"
Nana menggeleng sedih dan Donny memukul dahinya kecewa

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

 

Bonito Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang