***
Siang itu juga setelah semalam mereka berasik-asikan. Seseorang kembali merenung di taman belakang, duduk di pinggir gazebo. Kevin hanya melamun dan menghisap sebatang rokok di jarinya. Tak sadar seseorang datang menghampirinya dan mengambil rokok itu lalu membuangnya.
"Dari semalem nyebat mulu, ga kering mulut lo?" seseorang itu duduk disampingnya
"Lagi pengen aja" ketus Kevin
"Kenapa lagi sama orang tua lo" tanya Nara kepada Kevin
"Mereka jadi pisah Nar, gue gamau ikut siapa-siapa" jelas Kevin dengan muka cueknya
"Maksud lo? lo mau hidup sendiri?" tanya Nara lagi
"Iya gue gak mau ikut salah satu dari mereka"
"Pikir lagi keputusan lo, jangan langsung ambil keputusan ntar lo nyesel" peringat Nara kepada kekasihnya
"Iya iya bawel ah"
"Dih dikasih tau begitu yaudah" nadanya mengambek
"Hehehe engga engga sebagai ganti lo buang rokok gue, gantiin sini sama bibir lo, bibir gue kering" mesum Kevin
"Mesum banget masih siang--" belum selesai melanjutkan ucapannya pipi Nara langsung ditangkup Kevin langsung saja melumat bibir pink itu. Kevin tidak mau mendengar celotehan yang tak berguna itu di telinganya.
"Cpkk...Mphhh" tangan Nara menjambak rambut belakang Kevin, membuat sang pemilik melepaskan lumatannya. "Bangsat lo ga apek persiapan apa-apa" Nara terengah-engah mangatur nafasnya karena dibuat sesak selesai kegiatan tadi.
"Abisnya lo berisik sih" dumel Kevin.🕊
Kini suasana di rumah yang besar dan megah itu pun menjadi sangat ramai karena terhitung ada 20 orang beserta maid yang sedang membersihkan rumah itu. Karena jam berjalan pukul 9 tak lupa para gadis-gadis itu memasak di dapur. Nara, Cia, Rachell dan Natha kebagian untuk membuat minuman, mereka membuat es buah. Sedangkan Lia, Jeyya, Diana dan Shella mereka sibuk membuat makanan mulai dari ayam goreng, sayur sop, gorengan dan sebagainya.
Tepat jam 12 siang saat memasuki waktu makan siang semuanya berkumpul di meja makan, syukurlah meja makan milik Javion cukup digunakan untuk 16 orang disana.
"Wah makanannya enak-enak nih" celetuk Royce seraya mengambil makanan
"Ye gausah heran lah yang masak kan calon bini gua" jawab Tama
"Ah calon bini gua juga kali" saut Anton
"Ribut lo semua, tinggal makan elah. Belom tentu juga mereka jodoh lo" sinis Kevin
"Apaansih lo sensi amat njing, napa lo? ga dikasih jatah sama Nara?" ceplos Hazel yang membuat mata kekasihnya melotot karena omongannya yang ceplas-ceplos
"Makan tinggal makan gausah banyak bacot" Javion dengan suara beratnya menghentikan kegaduhan itu
"Siap ndan"Mereka makan bersama diselingi obrolan santai. Bersendau-gurau satu sama lain, moment itu adalah moment yang paling berharga dari diri mereka sendiri. Mereka tak berpikir jika ending dari permasalahan mereka yaitu berdamai dan saling memaafkan. Bahkan kini mereka tidak lagi mengingat dan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat. Semua sudah berlalu, masa lalu biarlah berlalu dan bukalah lembaran baru.
Selesai dari makan siang, para lelaki yang sudah sangat kenyang itupun ditugaskan para gadis untuk cuci piring. Sekarang mereka sedang ada didapur dengan tugasnya masing-masing. Javion dan Anton cuci piring, Kevin dan Gevan membersihkan meja makan, Hazel dan Jay mengeringkan piring sendok dll, juga Royce dan Tama yang sedang menyapu lantai.
"Gabisa nyapu ya lo" ejek Royce ke Tama
"Lo kali yang gabisa tuh ga bersih, ntar istri lo berkumis kalo ga bersih nyapunya" balas Tama
"Dih itu lo yang nyapu njir" Royce tak mau kalah
"Eh ni belom bersih gimana sih kalian yang nyapu" goda Kevin padahal dia lo pada menjatuhkan bungkus snack ke lantai
"Ye bego gue liat lo jatuhin ya cok" timpal Royce kesal
"Gev lo tadi pagi ngapain di theater room?" tanya Kevin mengintrogasi
"Gue ga ngapa-ngapain anjir" bela Gevan
"Alasan, gue ga budek ya"
"Kalo ga budek, gausah nanya berarti udah tau lah" cuek Gevan dengan nada panik
"Mesum di rumah orang gabaik Gev" timpal
Tama
"Ikut-ikut lo babi, lo tuh mesum pake ngimpi lagi ngewe anjing" kesal Gevan
"Hahahahahaha"Sementara di ruang tamu, para gadis itu sedang beristirahat sembari melihat netflix.
"Seneng liat mereka akur" celetuk Shella
"Haha yang dulunya musuh jadi temen" timpal Cia
"Iya gua juga seneng liat kita udah pada akur gini" balas Nara sambil makan snacknya
"Ye lo makan ga bagi-bagi siniin Nar" ketus Jeyya mengambil snack Nara
"Oh iya semalem lo diapain sama Gevan, Nath?" tanya Nara ke Natha
"E-em gue ga diapa-apain kok" gugup Natha
"Emangnya kenapa dah semalem" Diana menyela
"Semalem lo udah pada tidur, gua sama Natha nonton film horror dianya teriak-teriak gatau ya Gevan keganggu trs ditarik keluar dah si Natha gatau dibawa kemana" jelas Nara
"Hayolohhh" goda Shella
"O-o kamu ketauan berdua-duaan" Jeyya menggoda dengan suaranya yang melengking itu
"Cuma ditembak doang udah kok trs jadi pacar" Natha meyakinkan
"Cieee cieee"
"Yang bener ga ngapa-ngapain dulu" goda Diana lagi
"Ah udah deh, lupain aja"
"Em tapi aku nemu banyak tisu di theater room mana bau amis" tanya Lia polos
Mereka yang mendengar itupun langsung menatap Natha dengan tatapan mengintrogasi
"Hehehehe dia yang mulai kok" akhirnya Natha jujur karena tidak bisa beralasan lagi
"Akhirnya lo udah ngerasain" senang Rachell
"Ye dasar bego temennya digituin malah seneng" timpal Jeyya menggeplak kepala Rachell🕊
Api yang membara besar saja bisa dipadamkan oleh air. Sama saja dengan permasalahan yang menimbulkan permusuhan ternyata pada akhirnya semua bisa menjadi damai juga, asal mereka memiliki niat untuk saling memaafkan. Yap, itulah yang mereka semua alami sekarang. Tidak ada lagi Lia dan teman-temannya yang selalu dibully, tidak ada lagi Shella dan teman-temannya yang selalu masuk BK karena masalah yang mereka buat, tidak ada lagi juga kecemburuan dari masing-masing. Semua sudah dengan pilihannya sendiri.
———END———

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐥𝐭𝐞𝐝 𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮
Teen Fiction⚠️DISCLAIMER⚠️ - MINOR DNI 🔞🔞🔞 - 100% FIKSI - NON BAKU - CW//TW//HARSHWORD⚠️‼️ - IGNORE TYPO AND TIME JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN AGAR AUTHOR SEMANGAT BUAT UP SETIAP PARTNYA! ----- Berawal dari pertemuan yang singkat, siapa sangka pangeran sekolah...