10 || Stadion

1K 19 0
                                    

***

Cia menuju kearah toilet stadion itu untuk mencari Nara dan Jeyya. Zonk yang diperoleh Cia, ia tak mendapati kedua sahabatnya itu. Pada saat Cia ingin keluar dari toilet badannya distop dan ditahan oleh Diana dengan wajah yang merah. Cia mencoba menghindar dan ingin keluar dari toilet itu namun ia tidak bisa mengelak dari gadis yang ada didepannya.
"Apa? mau keluar?" tanya Diana.
"I-iya kak" gugup Cia.
"Lo maunya diapain sih? berani-beraninya deketin cowo gue. Udah tadi teriak teriak nyemangatin dia terus sekarang malah kekantin bareng? hah? bahkan gue yang pacarnya aja ga digituin" marah Diana
"Lo itu murahan banget ya? gatel banget jadi cewe, lo mau rebut Hazel dari gue kan? jujur lo" bentak Diana.
Cia disana sangat takut ia sangat benci ia sangat benci dibentak "E-engga kak..."
"Dasar lo cewe kurang ajar-" belum sempst Diana menampar Cia ada tangan yang menahan tangan Diana agar tidak bisa menampar Cia. Diana bingung siapa yang menahan tangannya dan saat ia berbalik ia mendapati Hazel dengan muka datarnya.
"Hazel kamu tau kan dia gatel kekamu aku mau ngasih dia pelajaran kamu mau ikut?" tawar Diana dengan muka memohonnya.
"Ga minat" ucapnya sembari melepaskan genggaman pada tangan Diana dan menarik Cia untuk berada dibelakangnya. Diana bingung mengapa pacarnya melakukan itu.

"Kita putus" singkat padat jelas dan membingungkan, Diana bingung mengapa pacarnya seperti itu.
"Hah putus lo bercanda kan Zel? pasti lo disuruh sama cewe murahan ini ya? hah? yang bener aja lo Zel masa demen sama ginian, dia itu murahan" ucap Diana merendahkan Cia.
"Harga diri dia lebih mahal daripada harga diri lo" final Hazel dengan penekanan pada akhir kalimatnya dan meninggalkan Diana disana yang menahan isak tangis.

"Kak kakak kenapa bilang gitu aku jadi merasa bersalah kak...gara-gara aku-" "Ssttt engga kok gue emang dari dulu pengen mutusin dia cuman nunggu waktu yang tepat aja" potong Hazel kemudian mengusap surai rambut Cia yang kelihatannya masih merasa takut.

"Ciaa" teriaknya dari arah depan. Cia menoleh dan mendapati sahabatnya berjalan kearahnya.
"Naraa" Cia memeluk sang sahabat untuk menenangkan dirinya, "Kenapa Ci? baru ditinggal bentar masa kangen" goda Nara.

"Lah lo dari mana aja Kev kok baru keliatan Royce mana?" tanya Hazel pada Kevin
"ngapain nyariin gue? kangen juga ya??" senyum goda Kevin
"najis banget" ketus Hazel
"hahaha tadi Royce lagi diobatin sama Jeyya diruang ganti paling udah kekantin duluan"
"Lah apanya yang sakit?" tanya Hazel
"tadi berdarah kuku kakinya terus manggil Jeyya buat ngobatin" jelas Kevin
"tumben ga sama Rachell dah padahal dia juga PMR, Terus lo juga kenapa bisa sama ni cewe?"
"ya gatau, oh Nara iya tadi dia ngembaliin hoodie gue sekalian aja kekantin malah ketemu lo" jawab Kevin
"ohh yaudah ayo kekantin bareng aja tadi Javion disana sama Lia" ajak Hazel
"Njir mereka pdkt kah?" tanya Kevin
Setelah ucapan Kevin, Cia dan Nara berpikiran sama dengannya sangat membingungkan dan setelahnya mereka berempat berjalan menuju kantin.

"Gue tadi mutusin Diana" ucap ketus Hazel pada Kevin
"anjayy putus juga lo, mutusin dimana?" "ditoilet" jawab singkatnya
"hah? kok ditoilet?" tanya curiga Kevin
"engga gitu Kev anjg ya tadi ---" Hazel menceritakn kejadian panjang lebar itu pada Kevin.
"Oalah gitu kapan ya gue putus sama Natha"
"Gila ni bocah malah pengen putus" ujar Royce,
Cia dan Nara tak paham apa yang dua lelaki itu bicarakan biarkanlah makhluk yang biasanya ditakutin oleh siswa-siswi disekolah ternyata juga bisa se-freak ini.

🕊

Sesampainya dikantin stadion mereka menuju kebangku dimana Javion dan Lia berada disana. Sudah ada beberapa makanan dimeja mereka.
"Cia Nara... Jeyya mana??" tanya Lia
"mungkin masih ngobatin kak Royce" sambung Nara
Mereka duduk bersama pada bangku itu. Tak ada yang berbicara disana mereka sibuk pada aktifitasnya masing-masing.
"Jeyya mana sih ga dateng-dateng" panik Lia
"Lia Nara Cia" suara itu suara lembut yang menyapa telinga mereka yang ada disana.
"Eh Jeyya yaampun sini duduk abis dari mana aja?" tanya Nara
"gue nyariin lo Jeyy lo kemana sih" sambung Cia
"eh Royce mana dah? tadi dia sama lo kan?" tanya Kevin
"pelan pelan anjir tanya nya, kasian anak orang" ujar Hazel.
"Tadi kak Royce udah sama kak Rachell udah duluan kekantin" jawab singkat Jeyya
"terus habis selesai kok ga kesini-kesini dah?" tanya Lia
"ya tadi beresin peralatan dulu"
"ohhh"

Jeyya diajak makan bersama, kebersamaan mereka tak luput dari pandangan Natha dan Diana. Diana sudah menceritakan kejadian ditoilet tadi dengan sahabatnya.
"Lah Rachell kemana?" tanya Diana
"eh iya dia ga balik-balik dari tadi" ucap Natha
"halah palingan udah sama pacarnya tadi kan katanya nyusul ke ruang ganti" jelas Shella.
Mereka bertiga menikmati makanan itu tanpa adanya Rachell huft mungkin Rachell sedang bersenang-senang dengan Royce.

(ilustrasi tempat duduk dikantin stadion)

"Eh itu di bibir lo ada-" belum melanjutkan ucapannya Javion mengusap belah bibir Lia yang disana terdapat coklat dari eskrim yang Lia makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh itu di bibir lo ada-" belum melanjutkan ucapannya Javion mengusap belah bibir Lia yang disana terdapat coklat dari eskrim yang Lia makan. Semua temannya disana melongo seakan tak percaya apa yang baru saja Javion lakukan.
"Hekhemm"
"Anjir keselek bumi"
"Duh iri banget"
"Uhuk-uhukk"
"kalo bucin jangan disini dong"
ya begitulah teman-temannya disana mengucapkan itu seakan mencomblangi Javion dan Lia.

"Royce kalo udah sama pacarnya ga inget sama kita anjir" sela Kevin
"iya anjay apa kita cari aja?" Hazel berinisiatif
"jangan deh gabaik ganggu orang pacaran" usul Cia
"hmmm".
Makanan mereka sudah habis hari juga sudah mulai gelap disana. Stadion juga sudah mulai sepi karena supporter tadi sudah banyak yang pulang. Mereka berjalan untuk keluar dsri stadion dan menuju ke parkiran.

"Lia mau bareng ga pulangnya?" tawar Javion
"takut ngerepotin kak aku bisa naik gojek kok" jawab Lia
"tabung aja duit lo ayo bonceng gue aja" ajak Javion menarik pundak nara agar bisa ia rangkul
"gue duluan ya pulangnya" ucap Javion pamitan kepada temannya juga teman Lia
"hati-hati ya" ucap Nara
"eh awas loh ntar lo dibelokin ke gang yang gelap ntar lo dicabulin" goda Kevin
"anjing lo kev kalo ngomong mulutnya minta ditonjok" kesal Javion
"Hahahahahaha"
"Cia mau bareng juga ga?" tanya Hazel
"emang boleh kak?" jawab Cia
"kan gue yang ngajak, udah ayo" ajak Hazel menggandeng tangan Cia menuju ke motornya
"gue juga duluan deh ya" pamit Hazel pada Kevin, Nara dan Jeyya

Hanya tinggal mereka bertiga disana hingga satu suara memecah hening.
"KEVIN!" yang mempunyai nama pun berbalik dan mencari sumber suara itu, oh ternyata Nathalia pacar Kevin.
"aku cariin tauu" gerutu Natha sok imut
"aduh maaf ya tadi keasikan sama temen" ucap Kevin mengacak-acak surai Natha
"gapapa sayangg yaudah ayo pulang" ajak Natha yang merangkul dan memeluk Kevin.
"Gue duluan ya" pamit Kevin pada Nara dan Jeyya. Mereka berjalan beriringan meninggalkan Nara dan Jeyya disana, tak lupa Natha dengan sengaja menyenggol pundak Nara dan tatapannya yang sinis.

***

𝐌𝐞𝐥𝐭𝐞𝐝 𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang