Rupanya, masa kini masih terkait dengan masa lampau. Dan ternyata dunia memang sesempit itu. Kita yang dikira asing pun nyatanya masih saling terikat dalam sebuah cerita.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Pendek dan mungil, bukan berarti Chandrika tidak berani untuk bermain basket. Chandrika bisa, sudah cukup pandai menaklukan permainan bola orange itu. Lihat saja sekarang, berkali-kali ia berhasil memasukkan bola orange itu pada ring dengan baik. Pun dengan gerakan—mendribbling maupun shoot—yang sudah tidak bisa disebut amatir lagi.
Sendiri, Chandrika bermain tanpa teman. Ini dilakukan hanya guna mengisi waktu gabut disaat tidak ada jadwal mata kuliah, tetapi tidak bisa pulang juga sebab masih ada mata kuliah selanjutnya pada jam berikutnya.
Begitulah, peluh yang keluar tidak begitu bercucur. Sebab gerakannya tidak tergesa, tidak perlu berebut bola dengan siapapun. Cuaca pun sangat bersahabat—tidak terik juga tidak mendung. Itulah Chandrika sama sekali tidak terganggu meski mengenakan jaket panjang yang membaluti celana jeans pendek—dipadukan dengan atasan crop top. Terlihat ribet memang, tetapi tidak bagi sang empu.
Sudah dalam perhitungan, Chandrika yakin sekali shoot kali ini akan berhasil seperti sebelumnya. Ia sudah menembak teramat tepat, itu sungguh akan masuk jika saja tidak ada seseorang yang mendadak datang lalu menangkap bolanya sebelum menyentuh ring.
Tersentak diawal, tetapi kemudian Chandrika hanya mampu menghela pasrah kala atensi menemukan sang pelaku. Ingin marah, tetapi tidak bisa sebab telah dulu disogok oleh seulas bunny smile teramat manis serta tatapan tajam—tetapi candu sekali. Lelaki itu mendekat teratur disela mendribble bola.
Chandrika balas tersenyum, tetapi justru Libra yang menyusut akan senyumnya—kala atensinya menyadari apa yang dikenakan Chandrika. Jaket panjang berwarna abu-abu itu.. seperti tidak asing baginya, agaknya Libra pernah memiliki memori tentang jaket itu.
Libra seperti teringat sesuatu.
Ah—tapi jaket bermodel pun berwarna abu-abu begitu tidak hanya ada satu saja di dunia ini, 'kan?
"One by one?"
Libra terkesiap kala Chandrika menginterupsi, gadis itu menantang—jelas sekali dari serautnya.
Siapa takut?
"Yang kalah, harus yang duluan nyium." Tidak ingin hanya sia-sia, Libra bertaruh.
Chandrika sendiri sudah tidak aneh dengan itu. Libra pasti akan selalu meminta hal itu disetiap ada kesempatan.
Maka, pertandingan satu lawan satu lantas dimulai.
Libra melambungkan bola berwarna orange itu sebutuhnya, membiarkan benda bulat itu memantul barang sekali kemudian membiarkan Chandrika yang mengambil permainan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2022
Художественная проза"Versi Baru Kehidupan dan Cinta" Chandrika tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan pemuda asing itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Phobia hingga trauma. Bahkan gilanya ia harus menanggung rindu berkepanjangan. Kasus pembunuhan yang t...