SECRET U || Business Contract

102 9 9
                                    

Bisakah lupakan hal itu? Itu hanya masa lalu yang bahkan tidak diakui siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisakah lupakan hal itu? Itu hanya masa lalu yang bahkan tidak diakui siapapun. Sekarang kita tidak memiliki hubungan apapun, selain berteman.

[ s e c r e t ♪ y o u ]

Derap langkahnya terdengar jelas kala menuruni anak tangga. Libra mengusak rambut kusutnya menjadi semakin berantakan. Serautnya nampak kesal, jelas ia merasa terganggu.

Entah apa yang terjadi di rumah ini, suara bising itu sangat mengganggu tidurnya—padahal sedang nyaman-nyamannya. Rumah sebesar ini, seharusnya tidak ada yang bisa membuat kerusuhan selain Libra sendiri. Disini tidak ada siapapun—huh? Libra baru teringat agaknya.

Wanita tua itu berulah lagi?

Ah, seharusnya Libra tidak boleh mengucapkan hal kasar itu meski hanya dalam benak. Libra tahu sopan santun, dan ia sadar perlu menggunakan itu pada orang yang jauh lebih tua darinya.

Langkah Libra terhenti—tepat di ruang makan, atensinya lantas mendapati banyak makanan telah siap di meja makan. Ia menghela resah kala indra pendengarannya kembali menangkap keributan, seperti.. dentingan antara sendok dengan piring atau gelas. Bisa dipastikan itu berasal dari arah dapur.

Maka Libra melanjutkan langkahnya menuju dapur. Dimana disaat baru sampai, ia memicing tajam—kala menemukan seseorang sedang berdiri menghadap pantry;tepat membelakanginya. Itu bukan ART yang ia pekerjakan di rumahnya.

Lantas Libra mendekat, tanpa segan langsung merengkuh pinggang ramping gadis itu guna didekap dari belakang. Berikut dagunya mendarat di bahu, menyesap aroma favoritnya—wild blush. Tidak ada respon mengejutkan, gadis itu santai membiarkan. Singkatnya, keduanya sudah teramat mengenal satu sama lain meski tanpa melihat rupa.

"Kenapa lo yang nyiapin semua ini?" Libra mengusak leher gadis itu—masih rakus menghirup wanginya. Ini sudah biasa, tetapi Chandrika masih saja selalu merinding di sekujur tubuh.

"Gue gak ngegaji ART buat leha-leha, ya."

"Kak Libra harus minta maaf sama bi Minah." Chandrika menyergah, kemudian melepas dekapan Libra untuk beranjak dari sana dengan dua minuman di tangan—susu untuk Libra dan jus jeruk untuk dirinya sendiri. "Bi Minah itu lebih dari ART buat Kak Libra."

Libra lantas bungkam—disela mengekor langkah Chandrika menuju meja makan. Ia tidak bisa menyangkal, teramat setuju. Wanita yang sudah menginjak usia 60 itu memang bukan hanya sekedar asisten rumah tangga—atau seorang pengasuh sejak Libra kecil. Wanita itu akan selalu ada untuknya disaat kedua orangtuanya tidak memiliki luang meski hanya sedikit waktu untuknya—sebab pekerjaan yang bahkan kini Libra pun merasakan sendiri bagaimana sibuknya.

Dan untuk bi Minah sendiri—rasanya Libra tidak pantas untuk mengucapkan hal itu. Dibandingkan jasa luar biasa yang telah dilakukan wanita itu, sepatutnya tidak masalah bagi Libra menggaji wanita itu untuk bersantai dan leha-leha—terlebih lagi hanya sehari.

Secret You || 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang