Sebenarnya, entah siapa yang dimaksud. Tapi kenapa mereka terlihat begitu ketakutan?
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Jalan bersama seorang Aksara tidak begitu buruk.
Lelaki itu memang tidak menawarkan segala bentuk kemewahan—seperti yang dilakukan Libra. Tetapi kesederhanaan yang diberikan lelaki itu sudah cukup membuat Chandrika senang bukan kepalang. Ia menyukai cara Aksara memperlakukannya, itu memberikan sensasi tak biasa—yang belum ia rasakan selama bersama Libra.
Jika Libra memberinya fasilitas nyaman di mobilnya, maka Aksara memberikan kesan menyenangkan dengan membawanya bermotor. Jika Libra menjadikan dirinya seperti ratu yang dihormati dan dijaga selayak berlian, maka Aksara memberinya akses menjadi tuan putri yang dibiarkan menikmati apapun semau hatinya.
Aksara terus memenuhi permintaannya—menjajali setiap permainan yang ada di taman hiburan ini, pun mencicipi jajanannya. Jujur Chandrika takjub, Aksara pandai sekali mengayomi. Bersama Aksara, ia sepertinya menemukan dirinya yang begitu menyenangkan.
Lain dengan Libra, lelaki itu selalu memperhatikannya dalam hal apapun. Memperlakukan ia seperti sesuatu yang begitu berharga—yang perlu dijaga sebaik mungkin agar tak mudah hancur.
Bukan ingin membandingkan. Bagaimanapun, kedua lelaki itu mampu membuat Chandrika merasa nyaman dengan caranya masing-masing. Dan ia suka semua itu.
"Kak Aksa, aku udah jajan banyak banget, loh, pake uang Kakak." Chandrika meremas selembar uang di tangannya—sebuah reaksi segan, tak enak hati, malu, pun sedikit kesal dan sebal.
Tadi, Chandrika berniat untuk membayar sendiri jajanannya—yang entah sudah yang ke berapa. Tetapi Aksara sigap menarik tangannya sebelum penjual itu menerima uang darinya—beralih dia menyodorkan uang miliknya untuk membayar jajanan Chandrika.
Aksara menerima kembaliannya. Kemudian terkekeh kala mendapati sorot protes dari sepasang mata monolid itu, bibirnya mengerucut lucu sekali. "Gak papa. Nikmatin aja selagi jalan sama gue." Santai, selanjutnya ia menggiring gadis itu guna menjauh dari kedai itu. "Jarang-jarang juga, 'kan, kita bisa jalan berdua kaya gini?"
Iya juga, sih.
Tapi yang menjadi masalahnya disini adalah.. Aksara sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk memenuhi keinginan Chandrika sejak sampai disini. Mulai dari menaiki beberapa wahana, sampai membeli beberapa jajanan—semua menggunakan uang Aksara tanpa Chandrika mengeluarkan sepeserpun. Padahal disini Chandrika yang banyak makan, dan banyak maunya.
"Lagian ini gak seberapa dibanding apa yang selalu Libra kasih buat lo. Gue cuma bisa—"
"Ini udah lebih dari cukup buat aku, Kak." Chandrika lebih dulu menyergah, terkesan memotong ucapan—tetapi menyulut seulas senyum manis muncul di belah bibir tipis Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2022
Ficción General"Versi Baru Kehidupan dan Cinta" Chandrika tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan pemuda asing itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Phobia hingga trauma. Bahkan gilanya ia harus menanggung rindu berkepanjangan. Kasus pembunuhan yang t...