Harus sedikit lebih teliti baca scene kedua ya yeorobun. Bagi yang masih penasaran tentang..
.. bagaimana sih sebenernya hubungan antara Abhizard, Arva dan Libra atau bahkan Leo juga?
Di scene kedua aku sedikit menulis tentang status mereka. Tapi kalian perlu fokus supaya ga salah memahami. Karena faktanya hubungan mereka berempat ga sesederhana itu. Dan sebagai patokannya, mungkin kalian perlu fokuskan pada kalimat yang terdapat kata 'ayah'.
Aku ga akan buka suara di kolom komentar tentang hal itu, jadi aku harap kalian bisa memahaminya sendiri🤭 Selamat membaca!🤗
Bahagia, tapi juga sakit. Sakit, tapi juga benci. Dilema diantara dua hal, membuat sulit menempatkan diri harus berada dimana.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
"Jadi maksudnya.. Kakak itu sebenernya Kak Abhi?"
Chandrika memecah hening—yang menelan waktu nyaris sepuluh menit, usai Aksara menyelesaikan ceritanya. Dimana semua atensi yang sama-sama menyimak, tertelan syok teramat dalam hingga berujung stagnan di tempat. Otak mereka masih belum bisa sepenuhnya menggapai kenyataan yang baru saja dibeberkan oleh Aksara.
Oh, haruskah kita beralih memanggil dia Abhizard saja? Baiklah.
Abhizard mengangguk—lembut terkesan samar, tetapi itu sudah cukup sebagai penegasan kepastian. Netranya telah normal kembali—indah dengan warna hazel, menandakan sakit telah pudar di dalam diri. Menyisakan kelegaan luar biasa sebab telah berhasil mengungkap segalanya.
"Gue gak pernah berniat sembunyi dari lo."
Abhizard menggosok tangan Chandrika di kedua tangannya, bermaksud membersihkan keringat di telapak tangan sebab terlalu lama saling tertaut. Tetapi tidak ada niat untuk melepaskan, maka genggaman kembali terjalin.
"Tapi lo yang gak pernah ngerasain kehadiran gue disini. Gue sering ngasih petunjuk sama lo. Saat lo bilang pengen ketemu sama gue, saat itu juga gue ngajak lo buat ketemu. Tapi setelah itu, bahkan lo sama sekali gak curiga kenapa tiba-tiba gue ngajak lo pergi."
Ingin tidak ingin, tetapi secara otomatis Chandrika tertarik pada memori tempo sore—dimana ia sedang merindukan Abhizard usai membaca diary-nya, dan tepat disaat itu Aksara mengajaknya pergi menuju taman hiburan guna menikmati ice cream.
Ah, entahlah. Membingungkan sekali. Chandrika tidak tahu kenapa Abhizard memilih cara teka-teki untuk menunjukkan identitasnya yang asli. Kenapa tidak langsung memberitahu ia secara gamblang dan jelas?
Ayolah, Chandrika itu bukan peramal yang bisa membaca isi pikiran orang lain.
"Gue pikir cinta lo udah cukup buat lo bisa kenal gue dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2022
Художественная проза"Versi Baru Kehidupan dan Cinta" Chandrika tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan pemuda asing itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Phobia hingga trauma. Bahkan gilanya ia harus menanggung rindu berkepanjangan. Kasus pembunuhan yang t...