MENERIMA

394 43 13
                                    


Setelah mengunjungi Universitas Pelita Nusa & berbincang dengan Joana, kemudian Reyna menuju kantor PT. Aldebaran Sejahtera.
Sesampainya di kantor iapun bergegas berbicara pada Rendy & Felice.
"Om Ren, Tante Felice tadi aku bertemu Joana di kampus mama dulu mengajar" sambil tersenyum.
"Jadi Reyna tadi ke universitas pelita Nusa, untuk apa..." Tanya Rendy.
"Hanya ingin merasakan kenangan mama aja om, dan aku juga bertemu dengan rekan dosen mama, dia menceritakan banyak hal tentang papa & mama yang tak di ketahui orang banyak, dan itu cukup membuatku takjub, mungkin om Rendy adalah salah satu orang yang tau". Ucap sumringah Reyna.
"Ohc.. ya om, tentang pencarian askara, Joana juga siap membantu kita, kebetulan dia punya saudara yang bekerja di dinas kependudukan, mungkin kita bisa membagi Tugas menelusuri jejak hilangnya askara"
"Tapi kita sudah pernah mencoba cara itu, namun hasilnya nihil" jawab Rendy.
"Om, tak ada salahnya kita mencoba lagi, mungkin dengan bantuan saudara Joana kita lebih mudah lagi mendapatkan akses, dan mungkin mereka punya saran untuk memberi kita pentunjuk pencarian askara, mungkin selama ini ada beberapa hal yang terlewat dari team kita".
"Baik, kalau begitu nanti om akan kumpulkan team kita & memulai strategi baru untuk pencarian askara, semoga kali ini Tuhan menuntun kita pada petunjuk untuk segera mempertemukan askara pada kita".
Namun tetiba tatapan Reyna kosong dan matanya berkaca-kaca.
"Om, Reyna terkadang merasa sesak jika membayangkan keadaan askara, bagaimana dia selamat?!, apa dia selamat?!, siapa yang menolongnya?!, apakah dia hidup dengan layak?!, sedang apa dia sekarang?!, apakah dia mendapat kasih sayang atau justru kesepian?!". Dan air matanyapun mengalir tak sanggup membayangkan kehidupan askara yang tak tau keberadaannya.
Lalu ketika Rendy ingin merespon tetiba Felice memberi kode untuk tidak berbicara, kemudian Felice menghampiri Reyna, duduk di sebelahnya dan meletakkan kepala Reyna di dadanya serta mendekap dengan hangat.
"Reyna... Kebaikan itu seperti kita mengumpulkan poin pada suatu member, jika tiba waktunya atau poin itu telah terkumpul kita bisa menukarnya dengan sebuah merchandise. Orang tua Reyna, Pak Al & Bu Andin adalah seseorang yang sangat baik, percayalah bahwa meskipun kebaikan yang pernah mereka lakukan tidak berbalas pada mereka secara langsung tapi pasti anak cucunya kelak akan menikmati kebaikan yang di tebarkan pak Al & Bu andin, keluarganyalah yang akan merasakan itu, percayalah bahwa Allah pasti menopang hidup askara di manapun ia berada, karena kalian mempunyai orang tua & keluarga yang baik, meskipun manusia tak luput dari kesalahan tapi Allah memperhitungkan segala kebaikan". Ucap Felice menenangkan Reyna
Reyna merasa tenang di pelukan Felice meski air matanya tak berhenti mengalir.

Lalu terlihat Rossa baru saja datang dan memasuki gedung PT. Aldebaran Sejahtera, bersamaan dengan itu ternyata Nino juga kembali datang ke kantor Aldebaran, dan ia melihat dari jauh seperti Rossa alfahri, iapun berlari dengan cepat mengejar lalu memanggilnya.
"Bu Rossa... Bu Rossa.." teriak Nino.
Rossapun menoleh, dan melihat Nino berlari ke arahnya.
"Nino...!!?!! apa dia tahu saya & Reyna sudah kembali ke Indonesia.. lalu dia kesini.." ucap Rossa menggerutu & bertanya-tanya.
"Bu Rossa, apa kabar... Maaf saya harus berteriak memanggil ibu dari kejauhan karena saya takut tak bisa bertemu atau kesulitan menemui Bu Rossa". Jelas Nino.
"It's Okey, oh yaa apa anda memang sengaja kesini karena tahu saya kembali dari Swiss..." Tanya Rossa.
"Iyaa betul Bu, beberapa hari yang lalu saya mengetahui Bu Rossa & Reyna sudah kembali dari Swiss, saya sempat ke pondok pelita untuk menemui bu Rossa & Reyna namun penjaga di pondok pelita tak memberi tahu keberadaan ibu, dan saya juga menghubungi Elsa namun dia juga tak memberi tahu keberadaan kalian. jujur saja saya sangat ingin bertemu dengan Reyna, saya sangat merindukannya. Ohc.. yaa di mana Reyna.. apa saya boleh menemuinya..".
"Yaa.. untuk itu kami memang sangat mendadak kembali kesini karena Reyna sangat rindu dengan papa & mamanya, ia ingin mengunjungi makam Al & Andin, dan juga ada sesuatu yang memang harus kami kerjakan di sini. untuk para penjaga di ponpel,.mereka memang sama sekali tidak mengetahui keberadaan kami jd bukan mereka tak ingin memberi tahu anda, dan untuk Elsa mungkin dia hanya ingin Reyna sedikit leluasa. Kalau anda ingin bertemu Reyna silakan, tapi saya juga belum tau apa Reyna sudah tiba di kantor apa belum karena tadi dia pamit pergi terlebih dulu ke suatu tempat". Jelas Rossa.
Lalu Rossa mengajak Nino menuju ke ruangan Aldebaran, namun Rossa meminta nino untuk menunggu di depan ruangan sejenak karena Rossa ingin mengecek terlebih dulu apakah Reyna di dalam atau belum datang, dan Rossa melihat Reyna, Rendy, dan Felice sedang berbincang.
"Assalamualaikum..." Salam Rossa.
"Wallaikumsalam.." sahut mereka.
"Omaa..!! Oma kesini, kenapa nggak istirahat aja di rumah..".
"Hmm.. Oma ingin beraktifitas, di rumah Oma bingung harus ngapain, Oma juga ingin memantau pekerjaan putri Aldebaran Alfahri & Andini kharisma putri" ucap Rossa dengan sumringah.
"Ohc.. yaa, Reyna tadi Oma kesini bertemu dengan seseorang, dan seseorang itu ingin bertemu dengan Reyna".
"Siapa oma...?!!" Tanya Reyna.
"Sebaiknya Oma menyuruhnya masuk terlebih dulu" kata Rossa.
Lalu nino di persilakan masuk ke dalam ruangan oleh Rossa.
"Reyna.." sapa Nino dengan mata berkaca-kaca.
"Om baik.." Reynapun berdiri terdiam sejenak.
Dan Ninopun menghampiri Reyna, mendekatinya.
"Boleh om peluk Reyna.." pinta Nino
Lalu reyna menganggukan kepalanya mengijinkan Nino memeluknya.
Nino melepas rindu pada Reyna, ia menangis & mendekap Reyna.
"Papa sangat merindukan kamu nak.." ucap Nino.
Reyna terdiam mendengar ucapan Nino dan terlihat tak nyaman.
Lalu Rossa & Reyna mempersilakan nino duduk. Rendy & Felice berpamitan kembali ke ruangan mereka untuk memberi ruang pada Rossa, Reyna, dan Nino berbincang.
"Om apa kabar.." tanya reyna.
"Baik Reyna, kabar om sangat baik". Jawab Nino
Terlihat masih ada kecanggungan pada Reyna. Namun mereka membicarakan banyak hal, dan tetiba Reyna mengatakan sesuatu.
"Ohc.. yaa om, maaf sebelumnya, tadi saya sempat dengar, om menyebut diri om papa, maaf kalo kata² saya ini nantinya menyinggung atau menyakiti hati om tapi saya ingin jujur, sampai kapanpun sebutan papa bagi saya hanya berlaku untuk papa Al, meski saya sadar bahwa darah papa Al tak mengalir pada diri saya, dan sayapun tak memungkiri bahwa om adalah ayah kandung saya, dan itu tak ada yang bisa mengubah, saya juga tidak dendam atas keadaan yang harus saya alami karena dari keadaan itu Tuhan mempertemukan saya dengan sosok papa yang saya butuhkan yaitu Aldebaran Alfahri, dan dari situ Aldebaran Alfahri menemukan cintanya yaitu Andini kharisma putri. Om baik memang ayah kandung saya tapi bagi saya om tetaplah om baik, om terbaik bagi saya, saya tak bisa mengijinkan siapapun menempati ataupun menggantikan posisi papa dan mama di hati saya, sampai kapanpun".
Nino tampak sedih, namun ia berusaha menerima, dalam hati ia sangat ingin menjerit melepas semua penyesalannya atas kesalahan masa lalu yang ia lakukan.
"Ya..Allah ini sudah kesekian kalinya Reyna menolakku memanggil papa, meski sebutan itu begitu simpel namun ternyata sangat sulit & berat di lakukan Reyna untuk ku, di hati Reyna aku hanyalah orang asing yang ia anggap cukup baik, tak lebih dari itu, sungguh ini kenyataan pedih yang harus aku terima dengan ikhlas, seperti mereka kala itu ikhlas menerima segala tindakanku yang salah".

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang