Keesokan harinya sekitar pukul 13.00 WIB
Rendy dan felice telah tiba di rumah Graha Armanda (Garda).
Setelah semua berkumpul di ruang tamu, Rendypun membuka laptopnya dan menunjukan hasil test DNA yang di kirim pihak Hamera Laboratorium via email.
Dan benar saja hasil test itu menyatakan bahwa Arya Hermawan adalah Askara Putra Alfahri.
Meskipun mereka sudah menduga hasil test itu sebelumnya namun suasana harupun tetap tak terhindarkan.
Rossa dan Reyna memeluk Askara dengan penuh haru.
"Dari awal Oma sangat yakin kamu adalah Askara, trima kasih ya Allah".
Semua yang ada turut tersenyum syukur, haru, dan lega."Jadi karena hasil ini telah keluar, besok kita juga akan melakukan konferensi pers, and than lusa seperti rencana yang saya sampaikan pada Rendy dan Felice bisa tolong di persiapkan segalanya, dan nanti saya juga akan menelfon pak Surya untuk turut hadir bersama keluarga". Ucap Rossa dengan senyum bahagia.
"Acara apa Bu.., maaf maksud Kiki, ibu mau Adain acara apa.."
"Saya ingin mengadakan acara ucapan syukur, penyambutan Askara, dan memperkenalkan Bu Niken sebagai anggota keluarga atau bagian dalam keluarga alfahri, selain mengundang keluarga, kerabat atau kolega, saya juga mengundang semua yang ada di Panti Asuhan Mutiara Bunda, dan kita kita akan mengadakan acara itu di ponpel" Rossa menjelaskan dengan senyumnya yang khas.
"Ahc.. Askara pasti kamu kangen kan sama suana ponpel hahahaa... a..a..a.. ma..maaf, Askara pasti nggak inget yaa, saya lupa dulu Askara masih sangat kecil". dengan spontan Kiki mengucap lalu sedikit tersadar.Dengan senyum manis tipisnya Askara merespon "ponpel dimana?! apa itu hotel atau restoran milik papa?"
"Bukan sayang, itu adalah rumah kita, rumah keluarga besar kita". Ungkap Rossa pada sang cucu.
"Rumah??!" Arya sedikit terheran.
"Iyaa, itu rumah keluarga kita, hadiah dari opa hartawan untuk oma Rossa, rumah yang mengukir cerita penuh kenangan, termasuk kenangan papa dan mama".
Meskipun masih banyak pertanyaan dalam benaknya namun Arya memilih tak lagi bertanya, karena takut oma dan kakaknya akan semakin sedih teringat akan kenangan² masa lalu yang sangat mereka rindukan.
"maaf sebelumnya Bu Rossa, apa saya masih di perbolehkan memanggil nama Arya..?! maaf, saya belum terbiasa dengan nama Askara, namun saya akan mencoba perlahan memanggil Arya dengan nama Askara". Ucap Bu Niken.
"Bu Niken... Askara ataupun Arya adalah orang yang sama, nama Arya dan Askara keduanya memiliki arti, makna, doa, serta harapan untuk raganya yang di berikan oleh orang - orang yang mencintai Askara, di sini saya harap Askara juga terbiasa dengan dua nama itu". Jelas Rossa sambil tersenyum ramah.Di tempat berbeda Nino tak sengaja melihat Mirna di supermarket yang sama dengannya, untuk sesaat Nino ingin menghampiri Mirna untuk menyapanya, namun niat itu ia urungkan.
"Itukan mirna, apa sebaiknya saya bertanya pada Mirna dimana Reyna dan Bu Rossa tinggal sekarang?!,,, tapi apa iya Mirna bersedia memberitahu saya, lebih baik saya ikuti dia setelah ini".
Ninopun mengikuti taxi yang ditumpangi Mirna, Ninopun semakin penasaran karena benar saja Mirna tak mengarah ke pondok pelita.
Setelah beberapa menit, taxi Mirna berhenti di suatu rumah.
"Apa Bu Rossa dan Reyna tinggal di sini?? Tapi kenapa di tempat yang sesederhana ini".
Karena Nino berada di jarak cukup jauh, ia tak bisa melihat siapa sosok yang membukakan pintu untuk Mirna, Nino tetap menunggu dengan rasa penasarannya yang cukup besar, di tambah taxi yang di tumpangi Mirna juga masih menunggu, setelah beberapa saat mirnapun keluar dan memasuki taxi lagi dan berlalu pergi meninggalkan rumah itu.
Ninopun segera turun dari mobilnya dan menuju rumah tersebut.
Nino mengetuk pintu rumah itu sambil berharap keyakinannya benar bahwa Reyna tinggal di rumah itu.
Lalu seorang wanita paruh baya membukakan pintu baginya.
"Permisi Bu,,," salam nino.
"Iyaa, kenapa pak?"
"Saya kesini ingin bertemu Reyna, apa Reyna ada di dalam?! maksud saya apa benar Reyna atau Bu Rossa tinggal disini?! " Ucap Nino spontan dan sedikit membuat trik kerena ia menganggap wanita paruh baya itu adalah ART.
"Ohc.. sebentar yaa pak saya panggil anaknya dulu" jawab wanita paruh baya itu.
Terlihat wajah Nino nampak lega dan sedikit sumringah karena ia menemukan tempat tinggal Reyna, dan harapannya bisa segera terwujud untuk sesering mungkin mengunjungi putrinya.
"Iyaa pak, kenapa cari saya, anda dari mana yaa...?!" Jawab seseorang yang di panggil wanita paruh baya tadi.
"Eehhc.. maaf saya mencari Reyna bukan anda, tapi ibu saya tadi bilang anda mencari saya!?!".
"Tadi bilangnya cari Reyhan sekarang bilang nggak cari, kayak orang penting koq aneh pak..pak.." sahut wanita paruh baya itu.
"Ohc.. ibu saya sepertinya salah paham pak, maklum udah umur kadang pendengarannya sedikit tergoncang". Jelas orang itu dengan sedikit bercanda.
"Tapi tadi saya lihat ada Mirna ke tempat ini, kalo boleh tau untuk apa yaa.." tanya Nino.
"Ohc.. Mirna, itu temen adik saya Nita lebih tepatnya pelanggan tetap dagangan adik saya, sebentar saya panggilkan adik saya".
"Ohc!! Nggak perlu mas, pak. Sepertinya saya salah mencari orang tadi, jadi saya langsung pamit saja, mohon maaf tadi menggangu, permisi, assalamualaikum" pamit Nino.
"Wallaikumsalam. dahh!! masih gagah tapi koq oleng. ucap orang yang bernama Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"
General FictionBerawal dari rasa prihatin, kecewa, sedih, karena akhir kisah Aldebaran & Andin di pisahkan secara tragis serta alur yang semakin kacau, karakter tokoh²nyapun di rusak hingga Ikatan Cinta kehilangan jati dirinya sebagai sinetron yang berkelas denga...