PERDEBATAN

243 34 10
                                    

Beberapa menit kemudian Nino masih mengikuti laju taxi yang membawa mamanya.
"Bukannya ini arah ke pondok pelita..., Atau mungkin tempat janjian mama searah jalan pondok pelita..." Pikir Nino sambil bertanya-tanya.

Dan Ninopun terkejut melihat taxi itu berhenti tepat di depan rumah Aldebaran pondok pelita, mamanya memasuki rumah Aldebaran, ia juga melihat beberapa orang lalu lalang memasuki pondok pelita, Nino bertanya-tanya namun ia memutuskan untuk tidak turun dan tetap menunggu mamanya dalam mobil melihat dari kejauhan suasana yang terlihat di pondok pelita.
"Ada acara apa sebenarnya di rumah Aldebaran?!, Kenapa mama sama sekali tidak memberitahu aku?!"

Di dalam rumah pondok pelita suasana begitu terasa hangat dan penuh sukacita.
Nampak Joana beserta keluarganya turut hadir, di susul dengan semua penghuni panti asuhan Mutiara Bunda, Danu dan kawan-kawan Reyna semasa kecil di panti.
"Askara.. kenalkan ini Joana sahabat kakak dari sejak kita masih playgroup, Joana juga turut membantu kita dalam pencarian kamu hingga kita menemukan titik terang perlahan tapi pasti" jelas Reyna dengan senyum mekar di wajahnya.
"Boleh saya memeluk Askara sebentar?!" Ijin Joana pada Reyna dan askara sambil menahan wajah harunya.
Reynapun dengan senyum menganggukkan kepala memberi ijin.
Perlahan Joana memeluk Askara yang juga sudah di anggapnya adik sendiri.
"Askara, bersyukur dan berbahagialah berkumpul kembali dengan keluargamu, nikmati kehidupanmu dan masa depanmu, memandang parasmu seperti bertemu om Al kembali, menyentuhmu saya merasakan kehangatan Tante Andin dan om Al kembali, trima kasih telah bertahan, dan berjuang, askara kecil telah berhasil membuktikan menjadi pria yang kuat". Dengan haru Joana mengungkapkan rasa rindunya sambil menepuk halus pundak belakang Askara.

Lalu Keluarga Alfahri dengan ramah menyambut para tamu yang lain datang, serta senyum Rossa dan Reyna nampak begitu bangga memperkenalkan Askara pada kolega, kerabat, dan para tamu undangan yang lain, tak lupa mereka juga memperkenalkan Bu Niken dengan senyum syukur.
"Askara, ini adalah Tante Elsa, adik mama dan kakak biasa memanggil dengan sebutan Tante frozen. Jelas Reyna dengan senyum"
Elsa menatap askara dengan mata berbinar dan berlinang air mata, perlahan ia mendekati Askara.
"Askara.., ini Tante nak" ucap Elsa terbata-bata dengan tetes air mata yang tak tertahan".
Askara menyapa dengan senyum dan menunduk menggapai tangan Elsa yang memegang tongkat penyangga tubuhnya, lalu Askara mencium tangan tantenya itu dengan rasa hormat. Elsapun tak kuasa menahan rindunya, ia membelai punggung Askara perlahan menegakkan tubuh keponakannya untuk menatapnya lebih jelas dan memeluk, mendekap sang keponakan.
"Rindu yang terkubur dalam waktu akhirnya saat ini bisa ku sampaikan pada ia yg menjadi doaku setiap hari, meski ia kembali tak mampu menghilangkan bekas luka karena kehilangan, namun ia menjadi obat penawar perih dan harapan baru bagi keluarga. Al, mbak Andin damailah di surga dan tersenyumlah, aku akan turut menjaga kesayangan kalian" suara batin Elsa.
Mereka saling menyapa dan bercengkrama.
Tak lama Karina memasuki ruangan dan bertemu Rossa dengan yang lainnya.
"Assalamualaikum..." Ucap salam Karina.
"Wallaikumsalam.." Sambut salam mereka pada Karina.
"Haii..Karina.. apa kabar kamu.."
"i'm oke Ross, kamu..."
"Alhamdulillah saya juga sangat baik" jawab Rossa.
Reyna memberi salam pada Karina sambil mencium tangan Karina, begitupun yang lain.
Lalu Rossa juga memperkenalkan Askara pada Karina, sejenak Karina begitu terkejut dan sedikit terpukau dengan paras Askara yang sangat mirip dengan Aldebaran.
Askara memberi salam, dan karinapun memberi pelukan hangat pada Askara.
"Selamat datang kembali nak di dalam keluarga kamu yang penuh kehangatan, Askara sudah Oma Chand anggap seperti cucu Oma sendiri, Oma sangat bahagia"
Ucap Karina.
Askara cukup bingung harus menanggapi bagaimana, iapun tersenyum hangat"
Lalu Reyna juga memperkenalkan Bu Niken pada Karina.
"Oma Chand, ini bunda Niken. Bunda Niken yang merawat, mendidik, dan menjaga Askara selama ini" jelas Reyna kepada Karina.
Bu Niken, dan askara sedikit terkejut mendengar Reyna yang menyebut Bu Niken dengan kata Bunda, mereka spontan menatap ke arah Reyna.
"Hmm... Kenapa, ada apa Askara, Bunda... Kenapa kalian menatap saya tak berkedip" ucap Reyna sambil menggoda dan tersenyum.
"Kakkk!! Kakak..." Ucap askara.
"Ohc..! Bu Niken adalah Bunda kamu, itu artinya Bu Niken juga bunda saya kan.." sambil tersenyum Reyna memandang Askara dan Bu Niken"
"Trima kasih non, jujur saya tidak menyangka, Bu Rossa dan anda menerima saya sudah sangat baik itu saja lebih dari cukup, namun mendengar anda menyebut kata Bunda untuk saya, kalian melayakkan saya seorang yang asing ini" ucap Bu Niken dengan haru.
"Bunda Niken, bisa tidak usah menambahkan imbuhan non... ketika memanggil saya, cukup panggil saya Reyna, seperti yang lain memanggil saya, atau bunda mau mengikuti jejak cus Mirna dengan memanggil saya Gemoy..." dengan canda, ucapan Reyna sekaligus membuat suasana semakin hangat dan akrab.
Setelah Karina dan yang lainnya saling bersapa, mereka semua yang hadir tampak tersenyum sukacita.
Merekapun melanjutkan acara doa bersama dengan kusyuk sebagai ucapan syukur.

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang