Kembali Pulang

409 50 25
                                    

Merekapun akhirnya meninggalkan rumah Bu Niken menuju Graha Armanda tempat tinggal Rossa & Reyna.
Arya, Rossa, dan Reyna berada dalam satu mobil, Sedangkan Bu Niken bersama Rendy & Felice.
Sepanjang perjalanan, Rossa yang duduk di sebelah Arya tak sedikitpun melepas pandangannya dari sosok Arya, ia merasa Aldebaran putranya hadir di depan matanya. Saat menggenggam tangan Arya, Rossa seperti merasakan sentuhan hangat Andin sang menantu.
Arya dengan canggung hanya tersenyum tipis dan pandangan matanya berpindah-pindah arah.

Dan.. tibalah mereka di istana Graha Armanda (Garda).
Uya dan Boim yang mengetahui kabar dari Kiki sebelumnya, benar² sudah tidak sabar melihat Askara besar, setelah membuka pintu gerbang mereka dengan cepat menutup kembali gerbang dan sigap di depan mobil Rossa dan Rendy.
Riza & Reyna yang keluar terlebih dahulu dari mobil putih mewah itu seketika di sambut Uya dengan berbagai pertanyaan.
"Non Reyna...! Non kabar dari ayang Kiki tuan muda askara Sudah di temukan, di mana tuan muda non.. Uya sudah tak sabar bertemu tuan muda" dengan nada kocaknya Uya benar² tak sabar.
Reynapun memberi kode dengan matanya bahwa askara di dalam bersama omanya bersiap keluar dari mobil.
Lalu turunlah Rossa dan Arya dari mobil itu, uya & boimpun terkejut pertama kali melihat Arya, mereka tak bisa berkata-kata karena kegirangan, Uya Boim saling berpelukan gemas lalu tersadar dan berlari memeluk Arya. Dengan terdiam di berengi senyum tipisnya Arya tetap membalas pelukan mereka.
Rossapun menjelaskan bahwa mereka penjaga keamanan rumah keluarga alfahri sekaligus bagian dari keluarga Alfahri.

Lalu mereka mengajak Arya dan Bu Niken memasuki Rumah, dan di dalam rumah itu Kiki dan Mirna yang sambil menggendong Refa telah siap dan tak sabar menyambut Askara.
"Assalamualaikum...." Suara Rendy & Felice mengucapkan salam.
"Wallaikumsalam..." Sahut Kiki - Mirna.
Felicepun mengambil alih Refa yang ada di gendongan Mirna sambil tersenyum melihat ketegangan Kiki & Mirna yang nampak sangat jelas.
"Mas Ren, kata ibu askara..." Tanya Kiki bingung karena Rendy & Felice memasuki rumah tidak bersama dengan Rossa, Reyna, dan Arya.
Sebelum Rendy menjawab pertanyaan Kiki, Rossa masuk dengan menggandeng pemuda tampan bergesture tinggi, dan di belakangnya Reyna menggandeng Bu Niken, sambil tersenyum mereka melangkah cepat memasuki rumah.
Kiki & Mirna seketika tidak berkedip, tangan mereka saling menggenggam.
"Assalamualaikum... Kiki..Mirna..." Salam sapa Rossa.
Namun Kiki & Mirna tak merespon Rossa ataupun Reyna, mereka tertegun, pandangan mereka sama-sama hanya tertuju pada satu sosok pria asing yaitu Arya yang adalah Askara Putra Alfahri.
Reyna menghampiri Kiki & Mirna, memegang pundak mereka dan berbisik ditelinga mereka.
"Miss Kiki... Ncus Mirna... Ini adalah Askara Putra Alfahri, pangeran kecil kalian yang selama ini slalu kalian nanti kepulangannya, dia ada di depan kalian sekarang".

Arya dengan tatapannya tetap terdiam sambil memberi sedikit senyum manisnya.
Mereka yang melihat askara begitu mirip dengan sosok Aldebaran, Kikipun berucap perlahan.
"Mas Al..."
"Pa..pakk...boss..!!, Ma..ma..maksud saya Askara..., Sahut Mirna dengan terbata - bata.
"Boleh kami memeluk.." ucap Mirna dengan bibir bergetar.
Akhirnya Kiki & Mirna memeluk Askara, Pangeran kecil yang dulu mereka timang telah kembali, tangis mereka yang begitu bergetar tidak hanya membuat semua yang ada di situ menitihkan air mata, tapi Arya matanya mulai berkaca-kaca dan perlahan tangannya menyentuh pundak Kiki & Mirna menenangkan mereka, Arya merasa ia begitu di cintai dan di nanti selama ini.

Setelah beberapa saat melepas Rindu, Mirna mengantar Bu Niken ke kamar yang telah di siapkan untuk beristirahat sejenak dan bersiap makan malam bersama.
Rossa & Reyna juga mengantar Arya ke kamarnya yang telah di persiapkan sejak lama dengan begitu istimewa.
Di beberapa sudut mereka telah memajang foto Askara kecil serta berbagai moment foto keluarga mereka.
Reyna begitu antusias berceloteh menunjukkan beberapa hal di kamar itu untuk sekedar memcairkan suasana agar Arya merasa lebih nyaman dan tak canggung, namun Arya tetap terdiam berjalan perlahan memandang keseluruhan kamar itu, dan melangkah perlahan menyentuh bingkai² foto yang berjajar memajang wajahnya kala masih kecil, ia mulai menyentuh foto yang memajang wajah orang tuanya dan menunjukkan ke arah Rossa dan Reyna, lalu Rossa menjawab "mereka Orang tua kamu sayang, Aldebaran Alfahri & Andini Kharisma Putri".
"Dimana mereka sekarang, tadi saya tidak melihat mereka" tanya Arya dengan kaku namun lembut.
"Papa & Mama sudah di tempat terindah bersama Allah. Mama pergi beberapa jam setelah kita mengalami kecelakaan itu, dan papa menyusul mama 5 bulan setelah kepergian mama" jelas Reyna dengan air matanya yang kembali berderai.
Arya terdiam kembali menatap foto Aldebaran & Andin lalu air matanya tak terasa menetes terjatuh di bingkai indah itu.
Rossa membasuh air mata cucu laki-lakinya itu dengan lembut, lalu memeluk kedua cucunya dengan hangat.
"Oma tahu, meskipun kamu mungkin lupa dengan sosok papa mamamu tapi kamu pasti bisa merasakan dan mengingat sentuhan mereka, meski saat kejadian itu kamu masih sangat kecil tapi Oma tahu kamu juga pasti merasakan kepedihan yang sama dengan kami, meski kamu tak mengingat apapun tentang mereka, kamu pasti sangat merindukan mereka".
"Apa saya boleh berziarah ke makam mereka..??" Tanya Arya masih dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tentu, nanti kita pasti mengajak kamu mengunjungi mereka, kita akan kesana memberi kabar bahagia ini pada mereka, membawa anak lelaki kebanggaannya menyapa dengan rindu yang lama mereka tunggu". Ucap Rossa.

Hari berganti malam, mereka semua telah berkumpul di meja makan, tak terkecuali Kiki, Mirna, Uya, dan Boim serta si kecil Refa. Meskipun Arya dan Bu Niken nampak canggung namun mereka bahagia melihat semua orang begitu bersukacita.
Di tengah menikmati hidangan makan malam, Rossa dan Bu Niken secara bersamaan tiba² saling menambahkan makanan ke piring Arya, mereka berdua nampak sama² tidak enak, begitupun dengan Arya, akhirnya Arya membranikan diri mengucapkan sesuatu.
"Maaf sebelumnya, jujur saya sangat bersyukur dan bahagia di pertemukan kembali dengan keluarga saya tapi saya juga masih teramat canggung dengan suasana baru ini, saya dan ibu saya perlu waktu untuk beradaptasi dengan keadaan dan suasana baru ini, maaf jika nantinya ada beberapa sikap atau sifat saya dan ibu saya yang tidak berkenan pada anda semua, saya tidak akan meminta pengertian dari anda, tapi hanya meminta bersikaplah jujur terhadap kami ketika kami salah maupun benar, karena itulah keluarga, bukan begitu kan seharusnya..??!!".
"Kamu tenang saja sayang, tentu saja kami akan sangat mengerti hal itu, kita adalah keluarga bukan pemerintahan yang di dasari undang² di dalamnya, dasar keluarga adalah kasih sayang, keterbukaan, pengertian dan saling menuntun kepada hal yang baik". Tutur Rossa dengan senyum yang manis.
Merekapun melanjutkan makan malam dengan sukacita.
Selanjutnya mereka melakukan sholat berjamaah dengan penuh hikmat, serta memanjatkan doa syukur atas kemurahan Tuhan yang melimpah, tercurah dalam kehidupan mereka.

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang