Askara Putra Alfahri

419 42 5
                                    

Sesampainya, Dengan wajah penuh penasaran, panik, dan sedikit di penuhi amarah karena ketakutannya terjadi sesuatu pada sang bunda, Arya meletakkan motornya begitu saja di halaman, ia melihat banyak begitu orang lalu berlari masuk menuju rumahnya. Saat Bu Niken, Rossa dan yang lainnya masih berbincang, Arya masuk sambil mengucap salam.
"Assalamualaikum!!" Dengan suara keras dan nafas terengah-engah layaknya orang yang telah berlari, dan melihat beberapa orang duduk di ruang tamu".
"Arya!!, Kamu pulang...?! tanya Bu Niken karena heran Arya pulang lebih cepat"
Tatkala Rossa, Rendy, Reyna, dan Felice sontak berdiri memandang ke arah Arya.
Reyna terkejut menutup bibirnya dengan tangannya yang lembut, seketika air matanya menetes melihat sosok lelaki yang ia yakini adalah sang adik.
Begitupun dengan Rossa, ia memandang lelaki muda itu tanpa berkedip, ia perlahan melangkah menghampiri Arya dengan air mata yang tak tertahankan, dalam hati ia bertanya "inikah cucuku Askara Putra Alfahri?! yaa Allah.. akhirnya...penantian ini!!
perlahan Rossa terus berjalan semakin dekat dengan Arya.
Namun Arya bergegas menghampiri bundanya, mencium tangannya lalu bertanya.
"Bunda, bunda baik² saja kan, ada apa Bun?" Tanya Arya tak sabar.
Arya menatap Rendy dan sontak bertanya dengan tegas.
"Anda siapa!! Kenapa ibu saya menangis!?!!"
Bibir Rendy terasa terkunci tak mampu mengucapkan apapun, sorot matanya sayu memandang Arya.
Bu Niken berdiri dan menghadapkan wajah Arya dengan lembut ke arah Rossa dan Reyna, sambil menangis ia berkata "Arya.. ini keluarga kamu nak"
Seketika Rossa dengan cepat berjalan ke arah Arya dan memeluknya dengan tangisan yang pecah, lalu Reynapun menyusul omanya memeluk adiknya.
"Askaraaaaa...., Cucuku, yaa Tuhann..." Jerit Rossa memeluk Arya dengan erat dan tangis yang tak henti.
Arya tertegun saat Rossa dan Reyna bersamaan memeluknya dengan tangis kerinduan yang meluap.
Suasanpun menjadi sangat haru, lalu
Rendy beralih posisi menghampiri istrinya yang juga menangis terenyuh menyaksikan Rossa, Reyna mendekap penuh Rindu sosok Askara Putra Alfahri, mereka saling memandang dengan mata yang terlihat sangat lega dan bersyukur.
Rendy memeluk sang istri dan membiarkan menangis di pelukannya.
Danu yang saat itu berada di sisi pintu rumah itu juga hanyut dalam tangis melihat pertemuan yang di nanti selama bertahun-tahun.
"Yaa Tuhan, Trima kasih akhirnya Engkau mempertemukan mereka kembali, om Al, Tante Andin, saya berharap kalian tersenyum melihat ini dari surga" ucap Danu dalam hatinya.

Setelah beberapa saat, Reyna dan Rossa melepas peluk mereka terhadap Arya, lalu dengan lembut Rossa menyentuh wajah Arya, menatapnya dengan penuh cinta, dengan terbata - bata dan suara yang mulai serak ia meluapkan beberapa kata.
"Sa..saya.. adalah Oma kamu Rossa Alfahri, kamu adalah cucu laki-laki satu²nya keluarga Alfahri 'Askara Putra Alfahri', kamu memiliki papa yang hebat, memiliki paras yang kharismatik sangat mirip dengan parasmu nak, Kamu memiliki mama yang sangat kuat dan berjiwa besar Andini Kharisma Putri, kamu memiliki kakak perempuan yang selalu menanti kepulangan mu, mengukir namamu dalam setiap doanya, yang menyimpan segala sesaknya sendiri karena merindukan adik lelakinya".

Dengan wajah yang penuh kebingungan, shock, serta penuh pertanyaan dalam benaknya, Arya tetap diam, dan melihat ke arah Bu Niken.
Lalu merekapun duduk kembali, untuk memberi penjelasan kepada Arya.

Arya duduk di antara Rossa dan Reyna, mereka sama sekali tak bisa melepas genggaman pada Arya, Reyna dengan senyum tipis menatap wajah samping adiknya dengan air mata yang terus menetes, begitupun Rossa yang menggenggam erat tangan sang cucu dan meletakkan di pipinya serta berkali-kali menciuminya.

Sambil menitihkan air mata, Bu Niken perlahan menjelaskan kepada Arya.
Arya, Tolong cerna setiap perkataan bunda dengan baik, ketika kamu mendengarkan semua ini, kamu boleh marah pada bunda tapi tolong jangan pernah membenci bunda, bunda pasti tak sanggup menerima kenyataan itu.

"15 tahun yang lalu ayah dan bunda mengangkat kamu dari pinggiran sungai dalam kondisi masih terikat car seat, lalu kami membawa kamu ke klinik untuk memastikan keadaan kamu baik² saja, setelah di nyatakan membaik, sesuai saran dokter kami hendak membawa kamu ke kantor polisi untuk melaporkan adanya anak hilang yaitu kamu, namun sebelum tiba di kantor polisi, bunda menahan ayah kamu untuk tidak memberikan kamu atau melaporkan kamu, dan kami akhirnya sepakat membawa kamu pulang tinggal bersama kami, lalu kami mengurus segala dokumen untuk mengadopsi kamu secara legal, tak mudah bagi kami menjalani proses itu, dengan bantuan rekan ayah kamu saat itu kami memang sedikit menggunakan trik supaya kami lolos teruji menjadi orang tua adopsi bagi kamu nak, tapi sungguh! Kami melakukan itu karena cinta kami untuk kamu begitu besar, kami sadar ada yang salah dengan keputusan kami, tapi kasih sayang kami terhadapmu telah mengalahkan logika kami. Dan di hadapan kamu sekarang, merekalah keluarga kamu yang sesungguhnya, kamu boleh hidup bersama mereka dengan layak, mendapat masa depan yang baik, yang seharusnya bisa kamu nikmati sedari dulu. Bunda hanya bisa berkata 'Maafkan Ayah dan Bunda'.
Sungguh Ayah dan Bunda menyayangimu dengan Tulus tanpa Tapi, tanpa mengharap balas".
Dengan air mata yang masih berderai, Bu Niken berusaha menyampaikan semuanya dengan tegar.

Lalu Arya memandang Rossa dan Reyna, ia meminta ijin melepaskan genggaman mereka untuk menghampiri sang bunda. Rossa dan Reyna menganggukan kepala meng-iyakan.
Arya mendekati bundanya, sujud di pangkuannya, menghapus air matanya, mendekap dalam peluknya untuk beberapa saat, lalu ia berkata ;
"Bunda,, bagi Arya, ayah dan bunda adalah Rumah, dimana fikiran dan hati saya selalu berada di situ sejauh apapun saya berkelana, kasih sayang yang kalian berikan tak akan pernah cukup terbalas dengan apapun, kalian menyayangi Arya tanpa tapi, Arya menyayangi kalian tanpa butuh alasan apapun, karena rasa tulus tak membutuhkan alasan. Trima kasih bunda, trima kasih". Bu nikenpun menangis di pundak Arya, menggenggamnya dengan erat.

Setelah mereka membicarakan beberapa hal, mereka sepakat untuk membawa Arya dan Bu Niken pulang ke Rumah yang di tinggali Rossa dan Reyna saat ini, Bu Niken dan Aryapun mengiyakan.
Rendypun meminta segala copy dokumen yang di miliki Bu Niken, termasuk foto moment² saat Arya kecil bersama mereka untuk mengurus semuanya, meskipun sangat yakin Arya adalah Askara, Rendy menyarankan semua harus di proses secara dokumen dengan legal supaya kedepannya tidak menjadi masalah ataupun dimanfaatkan pihak² lain, Rossa menyetujui saran Rendy, ia bersyukur anaknya memiliki Assisten yang tidak hanya cerdas, namun juga tanggap mampu memastikan segala yang baik tidak hanya untuk hari ini tapi juga di masa mendatang. Felice dengan cepat menghubungi kantor untuk membantu mempersiapkan test DNA terhadap Arya dengan Sempel DNA Aldebaran Andin, dan memerintah orang kantor segera menghubungi lembaga test DNA terkait. Semua di lakukan untuk segera memasukkan nama Askara dalam daftar nama keluarga Alfahri kembali.
Sebelum meninggalkan rumah Bu Niken, Rendy memerintahkan beberapa teamnya menjaga rumah Bu Niken sementara waktu untuk membereskan segalanya.

Tak lupa Rossa juga segera menghubungi Kiki untuk mempersiapkan segalanya di rumah, Kiki begitu terkejut dan antusias, iapun menghubungi Mirna yang tinggal di pondok pelita, seketika Mirna juga bersiap membawa serta Refa anak Rendy Felice menuju tempat tinggal Rossa & Reyna untuk menyambut kepulangan askara.

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang