Patience

206 27 3
                                    

Pagi harinya Danu menelfon Rendy guna memberitahukan file CCTV yang dia lihat semalam.
Rendy dengan tergesa-gesa segera menuju ke kantor sambil menghubungi Reyna untuk segera berangkat ke kantor.
Setelah beberapa saat Rendy tiba di lobby kantor, begitupun dengan Reyna & Rossa baru saja turun dari mobil, iapun melihat Rendy lalu memanggilnya.
"Om Rendy..., Panggil Reyna sambil menuntun omanya"
"Reyna, Bu Rossa, kebetulan Reyna & Bu Rossa juga sudah tiba, sebaiknya kita segera menemui Danu" ucap Rendy.
"Tapi ada apa rend sebenarnya?! semua baik² saja kan..." Tanya Rossa yang sedikit kuatir.
"Semua baik² saja Bu, hanya saja tadi malam Danu dan teman²nya serta team yang lain melihat sesuatu saat mengecek file CCTV, dan Danu berfikir mungkin itu petunjuk maka dari itu ia menghubungi saya dan meminta kita memastikan" jelas Rendy.
"Kaa..kaa..kalo gitu kita lihat sekarang om, siapa tau itu memang benar² petunjuk keberadaan askara, dan kita bisa segera menemukan askara" dengan rasa yang bercampur aduk, mata berkaca-kaca, Reyna tak sabar melihat rekaman CCTV itu.
Ketika mereka akan berjalan masuk tiba² ada teriakan yang memanggil Reyna.
"Reyna...Reyna.."
"Om Nino!!!" Ucap Reyna sedikit terkejut dan kesal.
"Pagi Bu Rossa, pagi Rend.., Reyna slamat pagi sayang..." Ucap Salam Nino.
"Kenapa yaa om, Ada keperluan apa om Nino kesini??!" Tanya Reyna.
"Hmm.. sebenarnya om baik kesini ingin mengajak Reyna untuk breakfast di luar sambil kita mengobrol, kan kemarin kita belum sempat berbincang tentang banyak hal berdua" jelas Nino
"Sebelumnya maaf ya om, tapi saya rasa kemarin sudah cukup untuk kita bertemu sekaligus berbincang, saya kembali ke Indonesia bukan untuk melakukan hal² yang tidak penting, tapi saya begitu banyak sesuatu yang harus saya kerjakan dan selesaikan, apalagi hari ini saya sangat terburu-buru. tanpa mengurangi rasa hormat saya pada om Nino, mungkin om Nino bisa datang kembali lain waktu, atau membuat janji dulu sesuai prosedur kantor ini, permisi!!" tegas Reyna tetap dengan nada bicara yang sopan.

Nino terdiam, tak mampu berucap apapun, dalam hatinya ia sangat meratap.
ia pun berinisiatif mencari tahu tempat tinggal Reyna saat ini, berharap jika menemui di rumah akan mendapat waktu menikmati kebersamaan dengan reyna.
Ia pun menelfon pak Surya, namun tak ada respon. tak menyerah, Ninopun pergi ke tempat kerja Elsa, berharap Elsa mengetahui tempat tinggal Rossa & Reyna.
Beberapa saat kemuadian Nino tiba di tempat kerja Elsa, lalu Elsa menemui Nino
"Kenapa no.." tanya Elsa.
"Sa, to the point aja, tujuan saya kesini menemui kamu karena ingin menanyakan alamat Bu Rossa & Reyna tinggal sekarang, mungkin kamu tahu" tanya Nino.
Dengan raut wajah tersenyum sedikit kesal elsa menjawab Nino.
"Kamu kesini hanya untuk menanyakan hal ini...?! Saya nggak tau! kalaupun saya tau, saya nggak akan dengan mudah memberikannya pada siapapun termasuk ke kamu" tegas elsa.
"Apa maksud kamu sa?!! kamu punya peran atas semua yang terjadi dalam hidup aku, kamu yang membuat aku terpisah dari anakku sendiri". Sahut Nino tersulut emosi.
"Kamu memang nggak akan pernah bisa berubah no, kamu slalu menyalahkan orang lain atas yang menimpah kehidupan kamu, kamu tak pernah menyadari jika semua yang terjadi timbul karena keegoisan kamu yang begitu besar sebagai laki². Saya mengakui & sadar saya bersalah, saya pernah melakukan hal bodoh di masa lalu, salah satunya mencintai kamu hingga saya ada di situasi paling buruk dalam hidup saya, tapi saya mau berubah dan menerima segala konsekuensi atas perbuatan saya, saya hidup tak lagi ingin menyusahkan orang lain meski fisik saya tak lagi seperti dulu, saya memilih mencari pekerjaan sendiri di tempat asing meski saya menerima begitu banyak penolakkan, meski saat itu keluarga alfahri memberi saya pekerjaan yang cukup baik namun saya tak lagi ingin mengganggu & menyusahkan mereka, saya menerima setiap Sanki sosial meski teramat menyakitkan, tapi saya belajar menerima semuanya dengan ikhlas, saya harap kamu juga berubah tak lagi mengganggu kehidupan Reyna, biarkan Reyna menjalani hidupnya dengan leluasa bersama orang² yang membuatnya nyaman, bukan dengan kamu no".
"Sepertinya saya sia² datang kesini, karena sepertinya arah pembicaraan kita slalu berlawanan, sebaiknya kita akhiri pembicaraan ini dan saya akan mencari tau dengan cara lain, permisi..!!"
Dengan sangat kesal Nino pergi.
Setelah Nino pergi, karena Elsa terlalu lama berbincang dengan Nino melebihi batas waktu istirahat, Elsa mendapat teguran dari atasannya, meski dalam hati menggerutu Elsa mau tidak mau menerima konsekuensi itu dengan lapang kerena dengan keadaan fisiknya yang cacat, tak mudah baginya memdapat pekerjaan sesuai yang ia mau.

Di tempat berbeda Rendy, Rossa, dan Reyna melihat file CCTV yang di tunjukan Danu, tapi sayang video tersebut tak begitu jelas karena waktu di CCTV tersebut menunjukkan malam hari dan jarak sorot ke obyek juga jauh jadi mereka sangat sulit menemukan sesuatu dalam video tersebut.
Saat Rendy, Rossa, berbincang dengan Danu & team tentang lokasi CCTV tersebut, tiba² Reyna yang terdiam mengamati sendiri video itu berteriak ke Rendy
"Om Rendy..om.. coba lihat!!"
"Kenapa Rey...." Rendy bergegas melihat kembali video itu.
"Om, coba perlambat bagian ini, aku melihat sesuatu yang di bawa orang itu, yang menggantung itu seperti tangan seorang anak om, meski tidak begitu jelas tapi aku yakin itu sebuah tangan" jelas Reyna dengan tangan gemetar.
"Kalau begitu sebaiknya kita segera ke lokasi CCTV ini untuk bertanya dan memastikan semuanya" cetus Rendy.
Dengan sigap merekapun menuju ke lokasi yang ada dalam CCTV tersebut. Terlihat Rossa sangat cemas, matanya berkaca - kaca berharap cucunya akan segera di temukan sekaligus ia memikirkan keadaan cucu laki-lakinya itu, ia teringat akan wajah cucunya kala itu namun serasa tak sanggup membayangkan yang di alami cucunya selama ini, di balik kacamata hitamnya ia menahan air mata yang sangat menyesakkan dada, tangannya yang telah di penuhi kerutan halus perlahan ia angkat menutupi bibirnya yang bergetar menahan suara tangisnya untuk berusaha kuat dan meyakinkan diri bahwa semua penantian & doanya akan berujung sukacita bertemu cucu tercintanya, sang pemilik Darah putra tercintanya Aldebaran Alfahri, putra kebanggaan Andini Kharisma Putri.
Saat itu Danu yang membawa mobil menuju lokasi. Rendy, Reyna dan Rossa bersamanya.
"Dan, kamu yakin team kita mendapatkan CCTV itu di daerah sekitar sini...., Ini sangat jauh dari lokasi terjadinya kecelakaan"
"Yaa om, mereka mendapatkan dari rumah warga di sini, namun sayangnya dari beberapa CCTV di daerah sini hanya CCTV itu yang menangkap obyek yang kita lihat tadi, dan beberapa pemilik CCTV yang lain tak lagi menyimpan file yang cukup lama dan juga beberapa warga yang berpindah tempat tinggal, memang kita sangat minim mendapatkan titik terang tapi kita juga jangan putus semangat, saya yakin petunjuk sekecil apapun pasti bisa membuka jalan".

Setibanya di titik itu, mereka mulai bertanya pada warga sambil menunjukan video cctv tersebut yang telah di pindahkan ke Handphone mereka masing².
Salah satu warga usia paruh baya memberitahu bahwa itu seperti mengarah ke klinik dalam sebuah gang ujung jalan yang dulunya sangat kecil namun sekarang telah berkembang, orang itupun bersedia mengantar mereka menuju ke klinik tersebut.

Setibanya di klinik tersebut, mereka tak membuang waktu.
Mereka bertanya pada petugas yang ada di klinik. Rendy membawa semua berkas-berkas kejadian kecelakaan itu untuk memudahkan mendapat akses menemukan data sebagai petunjuk berikutnya.
namun mereka harus menelan kekecewaan karna petugas belum berhasil menemukan data pada tanggal kejadian tersebut.
Lalu seorang perawat yang mendengar pembicaraan mereka menyambung pembicaraan rekannya pada Rendy dan yang lain.
"Mungkin saja kalau kejadian yang lama seperti ini Bu Siska mengetahuinya atau pernah mendengar, maaf saya tadi mendengar pembicaraan anda". Ucap suster itu.
"Bu Siska?!? maaf.. siapa Bu Siska, apa dia dokter di sini..?!" Tanya Rendy.
"Ohc.. bukan pak, Bu Siska atau bisa di panggil suster siska adalah perawat juga di sini, setahu saya dia yang cukup lama bekerja di sini, kalau tidak salah sudah sekitar 17 tahunan beliau mengabdi di klinik ini" Jelas perawat itu.
"Apa bisa saya bertemu dengan suster siska sekarang?!"
"Saya coba tanyakan posisi beliau dulu ya pak sekarang ada di mana, mungkin masih menangani pasien".
"Baik sus, trima kasih sebelumnya, kami akan menunggu". Ucap Rendy dengan wajah yang sangat penuh harapan.
Tak hanya Rendy, Rossa, Reyna dan Danupun nampak begitu tegang dan sangat berharap kali ini mendapatkan informasi ataupun petunjuk yang akan membawa mereka segera bertemu Askara.

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang