Rendy, Felice, dan Reyna telah tiba di Bogor, mereka menuju alamat yang tertera sesuai data yang di berikan suster Siska.
"Om, Tante, di sini tertera alamatnya Komplek perumahan ARMAND Land no. 27 tapi kenapa belum terlihat yaa om??"
"Kalau menurut petunjuk GPS masih sekitar 1 km lagi Komplek ARMAND Land, sebentar lagi kita sampai kok" jawab Rendy.
"Om, kalau suami istri ini tinggal di daerah komplek seperti ini artinya mereka orang yang berkecukupan, dan Askara juga pasti terjamin kan om hidupnya, askara pasti baik² ajah kan om?!!". Meski tak yakin Reyna berusaha berfikir positif tentang keadaan adiknya.
"Rey, seperti yang Tante bilang, papa mama kamu adalah orang² yang baik, Tuhan pasti membalas kebaikan mereka dengan menempatkan Askara di tempat orang² baik juga" Felice dengan suara lembutnya menenangkan Reyna yang penuh rasa cemas.Beberapa saat kemudian mereka tiba di alamat yang mereka cari "Komplek ARMAND LAND no. 27.
Merekapun turun dari mobil dan membunyikan bell rumah tersebut.
Beberapa menit kemudian keluarlah seseorang dari rumah itu.
"Permisi pak... Assalamualaikum..." Salam Rendy
"Iyaa... Wallaikumsalam salam... Mau cari siapa pak, ada yang bisa saya bantu..? Jawab pemilik rumah tersebut.
"Ohc.. iya pak, saya mau bertemu bapak Derry Hermawan dan Ibu Niken Erliana, apa beliau ada di rumah..?!" Tanya Rendy.
"Maaf pak, tapi di rumah ini tidak ada yang bernama Derry & Niken, mungkin bapak salah alamat"
"Tapi saya yakin pak kami tidak salah alamat, rumah ini betul sesuai alamat yang tertera di sini kan pak.." Rendy memastikan sambil menunjukan data yang ia bawa.
"Alamatnya memang betul pak, nama yang tertera di surat bapak tidak ada, mungkin itu nama pemilik yang lama pak, atau bapak coba tanyakan pada orang² sekitar sini siapa tahu mengenal mereka"
"Jadi bapak pemilik baru rumah ini, apa bapak membeli rumah ini bukan dari pak Derry...?, Maaf sebelumnya jika pertanyaan saya kurang sopan, tapi saat ini kami benar² membutuhkan informasi tentang keberadaan pak Derry dan keluarganya". Ucap Rendy.
"Iyaa, tapi maaf pak saya memang tidak mengenal bapak Derry, saya membeli rumah ini 12 tahun yang lalu melalui bank".
Setelah berpamitan, mereka tak menyerah begitu saja.
Mereka berusaha mencari tahu pada warga yang lain di komplek itu, meskipun di komplek tersebut jarang sekali terlihat orang berlalu lalang.
Beruntung salah satu warga melintas di depan mereka, lalu Rendy-pun menghentikan langkah orang itu untuk bertanya.
Sambil menunjukan nama yang tertera di selembar kertas yang ia bawa dan menunjukan foto Askara Rendy bertanya dengan penuh harapan.
Namun sayang orang itu nampak tak pernah mengenal sosok yang di maksud Rendy, tapi orang itu mengajak mereka ke rumahnya untuk menanyakan langsung pada ibu mertuanya yang sudah lama tinggal di ARMAND Land dan mungkin saja mengenal Pak Derry & Bu Niken.
"Assalamualaikum....." Salam orang itu ketika sampai di rumahnya.
"Wallaikumsalam...." Balas salam ibu mertuanya dari dalam rumah.
"Ma... Ini ada orang yang bertanya tentang warga yang dulu pernah tinggal di rumah sebrang ujung sana".
"Permisi Bu, maaf kami mengganggu" ucap Rendy.
"Ohc..tidak sama sekali pak, Bu. Siapa yang sedang anda cari pak... Bu..." Tanya ibu mertua orang itu.
Lalu Rendy menunjukkan nama di lembar kertas yang ia bawa serta menunjukkan foto Askara.
"Ohc.. pak Derry, iyaa dulu pak Derry memang tinggal di komplek ini tapi beberapa tahun yang lalu pak Derry meninggal karena sakit, lalu tak lama usaha karpet yang di ambil alih istrinya mengalami masalah sehingga harus gulung tikar dan Bu Niken serta anaknya pindah dari rumah itu, foto anak yang bapak tunjukan itu anak mereka namanya Arya" ibu itu menjelaskan dengan lancar dan sopan.
Felice dan Reyna kembali tercengang namun amat bersyukur karena benar adanya Askara bersama suami istri itu.
"Lalu apa ibu tahu mereka pindah kemana?? Karena kami sedang mencari anak yang ada di foto ini, dia adalah keluarga kami yang hilang karena kecelakaan 15 tahun silam, kami sudah mencarinya bertahun-tahun untuk bisa menemukan kebaradaannya" kata Felice dengan penuh harap.
"Kalo untuk itu maaf pak, Bu, saya memang tidak mengetahuinya, karena Bu Niken saat itu sangat mendadak perginya dan tanpa berpamitan pada warga sekitar sini, dan Arya memang anak adopsi mereka, itu saja yang saya ketahui".
Mereka kembali lemas, seakan harapan mereka terkikis lagi untuk bertemu dan membawa Askara pulang kembali ke rumah.
Merekapun berpamitan dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada warga itu, lalu kembali mamasuki mobil mencari informasi lagi, meski mereka sangat bingung saat itu harus mencari informasi kemana lagi, namun Rendy mencoba berfikir jernih."Pak Eril!! iyaa kita bisa meminta bantuan pak Eril, Rey kamu hubungi Joana, minta alamat emailnya dan kirim data dari Bu Siska ke email Joana supaya Joana bisa mengirimnya ke pak Eril, mungkin saja pak Eril dapat melacak keberadaan Bu Niken. Dan sebaiknya sekarang kita kembali ke Jakarta terlebih dulu untuk berkodinasi dengan pak Eril dan team kita". Saran Rendy.
"Nggak om, aku nggak bisa kembali ke Jakarta tanpa membawa askara, kita belum menemukan dia dan aku nggak sanggup melihat Oma harus kecewa lagi karena kita gagal menemukan askara" tolak Reyna dengan tangisnya yang penuh kecewa dan gelisah.
"Reyna... Kita belum gagal sayang, kita hanya tertunda bertemu Askara, percayalah Tuhan sudah menyusun waktu yang tepat pertemuan kita dengan Askara, Tuhan hanya ingin kita berjuang sedikit lagi". Felice berusaha menenangkan Reyna yang amat gelisah.
"Kita sudah berjuang 15 tahun mencari keberadaan Askara, tapi sampai detik inipun kita belum mendapatkan hasilnya, sampai kapan Tuhan menyuruh kita berjuang tanpa hasil" Reyna menangis serasa putus asa akan semuanya.
Rendy yang ingin menimpal perkataan Reyna tertahan oleh mimik wajah Felice yang seolah memberi kode untuk membiarkan Reyna meluapkan emosi dan rasa sedihnya.
Lalu perlahan dengan pengertian yang di berikan Felice, akhirnya Reyna mau untuk kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan lagi pencarian Askara dengan matang.
Mereka langsung menuju ke tempat tinggal Rossa dan Reyna.
Rossa yang berada di rumah cukup gelisa karena belum mendapat kabar apapun dari Rendy ataupun Reyna, berkali - kali ia melihat layar handphonenya berharap Rendy atau Reyna memberi kabar, dan sesekali ia membuka tirai jendela kamarnya menanti Reyna.Tak lama Kiki dan Mirna mendengar suara klakson mobil, lalu di balik jendela mereka melihat mobil Rendy memasuki halaman rumah, tatkala merekapun segera berlari memanggil Rossa serta mengajaknya turun ke ruang tamu.
"Bu boss...Bu boss...!! ii..i..itu pak Rendy, Reyna, mereka sudah pulang Bu" dengan girang Mirna memanggil Rossa.Merekapun bergegas turun ke bawah menemui Rendy, Reyna dan Felice.
"Rendy, Felice... Heii sayang cucu Oma, dimana adik kamu, di depan kah, kenapa nggak suruh dia masuk bersama kalian..." Dengan senyum sumringah Rossa menyambut kepulangan Rendy, Reyna dan Felice. matanya berlari memandangi sekeliling arah pintu masuk mencari sosok Askara cucu lelaki yang di nantinya.
"Oma, maaf.. askara belum berhasil kami bawa pulang" dengan sedih Reyna menyampaikan kabar itu.
Rendy & Felice nampak terdiam hanya mampu berusaha menenangkan Rossa dan Reyna, begitupun Kiki & Mirna yang nampak lesu mendengar kabar bahwa yang mereka nanti ternyata tak ada.
Kemudian Felice dan Reyna mengajak Rossa duduk di sofa ruang tamu, lalu Rendy-pun menjelaskan semuanya pada Rossa dengan detail. Rossa bisa menerima penjelasan yang di sampaikan Rendy, namun ia tak mampu menutupi rasa kecewa dan sedihnya.Keesokan paginya Rendy bersama Reyna dan felice menuju kantor Pak Eril, paman Joana. Sebelumnya Joana telah membuatkan janji untuk mereka bertemu pak Eril, serta Joana telah menjelaskan semuanya yang telah Rendy & Reyna ceritakan kepada Joana.
Sesampainya di kantor pak Eril mereka berdiskusi, lalu pak Erilpun mulai bergerak berkordinasi dengan dinas kependudukan di kota pak Derry & Bu Niken tinggal.
Sementara Rendy, Reyna, Felice serta Joana memilih kembali beraktifitas ketempat mereka masing-masing sesuai saran Pak Eril.
Namun Rendy telah memerintahkan teamnya untuk bergerak menyusuri kota Bogor bersama Danu untuk mengkoordinasi pencarian keberadaan Bu Niken dan Askara.Keesokan harinya sekitar pukul 10.00 WIB Rendy mendapatkan telfon dari pak Eril, ia mengabarkan bahwa dinas kependudukan Bogor telah berhasil menemukan data terbaru Bu Niken, dan telah mengirimkannya ke pak eril via email, tanpa menunggu lama pak Erilpun memforward email tersebut kepada Rendy dengan posisi pak Eril dan Rendy masih tersambung obrolan via telepon.
Setelah Rendy mendapatkan data itu, iapun menuju ke ruangan Reyna (ruangan yang sama dengan ruangan Aldebaran).
Kemudian tak lama Rendy, Felice, serta Reyna menuju Bogor, dengan pengawalan polisi guna mempercepat perjalanan mereka. felicepun menghubungi Rossa dan ia menyusul dengan mobil berbeda bersama Riza yang mengantarkannya.
Dalam perjalanan Reyna menghubungi Danu yang masih stay di Bogor bersama team yang lain, mereka bergerak terlebih dulu menuju Rumah yang beralamatkan di Jl. GreenPurple No. 24, alamat yang di infokan Rendy kepada mereka.
Meski perjalanan Rossa dan Reyna serta Rendy,Felice berbeda kendaraan namun kecemasan mereka tak berbeda, ketegangan begitu tersirat di wajah - wajah mereka.
Danu dan team telah tiba di rumah Bu Niken, namun setelah di hampiri dan di tengok, rumah itu nampak sepi tanpa penghuni, tak ada yang menyahut salam mereka.
Kemudian Merekapun bertanya pada tetangga sekitar rumah itu, dan menjelaskan bahwa Bu Niken sedang bekerja, begitupun anaknya.
Lalu salah satu warga bersedia mengantarkan Danu ketempat lokasi Bu Niken bekerja, sedangkan team yang lain berjaga di rumah itu sambil menanti kedatangan Rendy serta Rossa Alfahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"
Fiksi UmumBerawal dari rasa prihatin, kecewa, sedih, karena akhir kisah Aldebaran & Andin di pisahkan secara tragis serta alur yang semakin kacau, karakter tokoh²nyapun di rusak hingga Ikatan Cinta kehilangan jati dirinya sebagai sinetron yang berkelas denga...