PONDOK PELITA

220 38 2
                                    

Pagi harinya di Graha Armanda (Garda) mereka semua berkumpul di meja makan sambil menikmati sarapan, dan Rossa menyampaikan bahwa hari ini
akan mengajak mereka ke pondok pelita.
"Bu Niken, Askara, nanti sore kita akan ke rumah pondok pelita, kita akan menginap di sana untuk 3 hari kedepan, karena besok kita akan mengadakan acara sebagai ucapan syukur atas nikmat yang Tuhan berikan, atas kembalinya Askara, kedatangan Bu Niken dalam keluarga kami, serta rasa trima kasih atas doa, support orang - orang pada keluarga kita".
"Besok Opa, Oma Sarah, dan Tante frozen juga akan datang, waktu itu askara belum sempat kan bertemu dengan Tante frozen... Dia sangat rindu kamu dek"..ucap Reyna.
"Wahc.... Saya udah nggak sabar juga ke ponpel, ketemu mba Mirna, dan si imut Refa" dengan tingkah cerianya yang khas Kiki mencairkan suasana pagi itu.
"Hmm... Miss kiki pasti kangen ngerumpi sama ncus Mirna khan...". Goda Reyna ke Kiki.
Kiki menanggapi Reyna dengan tingkah kocaknya, mereka tampak tersenyum bahagia.

Sore hari mereka tiba di pondok pelita, tampak Rendy, Felice, Mirna dan si kecil Refa yang sedang menyambut di halaman gerbang.
Begitu turun dari mobil, Askara kembali terkejut melihat rumah yang tampak megah di luar bayangannya, lalu askara menyapa Rendy, Felice, dan Mirna sejenak.
"om, Tante, sore".
"Kami sangat baik askara" jawab Rendy di iringi senyum Felice sang istri.
"Ncus Mirna apa kabar..?!"
"Ncus..baik, sangat baik. Askara juga baik kan, happy kan..?!, Bu Niken juga apa kabar...?!?" jawab dan sapa balik Mirna pada Askara dan Bu Niken.
"Saya baik Ncus" sahut askara.
"Alhamdulillah, Saya juga baik mbak Mirna". Jawab Bu Niken.

Tiba-tiba si kecil Refa berceloteh dan menghampiri Askara.
Dengan tanggap Askarapun langsung menggendong Refa dan dengan lembut mencium putri kecil Rendy dan Felice tersebut. Semua terhibur dengan tingkah Refa yang polos dan menggemaskan.
"Jadi ini Refa, waktu itu kamu sudah sempat bertemu kan di rumah Graha Armanda tapi belum sempat berinteraksi dengan Refa, dan sepertinya Refa sudah merasa nyaman dengan unclenya" ucap Reyna.
Tak kalah dengan Refa, pertemuan Mirna dan Kiki begitu sangat menghebohkan dan menambah keceriaan.
"Mbak Mirna...."
"Kiki..."
Mereka berpelukan dan berceloteh tanpa henti bak dunia mereka sendiri.
"Bukannya beberapa hari yang lalu kalian bertemu, kenapa seperti bertahun-tahun tak bertemu" oceh candaan Rossa pada Mirna dan Kiki.
"Yaa maklum Oma, si kembar kalau di pisahkan jadinya begini" sahut canda Reyna dengan tawa bahagia.
Terlihat Uya dan Boim juga melepas rindu pada penjaga di pondok pelita yang lama tak bertemu.

Sambil menggendong Refa, askara dan yang lain masuk ke dalam istana pondok pelita.
Memasuki lorong ruang tamu Askara melihat foto keluarga yang terpajang megah, Askara menatap dengan mata pedih.
Sejenak Mirna mengambil alih Refa dari gendongan Askara dan membawanya masuk ke ruangan lain.
"Ini adalah foto keluarga terakhir yang kita lakukan di sini sebelum peristiwa itu terjadi, dan ini juga foto keluarga pertama buat kamu secara formal setelah kembalinya papa kamu". Kata Rossa pada Askara.
Dengan singkat banyak pertanyaan di benak Askara, kenapa dengan papanya, ada hal-hal apa saja sebelum kecelakaan itu terjadi?!.
Sambil memberi senyum Reyna mengelus lengan adiknya, menenangkan sejenak batin adiknya.
"Bu Niken selamat datang di rumah keluarga kami, saya harap ibu juga merasa nyaman selama di sini" ucap Rossa.
Lalu Kiki, Uya, serta Boim membantu memasukan barang-barang ke kamar mereka masing-masing, dan Felice mengantar Bu Niken menuju kamarnya.
"Ren, saya ingin membicarakan sesuatu yang penting sama kamu, jadi bisa kita bicara?!" Tanya Rossa.
"Ohc..baik Bu, tentu bisa. kalau begitu kita bicara di ruang kerja pak Al, bagaimana bu...?!" Ucap rendy.
"Okey, kita kesana sekarang.
Hmm..Reyna, Oma perlu bicara sebentar dengan om Rendy, jadi antar adik kamu ke kamarnya nanti Oma menyusul kalian yaa. Askara, nanti Oma menyusul ya, kamu di temani kakak kamu dulu, Okey!" Kata Rossa pada kedua cucunya.
"Okey Oma, kita tunggu yaa..." Sahut Reyna.
Begitupun askara menyahut dengan anggukkan kepala serta senyum manisnya.

Berjalan menuju kamar Askara, Reyna sedikit menceritakan masa-masa kecil mereka di pondok pelita sambil tersenyum kembali membayangkan masa itu.
"Ini kamar kamu askara, tidak ada yang berubah baik di kamar ini maupun semua sudut rumah ini, semua masih sama saat papa dan mama masih ada" jelas Reyna sambil membuka pintu kamar Askara.
Askara memandangi keseluruhan ruang kamarnya, perlahan ia menyentuh box bayi di kamarnya, matanya juga menyorot pada sebuah foto seorang gadis kecil memangku sosok bayi dengan senyum manisnya.
"Ini adalah box bayi kamu yang kala itu papa sendiri yang merakitnya, ada cerita di di saat papa merakit ini, ia sangat marah kala itu ketika kakak ingin membantu papa merakit box ini, kakakpun menangis karena bentakan papa, tapi pada akhirnya kakak paham dari bentakkannya ia tak ingin gadis kecilnya terluka sedikitpun jika membantu merakit ini. Dan foto ini di abadikan oleh mama, saat itu kakak sangat ingin menggendong kamu yang masih sangat bayi, namun Miss Kiki tak berani memberi ijin, lalu mama datang dan meletakkan kamu di pangkuan kakak, sungguh kala itu kakak sangat bahagia saat pertama kali bisa mendekap kamu di pangkuan kakak". Ungkap Reyna.
"Hmm..kak, apa saya boleh melihat kamar papa & mama, maksud saya..." Tanya askara.
"Tentu saja, kamu tak perlu meminta ijin untuk itu, di kamar papa dan mama semua kenangan terukir di sana"memotong kalimat askara, Reyna menjawab dengan senyum haru.
Sambil membantu meletakkan barang Askara, Reyna terus menceritakan beberapa hal tentang mereka di masa lalu, sambil mendengarkan kakaknya Askara tetap memandangi dan mengelilingi setiap sudut kamarnya, untuk bisa merasakan jejak kenangan.

Setelah berbicara dengan Rendy, Rossapun menelepon Karina untuk mengundangnya secara langsung datang di acara syukuran yang di adakannya.
"Hallo, assalamualaikum... Karina..."
"Wallaikumsalam... Rossa..??!"
"Yaa Ini saya Rossa, maaf saya langsung menelepon, saya belum sempat info nomor saya ke kamu"
"Iyaa it's oke, saya paham koq Ross, untungnya saya sangat hafal dengan suara kamu"
"Hmm..iya.. jadi sebenarnya saya menelpon kamu karena saya ingin mengundang kamu secara pribadi untuk datang ke acara syukuran besok yang saya adakan di pondok pelita, saya harap kamu bisa datang".
"Trima kasih Ross sebelumnya, saya pasti datang besok, oh yaa saya juga sudah melihat beritanya tentang Askara, saya turut bahagia, dan saya juga sangat ingin bertemu dengan Askara".
"Okey, saya tunggu yaa besok kehadiran kamu di pondok pelita, thank you ya Karina, assalamualaikum..".
"Sama-sama Ross, wallaikumsalam.."

Setelah menerima telepon dari Rossa, Karina nampak bingung, apakah dia harus memberitahu Nino atau sebaiknya ia pergi sendiri ke pondok pelita tanpa Nino untuk menjaga suasana di sana nantinya, karena ia merasa Nino terkadang tak bisa mengendalikan sikapnya, yang nantinya pasti membuat Reyna tak nyaman.

Keesokan harinya sekitar pukul 14.00 WIB Karina berangkat ke pondok pelita memenuhi undangan Rossa dengan menggunakan taxi online yang di pesannya, saat Karina hendak memasuki mobil taxi tetiba Nino pulang lebih cepat dari kantornya dan melihat Karina sedikit terburu-buru memasuki taxi.
"Mama!!?, mau kemana, apa ada janji dengan teman-temannya... tapi kenapa mama nggak kasih kabar ke aku?!, biasanya mama slalu kasih kabar kalo pergi ada keperluan di luar, dan sepertinya mama juga buru-buru. Apa lebih baik aku ikuti yaa takut terjadi sesuatu juga, biar aku pastikan mama baik-baik saja sampai di tempat".
Sambil mengikuti mamanya, Nino mengambil handphonenya ketika lampu merah menyalah menghentikan sejenak perjalanannya, namun lagi-lagi niat itu ia urungkan.

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang