بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🌹Hari berganti malam. Suasana panas menjadi dinginnya malam serta di temani rintikan hujan. Angin berlomba bersama rintikan hujan tsb. Menambah dinginnya di malam ini serta kehangatan bagi orang yang tertentu.
Lain dengan Jihan. Di dinginnya malam ini justru ia merasa panas dan gerah. Entahlah,memang aneh.
Selain dirinya saja merasa dingin,namun dirinya? Saat ini ia sedang berdiri di bawah AC yang menyala dengan sangat cool."Zaujati? Jangan di bawah AC nanti masuk angin" tegur sang pria yang kian bersiap-siap akan pakaiannya.
"Gerah!!!" Katanya seraya mengibaskan tangan di depan wajah nya
"Gerah asli atau gerah Karna panas nafsu?" Tanya Gus Adnan seraya merapikan jas hitam yang melekat di tubuh tegapnya.
Jihan melirik sinis pada pria itu. "Asli! Kan emang kalo mau hujan itu hawanya gerah,panas" katanya.
"Emang sekarang belum hujan?" Tanya pria itu seraya menatap jendela kamarnya yang terlihat rintikan hujan.
"Masih gerimis" katanya. Jihan menghampiri pria itu. Merapikan jas hitam yang Gus Adnan pakai.
"Emang acara apa sih? Kok Gus Adnan sampe pake kemeja putih,jas hitam terus sepatu?" Tanya Jihan.
"Perusahaan baru milik Abah,malam ini akan di buka. Jadi saya harus hadir untuk menggantikan kehadiran Abah di acara tsb" jelasnya."Emang,Abah kenapa gak bisa hadir?"
"Kamu belum tau? Kan Abah siang tadi pingsan waktu ngisi pengajian di pondok. Astaghfirullah,Jihan? Kok gak tau?" Tanya Gus Adnan.
Jihan membulatkan matanya. Memang benar, dirinya benar-benar tak tau jika mertuanya sedang sakit apalagi perihal pingsannya Abah ashrof. "Innalilahi. Sumpah Gus,Jihan gak tau" ungkapnya.
"Yah gpp. Kemungkinan itu Karna puasa tadi,jadi Abah pingsan. Ataupun mungkin kecapean"
"Yaudah. Nanti Jihan ke kamar Abah,mau lihat kondisinya. Eh,tapi kok tadi buka puasa Abah gak keliatan lagi sakit?"
"Abah emang gitu. Walaupun jiwa raganya lagi gak baik,tapi dia hebat. Berekspresi sebiasa mungkin" jelas Gus Adnan.
Tak lama,Gus Adnan memutus obrolan tsb. Waktunya hampir telat untuk datang ke perusahaan milik Abah. Ia bergegas berpamitan pada Jihan juga Abah dan Umma. Meminta doa agar acara tsb lancar tanpa halangan. Dan juga agar perusahaan tsb sukses dan membawa berkah untuk semuanya.
"Hati-hati yah Nan" tutur umma sambil mengusap bahu pria itu.
"Iya umma. Abah udah tidur?"
"Udah, soalnya abis minum obat tadi jadi langsung tidur" ucap umma.
"Yaudah,Adnan pamit yah umma. Ass---"
"Eh,bentar. Jihan?"
"Eh,iya umma?" Sahut Jihan dengan wajah Pongo nya.
"Gak ikut?"
Dengan cepat Gus Adnan menjawab pertanyaan umma. "Gak usah umma. Acara nya pulangnya pasti malem, sedangkan kalo ajak Jihan pasti dia udah tidur sambil berdiri" jelas Gus Adnan.
Jihan tak terima, mencubit lengan pria itu yang terbalut jas hitamnya. "Ngadi-ngadi!" Gerutunya. Umma terkekeh dan tertawa pelan.
"Yasudah kalo Jihan gak ikut Adnan,nanti temenin umma yah?"
Jihan menaikkan 1 alisnya. "Temenin ke mana umma?"
"Tadi orang tua Zizah nelpon umma. Katanya Minggu yang akan datang mereka gak bisa jengukin Zizah,jadi mereka minta tolong ke umma biar umma jengukin Zizah" jelasnya. Jihan mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]
Teen FictionCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis yang tiba-tiba berstatus sebagai istri seorang Gus dikala ia masih berada di negara asing tempat ia mencari ilmu. Pernikahan dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan gadis bernama Jihan itu, tepatnya ini ada...