Chapter 26

23.9K 1.8K 76
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🌹

Rasa kesal menyelimuti hati Jihan. Dirinya benar-benar tak ingin mendekat ataupun berbicara pada pria Jerman itu. Sikap cuek nan dingin pun dibuat oleh Jihan pada Gus Adnan. Yah Karna itu semua salah Gus Adnan, seharusnya ia menamakan kucing milik Jihan bukan "qumama" yang artinya "sampah".

"Sayang,kepala aku sakit tau. Arghh,sakit banget" adu Gus Adnan seraya memijat kepalanya.

Jihan hanya melirik. "Bentar,Jihan ambilin obatnya nanti diminum" katanya tanpa menatap pria itu yang kini menyandar di kepala ranjang.

Jihan bangkit dari tempatnya,namun Gus Adnan mencekal pergelangan tangan Jihan. "Saya tidak butuh obat. Saya hanya ingin di pijat kamu" katanya.

Jihan menghela nafas. "Punya tangan?" Tanya Jihan lembut.

"Alhamdulillah saya terlahir sempurna" jawab pria itu.

"Yaudah,pijitin sendiri" titah Jihan dingin. Ia langsung melepas cekalan tangan dari Gus Adnan dan keluar dari kamar.

"Hmm,gimana yah caranya biar Jihan gak ngambek dan marah lagi?" Gumam Gus Adnan.

Sementara itu....

"Han? Kok mukanya di tekuk gitu?" Tanya sang mertua,Abah ashrof.

"Pegel bah muka Jihan di lurusin terus. Jadi Jihan lipet" katanya sambil menuangkan air ke dalam gelas.

"Heh! Yang bener kalo ngomong" tegur Farzan yang tiba-tiba menyenggol lengan Jihan.

"Ih Luh lagi. Kenapa sih Luh kalo muncul di depan gue kaya setan! Sukanya tiba-tiba. Heran gue, lama-lama darah tinggi juga nih" gerutu Jihan.

"Ini,Farzan mau kasih tau. Mbak Jihan kan tadi pagi nanya ke aku,nama apa yang cocok buat kucing nya mba Jihan. Jadi aku kesini mau kasih tau nama yang bagus buat kucing nya" jelas Farzan.

"Namanya?"

"Honey"

Jihan membulatkan matanya. "Honey kan panggilan Gus ke gue. Masa gue rela nama itu gue ikhlasin ke kucing?" Batin Jihan.

"Gimana?"

"Gak ada nama Laen apa gitu Zan? Loh kasih nama honey? Emang die manusia apa?" Gerutunya kembali.

"Yahkan itu hewan kesayangan mba Jihan. Kenapa sih keliatan emosi Mulu?" Selidik Farzan penasaran.

"Abang Luh tuh! Masa namain kucing pake sok basa Arab segala. Namanya qumama lagi. Kan di denger bagus,ehh ternyata artinya?"

Farzan terkekeh dan menahan tawanya. "Soalnya mas Adnan tuh gak suka kucing,jadi namain kucing punya mba Jihan itu qumama"

"Maksudnya,Abang Luh nganggep anak gue sampah gitu!" Ucap Jihan tak terima. Rasa emosi dan kesalnya memuncak sudah.

"I-iya mungkin"

"Wah bener bener!!! Yaudah gue mau ke kamar dulu yah"

Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang