بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🌹"Kandaaaaaaaaa!!" Panggil Jihan dengan suara lantang nya.
Pintu kamar terbuka. Memperlihatkan seorang gadis dengan gamisnya dan ukiran senyuman yang indah di bibirnya.
Matanya tersorot pada seorang pria yang tengah duduk anteng di atas sajadahnya. Tangan kanannya memegang sebuah tasbih kesayangannya, mulutnya terus berdzikir menyebut nama sang pencipta. Jarinya terus berjalan mengikuti panjangnya tasbih tsb.
"Kanda?" Panggil Jihan kembali. Ia langsung masuk dan kembali menutup pintu kamar. Menghampiri sang pria itu secara diam-diam. Naik ke atas ranjang dan memposisikan dirinya di belakang Gus Adnan.
"Kanda!!" Pekik Jihan. Kedua tangan mungilnya memeluk bidang dada Gus Adnan dari belakang. Mata Jihan terpejam, merasakan rasa hangat dan nyamannya ketika ia berada di dekat pria Jerman itu.
"Astaghfirullah!!" Istighfar Gus Adnan terkejut. Tentu saja,di saat khusuk nya ia berdzikir tiba-tiba sebuah tangan memeluk bidang dadanya dari belakang.
"Jihan??" Panggil pria itu. Jihan melepas pelukan nya. Mengubah posisi duduk di atas sajadah tepat di depan Gus Adnan.
"Assalamu'alaikum" salam nya.
"Wa'alaikumussalam" jawab Gus Adnan.
"Kanda kaget?" Tanya Jihan seraya menahan tawanya melihat wajah kesal Gus Adnan.
"Kalau bisa ketuk pintu" katanya lembut. Jihan mengerucutkan bibirnya,meraih tangan Gus Adnan lalu ia usap dengan lembut.
"Jihan tadi udah manggil Gus di depan pintu. Tapi Gus terlalu khusuk,jadi gak denger panggilan dari jihan" kata Jihan.
"Jadi yang salah siapa?" Tanya Gus Adnan sembari mengangkat 1 alisnya.
"Jihan"
"Kalo salah harus di apa?" Tanya pria itu kembali.
"Minta maaf"
"Selain minta maaf?"
"Harus di hukum"
"Hukumannya apa?"
"Cium jihan" katanya dengan mata genit.
Gus Adnan langsung memutar bola matanya malas. "Cium apanya?"
"Yah,terserah. Mau ini kek,mau ini itu terserah" katanya seraya menunjuk ke pipi, bibir dan keningnya.
"Bagaimana kalo yang ini" kata Gus Adnan sembari menunjuk ke bibir Jihan.
"Hush! Masih pagi" tegur Jihan. Seperti biasa,ia mengulum bibirnya dikala dirinya dibuat terkobar oleh pria itu.
"Adinda? Ada apa? Kau malu? Bukannya bibir mu sudah tidak perawan lagi? Hmm?" Ucap Gus Adnan. Mata Jihan langsung menyolot.
"Gak. Jihan masih perawan" katanya.
Gus Adnan menyentuh dagu gadis itu. "Mau saya buka gerbang perawan nya gak?" Tanya Gus Adnan. Sontak saja mata Jihan langsung melotot pada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]
Ficção AdolescenteCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis yang tiba-tiba berstatus sebagai istri seorang Gus dikala ia masih berada di negara asing tempat ia mencari ilmu. Pernikahan dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan gadis bernama Jihan itu, tepatnya ini ada...