Chapter 24

26.6K 1.9K 139
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Suara adzan subuh berkumandang di sekitar dan tempat lainnya. Sudah waktunya ibadah di pagi ini telah tiba,sholat subuh.

Suara adzan tsb membangunkan seorang pria yang kini telah terbangun dari tidur pulas nan kelelahan nya. Kedua matanya terbuka dan mengerjapkan beberapa kali untuk membuat bukaan matanya sempurna,begitu juga penglihatannya yang agak buram.

Matanya melirik pada jam dinding. Dengan sigap dirinya bangun,tak lupa juga untuk membangunkan Jihan Fahira. Gus Adnan tersenyum melihat Jihan tertidur pulas dan wajahnya yang benar-benar lelah.

Ia mendekat ke arah Jihan. Mendekatkan kepalanya pada telinga Jihan. "Honey? Bangun? Sudah subuh" bisiknya. Namun tak ada pergerakan ataupun jawaban dari Jihan.

Hanya terdengar helaan nafas sempurna dalam tidurnya. "Zaujati?"

"Hm" deheman dari Jihan. Yah,hanya deheman yang terjawab namun kedua matanya belum terbuka.

"Udah subuh. Bangun,kita mandi. Nanti waktu subuhnya habis nanti qodho" tutur Gus Adnan.

"Cape"  katanya. Jihan mengubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Gus Adnan.

Tak berhenti disitu. Gus Adnan terus berusaha membangunkan Jihan secara lembut dan baik tanpa adanya suara tegasan ataupun untuk menggoyang lengan.

Tidak seperti emak-emak kita yah readers?

Gus Adnan menyingkirkan Surai Jihan yang menutupi telinganya. "Ayo mandi,sayang?"

"Cape gusssss" ucap Jihan menekan.

"Ngantuk" lanjutnya.

Gus Adnan hanya menghela nafasnya. "Beneran gak mau bangun?" Tanya Gus Adnan.

"Hmm"

"Saya waktu yah. Nanti selesai saya mandi,kamu bangun"

"Hmm"

"Atau mau mandi bareng? Saya mandiin kamu,kamu mandiin saya"

Sontak mata Jihan terbuka lebar. "Gak! Aku mandi sendiri" kata Jihan. Matanya kembali ia tutup dan melanjutkan tidurnya.

"Yasudah. Karna kemungkinan mandi junub saya lumayan cepat, berarti nanti kamu harus bangun setelah saya selesai mandi" tutur Gus Adnan kembali.

Responan Jihan tak lagi terdengar. Kini Jihan sudah kembali memasuki alam tidurnya.

Beberapa saat kemudian.....

Kedua mata Jihan terbuka kala merasakan cahaya yang benar-benar menusuk selaput matanya. Tak hanya itu,ia membuka matanya juga Karna merasakan percikan air shower yang sangat dingin mengenai tubuhnya.

"AAAA!!! Gus Adnan!!!! Jihan kaget. Kalo Jihan masuk angin gimana?" Gerutunya. Kini tubuh Jihan berada di bathtub dan di semprot selang shower oleh pria di depannya.

Gus Adnan hanya terdiam dingin. "Dari pada saya biarin kamu tidur,nanti sholat subuh kamu jadi qodho. Sini saya mandiin" katanya.

"Bentar. Nih kenapa Jihan bisa ada di bathtub? Kan tadi di kasur?"

Gus Adnan menghela nafasnya. "Waktu kamu lanjut tidur,saya mandi. Dann sehabis saya mandi,kamu dengar kan kata saya?. Selesai saya mandi kamu harus bangun. Tapi ternyata? Kamu belum bangun juga. Justru waktu saya bangunin kamu lagi,kamu malah gak nyaut-nyaut. Dan saya biarin selagi saya sholat di musholla,dan sewaktu saya pulang(nada ucap Adnan semakin tinggi dan menekan)"

Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang