Chapter 31

20.4K 1.7K 145
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

----

Benar perkataan pria Jerman itu. Yang mana ia mengucapkan,jika Jihan merawat Maryam maka waktu berduaan nya berkurang. Dan benar saja,sudah 2 Minggu ini istrinya tak memperhatikan nya. Tak seperti dulu yang selalu merengek sesuatu, bertingkah manja dan lainnya.

Jihan kini menjadi lebih dewasa dari sebelum ia merawat Maryam. Tingkahnya dan cara bertutur pun seperti para ibu-ibu di luar sana.

Oh yah,malam kemarin. Dimana Jihan menjanjikan pada Gus Adnan untuk melakukan ibadah malam. Karna memang dirinya sudah bersih dari halangan nya,maka ia menjanjikan itu pada pria Jerman itu. Namun saat malam pun tiba, Maryam menangis histeris yang membuat keinginan Adnan tertunda.

"Gus??" Panggil Jihan pada pria yang tengah sibuk dengan daftar pesantren.

"Hmm?"

"Gus Adnan belum makan kan? Makan dulu yah? Nanti sakit, apalagi Gus harus urusin kelulusan kelas Aliyah tahun ini. Makan ya sayang?" Ucapnya lembut.

Pria itu tak sama sekali menoleh ataupun merespon ucapan istrinya. Masih sibuk dengan daftar dan urusannya. Jihan dibuat kesal,ia langsung merenggut beberapa daftar dan berkas yang ada di tangan Gus Adnan.

Pria itu terdiam sembari menatap heran wajah Jihan. Sedangkan Jihan,ia berwajah sewot Karna suaminya tak merespon perkataan nya.

"Sibuk sih boleh tapi istri jangan di lupain" gerutunya.

Gus Adnan menghela nafasnya. Menarik pelan tangan Jihan untuk duduk di sampingnya.

"Sibuk ngurus Maryam sih boleh,tapi suami jangan dicuekin"

Mendengar nya,Jihan langsung melirik pria itu. Alisnya terangkat sebelah. "Kapan Jihan cuekin Gus?" Tanyanya.

"Masa gak tau" ucap Gus Adnan.

"Yaudah iya,Jihan maaf Karna udah cuekin Gus Adnan. Tapi Gus jangan bales cuekan lagi dong ke Jihan" jelasnya.

"Zaujati?" Suara serak itu muncul dari tenggorokan pria itu.

"Hmm?"

"Udah cocok jadi umma lho,kok malaikat kecil kita belum hadir?"

Jihan terdiam, wajahnya menjadi datar saat mendengar pertanyaan dari Gus Adnan.

Jihan tertunduk,lalu tersenyum dan kembali menatap Gus Adnan. "Pasti hadir, malaikat kecil Gus Adnan bakal hadir" ucapnya dengan yakin.

"Jangan sampe yah,cerita umma nurun ke kamu" ucap Gus Adnan.

Jihan menggeleng. Menahan air matanya saat kembali mengingat masa lalu pahit milik mertuanya.

"Gak, takdir orang beda-beda. Kalaupun takdir nya begitu,pasti Allah kasih takdir yang indah lagi setelah nya" jelas Jihan.

Gus Adnan tersenyum. Mengusap pelan pipi istrinya. "Beruntung saya punya istri kaya kamu" ungkapnya.

"Jihan juga beruntung punya suami kaya Gus Adnan" sahut Jihan balik.

"Coba,apa yang buat kamu beruntung punya suami kaya saya?" Tanya Gus Adnan.

Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang