Chapter 35

27.1K 1.9K 116
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

----

Acara kelulusan dan khataman pun tiba,dimana berpapasan dengan hari ulang tahunnya pria Jerman. Namun,acara ulang tahun Adnan pun dirahasiakan oleh keluarga ndalem dan para santri,dan setahu Adnan. Acara itu hanya acara kelulusan dan khataman. Mungkin faktor sangking sibuknya.

Acara berjalan dengan lancar tanpa halangan sedikit pun selama 5 jam berjalan. Ya itulah acara, berjalan selama 5 jam Karna banyaknya acara sambutan.

Hari kelulusan dan khataman ini,dimana para santri bahagia dan senang Karna akan mendapatkan waktu liburannya di rumah. Terlebih bagi kelas Aaliyah,jika mereka sudah lulus dan khatam mereka tentunya akan mengabdi di pesantren.

Kini, nampak sosok pria bule yang tengah menoleh sana sini seperti mencari keberadaan seseorang, tepatnya ia sedang mencari Jihan.

Berjalannya acara,wanita mungil itu tak menampakkan batang hidungnya di netra Adnan. Apa mungkin pergi ke kamar para sahabatnya?

Oh ya benar,namun Jihan tak memberi tahu suaminya. Saat acara penyambutan tiba,Jihan bersama umma. Namun tiba-tiba wanita itu hilang seketika seperti di telan bumi.

"Nan,kenapa?" Tanya Abah.

"Jihan bah,kemana ya?" Sahutnya bertanya.

"Lagi sama santri lain mungkin,kan Jihan udah lama gak sama mereka" ucap Abah.

Adnan tersenyum, mengiyakan ucapan Abah.

Skip.....

Ruang yang penuh dengan tawaan dan kegirangan para santri. Pada akhirnya, santri yang awalnya membenci dan tak suka akan Jihan kini menjadi tertarik dan menyukai Ning mereka.

Kini merekalah,kian bercanda, tertawa,dan berbincang bersama dalam satu ruangan yang di persiapkan untuk para kelas Aaliyah saat mempersiapkan diri untuk menaiki panggung.

Senyuman Jihan sungguh menular para santri suaminya, senyuman yang indah dan suara tawaan yang khas dan tak membisikkan di telinga para pendengar.

"Please Han! Sumpah perut gue keram,Karna denger lawakan dari loh" ucap Citra.

"Gue ketawa sampe nangis nih" imbuh Nayla.

Yes,Nayla and citra. Dimana kedua anak itu telah taubat dan berdamai dengan Jihan. Lalu, bagaimana dengan ustadzah alias Ning Syafa?

"Han,udah jangan ketawa mulu kasian keponakan gue" celetuk Ghea.

Sontak semuanya menatap Ghea dengan heran,lalu berganti dengan menatap Jihan yang terdiam seraya menatap tajam gadis manis itu.

"Ghea! Ustt! Diem" tegurnya berbisik.

Ghea hanya menyengir. "Maaf Ning, keceplosan" katanya.

"Maksud loh ghe? Apaan? Keponakan?" Sahut Risma.

"A-a gak! Gak papa,Ghea mulutnya lagi kadaluwarsa, belum di ganti jadi gini kalo ngomong suka melenceng" jelas Jihan.

Semuanya menjadi lemot. Susah untuk mencerna ucapan Ning bobrok itu.

"Eh bentar--maksud Ghea,loh lagi ha---"

Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang