2

2.3K 290 9
                                    

"Lo juga nggak tahu?"

Syifa menggeleng, sama seperti rekan yang lain bahwa yang diketahuinya malam ini adalah malam pernyataan cinta Bintang pada Alisa.

"Gila, gue tadi mau nyela. Tapi Rayyan nahanin gue."

Syifa dan rekannya masih berada di cafe sementara Bintang sudah pergi bersama kekasihnya. Dan di sini Syifa hanya mendengar kekesalan rekannya sementara dia memilih diam dengan isi kepala yang cukup penuh.

"Gila aja kalau lo labrak Bintang, image nya minus lah depan ceweknya!" timpal yang lain.

"Tinggal bilang ke kita, malam ini mau resmiin jadiannya dia sama ceweknya, sulit?" 

Bukan Syifa yang harus minta maaf atas kesalahan yang dilakukan sahabatnya malam ini, tapi Bintang sendiri yang harus meminta maaf.

"Lagian gue heran sama lo." kalimat Safitri membawa tatapan rekannya yang lainke arah Syifa. "Selama ini lo dekat banget sama Bintang, masa iya lo diam aja."

Tidak ada yang tidak tahu, baiklah rekan alumni maupun teman-temannya sekarang mengenai persahabatan Syifa dan Bintang. Syifa harus menelan penilaian sangsi dari semua organ yang hadir malam ini tentang kevalidan persahabatan mereka.

"Terus gue mau apa?" Syifa masih tenang padahal ia sudah sangat marah namun sadar, yang harus menerima kemarahannya bukanlah rekan-rekannya tapi Bintang.

"Seenggaknya lo bisa klarifikasi dengan baik-baik tadi."

"Gue juga shock pas dengerin kata-katanya Bintang." Syifa bukan membela diri tapi mengatakan hal yang sebenarnya dan beberapa rekan yang lain mengangguk setuju karena mereka juga melihat Syifa yang sama terkejutnya dengan mereka.

"Bener, gue nagkep kagetnya Syifa tadi."

Melihat hidangan spesial yang disiapkannya Syifa tak berselera lagi. "Ini udah dibayar sama Bintang, kita makan saja."

Namun sama seperti Syifa, beberapa rekan yang lain juga tidak selera lagi, padahal mereka sudah antusias saat menerima undangan malam ini.

"Gue cabut."

"Gue juga!"

Lalu satu persatu rekannya meninggalkan ruangan itu, hingga Syifa tinggal sendiri. Gadis itu kembali pada euforia dan semangatnya saat menyiapkan acara malam ini, bagaimana meriah dan hangatnya kebersamaan malam ini ternyata melenceng jauh dari perkiraannya.

Kini bunga, balon dan gemerlapnya lampu tak mampu mengindahkan suasana. Bukan lagi tentang gagalnya malam ini tapi lebih pada kebohongan Bintang. Syifa menyebut sahabatnya itu pembohong, karena tidak mengatakan yang sebenarnya. 

Hidangan masih tertata rapi di meja, sedikit Syifa tidak ingin menyentuh makanan itu. Jangankan untuk menelan mengunyahnya saja sulit. 

******

Pesan pertama dari Bintang masuk setelah 24 jam pria itu menghilang bersama kekasihnya, Syifa membaca dan mengikuti keinginan Bintang untuk bertemu, mereka berbicara kan?

"Langsung pulang?" Saras menengadah kepalanya dengan kacamata yang sudah melorot dari batang hidung, baginya lebih enak melihat Syifa tanpa menggunakan kacamatanya.

Teman tapi....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang