Berkah bagi Syifa karena ia telah memiliki tambatan hati dan dalam waktu dekat hubungannya dengan Akala akan diresmikan.
Tentang Bintang tak lagi dipikirkan, Syifa menganggap obrolan mereka telah tuntas. Ia sendiri yang akan menentukan bahagianya, bukan orang lain termasuk Bintang yang pernah dekat dengannya.
Syifa tetap berdoa, mama Ki segera memberi restu pada Bintang dan Alisa agar mereka berbahagia bersama.
Malam itu Syifa diantar Akala sekitar jam sembilan malam, pria itu sempat masuk sebentar menyapa kedua orang tua pujaan hati tapi menolak dengan sopan saat mereka menawarkan minum dengan alasan sudah malam.
Di mata calon mertua Akala sudah memiliki nilai plus. Santun dalam bersikap juga dewasa ketika mengayomi putrinya, keduanya juga terlihat serasi.
"Masuklah, istirahat. Kita tidak akan bertemu selama enam hari ke depan."
Syifa mengangguk. Sebagai wanita, dia merasa dihargai dan Syifa memang layak mendapatkan lelaki seperti Akala.
"Nanti kita chatan ya," kata Akala lagi lalu melambaikan tangan dan meninggalkan kediaman orang tua Syifa.
Syifa baru masuk ketika Akala masuk ke mobil dan keluar dari pekarangan rumah, ia tidak melihat orang tuanya di ruang tamu mungkin mereka sudah beristirahat mengingat sudah malam juga.
Sebelum naik ke kamar Syifa menuju ke dapur, mengisi sebotol air mineral untuk tengah malam nanti. Saat keluar dari dapur ia berpapasan dengan mama.
"Bintang ke sini tadi."
Mendapati kabar itu Syifa pun bertanya, "Ngapain dia ke sini?"
"Cuma nanyain kamu," jawab ibu sambil memperhatikan mimik wajah putrinya.
Dan Syifa teringat satu hal tapi tidak lagi membuatnya takut seperti kemarin. "Mama bilang apa?"
"Pergi sama Akala," sahut mama lagi. "Beli cincin."
Syifa meneguk ludah, semoga Bintang tidak melakukan hal aneh. Firasatnya tidak enak.
"Oh ya, Syifa. Kira-kira kenapa bintang tidak jadi menikah dengan wanita itu?" maksud mama wanita yang dilihat di acara anniversary mama Ki, beliau lupa siapa namanya.
Syifa tidak tahu, jadi dia menggeleng. "Aku tidak pernah bertanya." karena saat Bintang jadian dengan Alisa dia saja tidak tahu lalu ditambah hubungan mereka yang semakin renggang karena itu dia tidak peduli.
"Mama juga sungkan bertanya langsung ke Bintang atau mama Ki, kirain kamu sudah tahu."
Lalu mama naik ke kamarnya dan beristirahat. "Besok Akala akan mendaftar ke KUA, dia pasti sibuk. Ingatkan dia agar menjaga makan dan cukup istirahat."
Syifa mengangguk lalu naik ke kamar. Kini ia kepikiran kenapa Bintang datang ke rumah, orangtuanya pasti bingung karena pria itu sudah lama tidak datang.
Lupakan.... hingga detik ke sepuluh setelah menutup pintu kamar ia melihat asap rokok dan Syifa melihat pintu kamar yang terhubung dengan balkon terbuka.
Parfum ini..... langkah Syifa terhenti. Ia tahu siapa di sana, berarti dia belum pergi?
"Angin membuat kulit wajahmu kering, tutup pintunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman tapi....
RomanceTentang Bintang dan Syifa ; Rumit saat tidak bersama, saling memahami tapi tidak pernah peka