XVIIe

312 24 4
                                    

Jihyo mengetatkan pelukannya ke punggung Irene yang setengah tertidur, dipeluknya Irene yang masih lemas setelah orgasme yang mereka lalui.



Irene akan menjadi isterinya. Bahkan ketika Irene menolak Jihyo dengan kata-kata, Jihyo tahu bahwa tubuh Irene tidak akan mampu menolaknya.



"Setelah ini apakah kau akan menerima lamaranku?" Irene terdiam, memejamkan matanya dalam pelukan Jihyo.



Masih bertanya-tanya mengapa bercinta dengan seorang wanita berbaju lengkap sementara dirinya sendiri telanjang bisa terasa begitu erotis.



Walaupun sekarang ia tidak tahu bagaimana mereka bisa berakhir di ranjang ini, di tempat tidur ini.



Dia sekarang telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun. Pakaiannya bertebaran dari ruang tamu sampai ke lantai di sebelah.



Jihyo benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya. Ini akan menjadi pernikahan tanpa cinta. Irene memejamkan matanya, setidaknya bukan dari dirinya.



Ketika mengetahui bahwa Jihyo bukanlah penyebab kematian kedua orangtuanya, perasaan Irene langsung terjun bebas, jatuh ke dalam pesona Jihyo yang begitu deras.



Wanita ini luar biasa pandai bercinta dan dia sudah memiliki tubuh Irene. Kalaupun Irene menolak lamarannya, Irene yakin Jihyo tidak akan pernah melepaskannya, apalagi membiarkannya menjalin hubungan dengan wanita atau pria lain.



"Apakah kalau aku menolak kau akan memaksaku?" Irene menyuarakan pertanyaan di dalam pikirannya.



Hening sejenak, lalu Jihyo mengusap punggung Irene dengan lembut,



"Mungkin." Wanita itu menghela nafas panjang,



"Irene. Aku bukan orang baik, mungkin kita akan menghabiskan hari-hari kita dengan penuh pertengkaran dan meledak-ledak. Tapi kau harus tahu satu hal, aku akan menjaga isteriku." Ucapan itu bagaikan janji, yang diungkapkan di kegelapan kamar itu.



Tetapi pertanyaan-pertanyaan masih berkecamuk di benak Irene. Kalau kau tidak mencintaiku kenapa kau ingin menikahiku?



Bahkan Irene sudah tahu jawabannya. Karena wajahnya, karena dia begitu mirip dengan kekasih sejati Irene.



Kalau Irene mengambil resiko dengan menikahi Jihyo, akankah suatu saat nanti Jihyo akan benar-benar memandang wajahnya dan mengakui bahwa itu Irene? Bukan Joohyun?



Akankah suatu saat nanti Irene diakui sebagai suatu pribadi yang asli, bukan pengganti dari siapapun? Resikonya terlalu besar. Tetapi godaan untuk jatuh ke dalam pelukan iblis ini terlalu menarik untuk dilepaskan.



"Ya Jihyo. Aku bersedia menjadi isterimu." Jihyo memejamkan matanya dan memeluk Irene erat,



"Dan aku berjanji padamu, kau akan dijaga sebaik-baiknya."



Begitu saja lamaran itu, tanpa pernyataan cinta yang romantis, tanpa perasaan menggebu-gebu yang biasanya dimiliki oleh pasangan yang terlibat romansa.



Irene tidak pernah membayangkan bahwa dia akan dilamar dengan cara seperti itu.




















Pernikahan itu, karena dilaksanakan dengan gaya Jihyo, menjadi sebuah pesta pernikahan yang luar biasa mewah.



Segalanya yang terbaik. Gaun Iren didatangkan langsung dari Perancis, makanannya yang paling enak, langsung dari restaurant milik Jihyo.
Perempuan-perempuan menatapnya iri dan para lelaki memujinya karena pada akhirnya bisa membuat Park Jihyo berlabuh.



TRAPPED OF DEVIL PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang