Septième

383 24 2
                                    

"Dia meminta tolong kepadaku"

Jennie mengernyit sambil merebahkan kepalanya di dada Seulgi. Mereka baru saja menyelesaikan sesi panas mereka.

"Siapa sayang?"

"Irene, kekasih Jihyo."

Seulgi tercenung, lalu mengangkat bahunya,

"Kurasa kita tidak usah ikut campur dalam urusan Jihyo Park. Dia rekan bisnis yang luar biasa, dan aku senang perusahaanku menjalin kerjasama dengan perusahaannya, tetapi dari segi pribadi..."

Seulgi mengusap-usapkan jemarinya di punggung telanjang Jennie, "Aku tidak terlalu menyukainya."

"Kenapa?", Jennie menatap Seulgi ingin tahu,

"Yah... Jihyo terkenal sangat—kejam. Dia berpenampilan dingin dan kaku, tetapi ketika terusik, dia tak punya ampun. Kadang-kadang aku sedikit tak simpati atas sikap tak berbelas-kasihannya."

"Kalau begitu aku semakin mencemaskan Irene", Jennie mengingat permohonan Irene tadi kepadanya.

"Dia minta tolong kepadaku untuk membantunya melepaskan diri dari rumah itu. Pandangannya begitu tersiksa, apakah mungkin Jihyo menyanderanya di rumah itu dengan paksa?"

"Mungkin saja"

"Tetapi seperti kataku tadi, itu bukan urusan kita"

"Setidaknya maukah kau mencoba berbicara dengan Jihyo? Kau ada pertemuan besok pagi dengannya kan?" Jennie menatap Seulgi penuh permohonan.

"Baiklah Nini, akan kucoba."


Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa relasi lelaki memilih keluar untuk merokok, sedang Seulgi duduk diam di ujung sofa, mengamati Jihyo yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Jihyo bukanlah orang yang bisa membaur, wanita ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya.

Seulgi tidak begitu akrab dengan Jihyo, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Jihyo cukup kooperatif.

Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing. Seulgi ragu untuk menanyakan perihal Irene kepada Jihyo.

Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi isterinya - telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.

Seulgi berdehem, menarik perhatian Jihyo dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius,

"Kami, aku dan isteriku bertemu dengan kekasihmu semalam."

Kepala Jihyo langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Seulgi dengan waspada,

"Oh ya?" Mada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Jihyo tidak bisa menipu Seulgi,

'ada sesuatu di sini' Batin Seulgi dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Jihyo...

"Yah, dia berkenalan dengan isteriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya."

Seulgi berusaha memancing Jihyo dan sepertinya pancingannya kena karena mata Jihyo menyipit dan menatapnya curiga.

"Dia meminta tolong kepada isteriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu." Bibir Jihyo mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri,

"Bilang pada isterimu untuk tidak melakukan apa-apa. Perempuan itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku." Jihyo menatap Seulgi lurus, menimbang-nimbang

TRAPPED OF DEVIL PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang